Menuju konten utama
Update Virus Corona

Apa Itu XE, Varian Baru COVID Omicron yang Disebut Paling Menular?

Apa itu varian XE, subvarian dari Omicron COVID-19 dan disebut WHO lebih menular dari Omicron.

Apa Itu XE, Varian Baru COVID Omicron yang Disebut Paling Menular?
Ilustrasi Corona. foto/istockphto

tirto.id - Varian XE, sub-varian baru dari Omicron baru-baru ini ditemukan di Inggris saat negara itu sedang memerangi gelombang baru virus corona.

Seperti dikutip Independent, Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan bahwa 4,9 juta orang di Inggris terinfeksi COVID-19 pada akhir pekan lalu, dan ini merupakan rekor tertinggi selama pandemi.

Lonjakan kasus diperkirakan turun ke orang-orang yang kini bisa bercampur lebih bebas sejak pembatasan Covid ditangguhkan, di mana sub-varian Omicron BA.2, yang dikenal sebagai Stealth Omicron (rekombinan) kemudian terdeteksi.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa mutasi lebih lanjut (XE) yang telah terdeteksi bisa lebih menular.

Apa Itu Varian XE?

XE adalah mutasi dari strain Omicron BA.1 dan BA.2, yang disebut sebagai "rekombinan".

Dalam laporan yang dirilis pekan lalu, WHO mengatakan rekombinan XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari dan mengatakan tes awal menunjukkan itu bisa lebih menular.

Laporan tersebut menyatakan, perkiraan awal menunjukkan keuntungan tingkat pertumbuhan masyarakat sebesar 10% dibandingkan dengan BA.2, namun temuan ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut.

“XE milik varian Omicron yang memiliki sedikit perbedaan signifikan dalam transmisi dan karakteristik penyakit, namun termasuk memiliki tingkat keparahan dalam hal penularan,” tulis laporan itu dilansir dari WebMD.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSCA) mengatakan pada hari Senin bahwa data terbaru menunjukkan XE memiliki tingkat pertumbuhan 9,8 persen di atas BA.2.

"Perkiraan ini tidak tetap konsisten karena data baru telah ditambahkan, itu belum dapat ditafsirkan sebagai perkiraan keuntungan pertumbuhan untuk rekombinan. Angka terlalu kecil bagi rekombinan XE untuk dianalisis berdasarkan wilayah,” kata UKHSCA.

UKHSCA mengatakan bahwa pada 22 Maret, 637 kasus XE telah terdeteksi di Inggris.

Ini hanya sebagian kecil dari kasus, dengan data terbaru dari Kantor Statistik Nasional (ONS), menunjukkan bahwa rekor 4,9 juta saat ini memiliki virus corona.

Saat ini, varian tersebut juga telah terdeteksi di Thailand.

Menanggapi terdeteksinya varian XE di Thailand, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat tidak perlu takut berlebih.

"Karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain COVID. Terlebih lagi, ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita," kata Wiku dalam keterangan persnya, Selasa (5/4/2022).

Sejauh ini, menurut Kementerian Kesehatan, varian yang pertama kali ditemukan di Inggris ini belum ditemukan di Indonesia.

"Untuk itu, Pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan," pungkas Wiku.

Gejala XE, Covid-19 baru

Karena sub-varian baru, situasinya mungkin berubah tetapi saat ini XE tidak dianggap hadir dengan gejala baru.

Gejala yang paling sering dilaporkan sangat mirip dari strain asli Omicron, yakni pilek, terutama pada orang yang telah divaksinasi.

Gejalanya termasuk pilek, bersin dan sakit tenggorokan, yang bertentangan dengan jenis virus asli yang umumnya menyebabkan demam, batuk dan kehilangan rasa atau bau.

Namun, daftar resmi NHS untuk gejala umum Covid diperluas pada hari Senin untuk memasukkan sembilan tanda penyakit baru.

Menurut NHS, tanda-tanda Covid-19 yang juga harus diwaspadai antara lain: sesak napas, merasa lelah atau lelah, badan pegal-pegal, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau berair, kehilangan nafsu makan, diare, merasa sakit atau sakit.

Baca juga artikel terkait VARIAN XE atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya