Menuju konten utama

Apa Orang Dengan Autoimun Boleh Vaksin COVID-19 dan Syaratnya

Vaksin COVID-19 dapat diberikan kepada kebanyakan orang dengan kondisi medis tertentu seperti autoimun.

Apa Orang Dengan Autoimun Boleh Vaksin COVID-19 dan Syaratnya
Ilustrasi Vaksin. foto/Istockphoto

tirto.id - Orang dengan autoimun (ODAI) termasuk salah satu yang rentan terinfeksi COVID-19. Lantas untuk mengurangi risiko atau tingkat keparahan bila orang dengan autoimun terinfeksi COVID-19 apakah boleh mendapat vaksin?

Melansir laman Global Autoimmune Institute berdasarkan literatur ilmiah terkait vaksinasi COVID-19 dan penyakit autoimun, bukti yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa manfaat vaksinasi COVID-19 lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Situs web CDC juga menyatakan bahwa vaksin COVID-19 dapat diberikan kepada kebanyakan orang dengan kondisi medis tertentu seperti autoimun.

Bahkan, pada 12 Agustus 2021, FDA mengizinkan penggunaan dosis tambahan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dan Moderna bagi mereka yang kekebalannya terganggu dan mungkin tidak mengembangkan antibodi yang cukup setelah dosis penuh vaksin COVID-19.

Meski begitu, Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Iris Rengganis, mengatakan orang dengan autoimun perlu membawa surat keterangan layak vaksinasi dari dokter sebelum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.

"Tidak semua vaksin, termasuk Moderna, Pfizer, AstraZeneca, atau Sinovac, cocok bagi ODAI, maka setiap ODAI wajib membawa surat keterangan layak vaksinasi dari dokter yang merawat," ujar dokter yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Marisza Cardoba Foundation (MCF), seperti dilansir dari Antara.

Surat keterangan ini biasanya diberikan kepada ODAI saat menjalani pemeriksaan intensif oleh dokter yang merawatnya, dengan mencantumkan bahwa penyakit autoimunnya terkontrol. Dalam surat yang wajib dibawa saat vaksin juga tertera rekomendasi jenis vaksin paling sesuai, mengingat ODAI termasuk individu yang rentan.

Dokter spesialis penyakit dalam yang mewakili Bidang Publikasi Ilmiah MCF, Stevent Sumantri mengatakan, reaksi terhadap satu jenis vaksin yang sama bisa sangat berbeda pada tubuh ODAI satu dengan lainnya.

"Sangat individual. Ada yang tidak mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) sama sekali, ada juga yang timbul reaksi berat," tutur dia.

Data dari jurnal www.nature.com Spanyol menjelaskan, dari 910 ODAI yang menerima vaksin, tidak ditemukan efek samping sedang atau berat pada mereka yang menerima vaksin CoronaVac (Sinovac).

Namun, kadar antibodi sedikit lebih rendah dari mereka yang non-autoimun. Sedangkan, pada mereka yang menerima vaksin Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca cukup banyak menimbulkan efek samping berat serta terjadi kekambuhan autoimunitas.

"COVID-19 memberikan risiko infeksi dan kematian lebih tinggi pada ODAI. Vaksinasi COVID-19 memberikan dampak rasa aman dan peningkatan kualitas hidup mereka," tutur Stevent.

Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi saat sistem kekebalan menyerang organ-organ tubuh sendiri.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya