Menuju konten utama
Parenting

Apa Itu Uninvolved Parenting dan Dampaknya Terhadap Anak?

Mengenal Uninvolved Parenting atau Neglectful Parenting dan dampaknya terhadap anak.

Apa Itu Uninvolved Parenting dan Dampaknya Terhadap Anak?
Ilustrasi orangtua sibuk dengan gawainya masing-masing dan cuek terhadap anaknya. Getty Images/iStockPhoto

tirto.id - Menjadi orang tua merupakan sebuah tanggung jawab besar dan bukanlah tugas yang mudah. Pasalnya, setiap orang tua punya kewajiban untuk mendidik anak dengan pola asuh yang sesuai.

Berbicara tentang pola asuh, neglectful parenting atau uninvolved parenting merupakan salah satu jenisnya.

Pola asuh ini memiliki konotasi negatif karena jika diartikan secara harfiah, maka bermakna "pola asuh yang lalai atau tidak terlibat".

Pengertian Neglectful atau Uninvolved Parenting

Dikutip dari Choosing Therapy, neglectful parenting merupakan sebuah pendekatan di mana orang tua memberi sedikit atau tidak adanya dukungan untuk anak.

Di saat bersamaan, orang tua juga bersikap kurang kehangatan dan kasih sayang.

Selain itu, uninvolved parenting juga mengabaikan dan meremehkan emosi anak. Menurut Very Well Mind, anak sering kali dibiarkan membuat keputusan besar dan kecil seorang diri sehingga ia seolah membesarkan diri sendiri juga.

Secara kasar, gaya asuh ini dianggap lepas tangan karena tidak adanya keterlibatan dalam kehidupan anak.

Pada kasus yang ekstrem, orang tua mungkin mengabaikan kebutuhan pokok anak seperti dalam urusan makanan, air, pakaian, hingga tempat tinggal.

Ciri-Ciri Neglectful atau Uninvolved Parenting

Dilansir dari Healthline, berikut ini ciri dari pola asuh orang tua yang abai atau tidak terlibat.

1. Fokus pada masalah dan keinginan sendiri

Ilustrasi Orang Tua Marah ke Anak

Ilustrasi orang tua marah ke anak. FOTO/iStockphoto

Orang tua dengan neglectful parenting kerap sibuk dan kewalahan dengan urusan serta masalah mereka sendiri.

Jadi, mereka tidak responsif akan kebutuhan anak dan hanya menyediakan sedikit waktu untuk buah hatinya.

Mereka merasakan keterputusan yang membatasi fokus pada masalah yang dialami anak.

2. Kurangnya keterikatan emosional

Ilustrasi Pertengkaran Orangtua

Ilustrasi. Getty Images/iStockphoto

Seiring berjalannya waktu, hubungan emosional antara orang tua dan anak sering kali muncul secara alami bagi banyak orang.

Namun, dalam kasus neglectful parenting, ikatan ini tidak bersifat otomatis akibat orang tua bertindak jauh secara emosional dari anak mereka.

3. Kurangnya minat pada aktivitas anak

Ilustrasi Orangtua Lalai menjaga anak

Ilustrasi Orangtua sibuk dengan urusannya sendiri. FOTO/iStockphoto

Dikarenakan kurang atau tidak adanya kasih sayang, orang tua yang tidak terlibat tidak tertarik dengan pekerjaan sekolah, aktivitas, atau acara anak mereka.

Misalnya, jika ada acara sekolah atau konferensi orang tua dan guru, mereka akan mendahulukan kepentingan lain dibanding kepentingan anak.

Beberapa orang tua juga terkadang bersikap langsung mengabaikan atau menolak anak.

4. Tidak ada aturan atau harapan

Ilustrasi KDRT Anak

Ilustrasi sedih sendirian. foto/Istockphoto

Orang tua dengan uninvolved parenting cenderung tidak memiliki gaya kedisiplinan.

Apa pun yang anak lakukan, selama perilakunya tidak mempengaruhi mereka, maka akan dibiarkan tanpa diberi koreksi apapun.

Anak dibiarkan bertindak sesuai keinginannya. Mereka juga tidak akan marah ketika anak punya prestasi yang buruk di sekolah buruk.

Dampak Neglectful atau Uninvolved Parenting

Minuman Keras

ilustrasi seorang anak minuk minuman beralkohol.

Neglectful parenting memang sangat kontroversial, tapi perlu diingat bahwa pola asuh seperti ini tidak selalu disengaja.

Namun, apa pun alasan di baliknya, tak dapat dipungkiri bahwa terdapat sejumlah dampak dari pola asuh yang akan terjadi di kemudian hari.

Selain tidak memberi dukungan, kebanyakan orang tua dengan gaya asuh neglectful parenting juga tidak menetapkan aturan, batasan, atau memberi kontrol pada anak.

Kombinasi antara hal tersebut dan tidak adanya kasih sayang membuat anak berprestasi buruk di hampir setiap bidang kehidupan.

Ketika tumbuh, anak akan kesulitan berada dalam lingkungan yang menuntut kepatuhan atau aturan.

Hal ini juga berkaitan dengan perilaku negatif seperti harga diri serta kepercayaan diri yang rendah, impulsif, munculnya agresi, prestasi akademik yang buruk, atau bahkan penggunaan narkoba dan alkohol.

Dalam sebuah studi tahun 2016, anak juga cenderung menunjukkan defisit dalam kognisi, keterikatan, keterampilan emosional, dan keterampilan sosial. Kemungkinan besar, sulit bagi anak untuk membangun keterikatan bersama orang lain.

Baca juga artikel terkait UNINVOLVED PARENTING atau tulisan lainnya dari Nisa Hayyu Rahmia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Nisa Hayyu Rahmia
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno