Menuju konten utama

Apa Penyebab Tsunami Covid di India & Kasus Corona Terkini?

Berikut adalah berita terkini kasus corona di India sekarang dan penyebab lonjakan kasus covid.

Apa Penyebab Tsunami Covid di India & Kasus Corona Terkini?
Kerabat memakai alat pelindung diri (APD) saat menghadiri pemakaman seorang pria, yang meninggal akibat terinfeksi virus corona (COVID-19), di sebuah krematorium di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi/WSJ/djo

tirto.id - Negara India sedang dihantam tsunami Covid gelombang kedua. Menurut data terakhir, jumlah orang yang terinfeksi Covid di India sudah mencapai 17 juta dalam beberapa hari terakhir. Sementara jumlah kematiannya, sudah melebihi angka 190.000.

Sebagaimana dilaporkan News.com, untuk tiga hari berturut-turut, India yang merupakan negara dengan populasi terbesar kedua di dunia mencatat rekor harian global untuk infeksi baru dalam semalam.

Ada 346.786 kasus baru dalam 24 jam terakhir, sedangkan 2.624 kematian lainnya tercatat dalam periode yang sama. Ini setara dengan hampir sepertiga dari semua infeksi baru di seluruh dunia.

Dalam laporan video BBC, menunjukkan staf medis di satu rumah sakit di Delhi yang panik dan berusaha menyelamatkan pasien yang sekarat.

Kepada wartawan jaringan, dokter mengatakan bahwa hampir tidak ada tempat tidur ICU di kota berpenduduk 20 juta itu dan, pada saat pembuatan video, persediaan oksigen hampir habis.

“Hampir setiap rumah sakit berada di ujung tanduk. Jika oksigen habis, tidak ada kelonggaran bagi banyak pasien, ”kata Dr Sumit Ray, seorang dokter dari Delhi.

“Dalam beberapa menit, mereka akan mati. Anda dapat melihat pasien ini - mereka menggunakan ventilator, mereka membutuhkan oksigen aliran tinggi. Jika oksigen berhenti, kebanyakan dari mereka akan mati. "

Mengapa India dilanda gelombang pandemi kedua? Padahal, sebelumnya India sudah pulih dari gelombang pertama pandemi. Mereka sudah kembali hidup normal dan bahkan mulai mengekspor vaksin. Bagaimana semua ini bisa terjadi?

Corona India

Kremasi masal korban tewas akibat terinfeksi virus corona (COVID-19), terlihat di sebuah lapangan krematorium di New Delhi, India, Kamis (22/4/2021). Gambar diambil menggunakan drone. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/FOC/djo

Penyebab Tsunami Covid India

Shashi Tharoor, mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBB sekaligus mantan Menteri Luar Negeri India menulis sebuah artikel berjudul "India's Covid Tsunami" di Project Syndicate. Dalam artikel itu, ia memuji langkah India yang mengirimkan jutaan dosis vaksin Covid-19 ke lebih dari 60 negara. Aspirasi India untuk diakui sebagai kekuatan global pun mendapat dorongan nyata.

Namun, sekarang, India justru mendapatkan lebih dari 300 ribu kasus setiap hari dan jumlah kematian yang lebih tinggi daripada yang dilaporkan. Ia bahkan khawatir India tiga kali lebih banyak mengekspor vaksin daripada memberikannya di dalam negeri. Hal itu memberikan tantangan kepada India dalam memenuhi kewajibannya kepada negara berkembang sekaligus memenuhi permintaan domestik.

Saat ini, India justru mengalami guncangan setelah jumlah infeksi meningkat menjadi 17 juta dalam beberapa hari terakhir dan jumlah kematian resmi melebih 190 ribu. Tempat tidur di rumah sakit pun tidak cukup, persediaan oksigen berkurang, pusat vaksinasi kehabisan dosis dan apotek tidak dapat memenuhi permintaan anti-virus.

Masih dalam artikel itu, Shashi Tharoor menyatakan, di televisi nasional, Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan orang India untuk memukul piring bersama. Dua minggu kemudian, Perdana Menteri kembali memerintahkan mereka untuk menyalakan lampu pada saat tertentu. Artinya, kata Shasi Tharoor, takhayul telah menggantikan kebijakan berbasis sains dalam menghadapi pandemi.

Selain itu, Perdana Menteri juga meminta untuk perang melawan Covid. Berkaca pada perang epik Mahabharata dimenangkan dalam 18 hari, dia mengklaim India akan memenangkan perang melawan virus corona selama 21 hari. Namun, strateginya pun tidak mendasar selain angan-angan.

Kesalahan lainnya, kata Shasi, adalah mengabaikan nasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti merekomendasikan strategi penahanan yang membutuhkan pengujian, pelacakan kontak, isolasi dan pengobatan.

Dari penguncian nasional pertama, ungkap Shashi, pemerintah pusat mengelola pandemi di bawah ketentuan yang tidak jelas dari Undang-undang Penyakit Epidemi dan Undang-undang Manajemen Bencana.

Seperti dilansir Reuters, Perdana Menteri India Narendra Modi pada hari Minggu mendesak semua warga untuk mengambil vaksin COVID-19 dan berhati-hati, dengan mengatakan "badai" infeksi telah mengguncang negara itu.

"Semangat kami tinggi setelah berhasil menangani gelombang pertama," kata Modi dalam pidato radio. "Tapi badai ini telah mengguncang bangsa."

Baca juga artikel terkait CORONA DI INDIA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya