Menuju konten utama

Apa Itu Tulang Leher Geser yang Dialami Lesti Kejora & Dampaknya

Menurut dokter spesialis ortopedi dan traumatologi Dohar Al Tobing pergeseran antar ruas tulang leher dapat menyebabkan lumpuh hingga kematian.

Apa Itu Tulang Leher Geser yang Dialami Lesti Kejora & Dampaknya
Lesti Kejora. instagram/LestyKejora

tirto.id - Penyanyi Lesti Kejora mengalami cedera serius menyusul laporan dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang melibatkan suaminya, Rizky Billar.

Melansir Antara, seorang informan anonim menyebutkan bahwa cedera yang dialami Lesti mengakibatkan tulang lehernya bergeser. Kondisi ini disebut para ahli sebagai dislokasi tulang leher yang dampaknya bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Selain cedera leher, informan juga menyebutkan bahwa Lesti mengalami cedera serius di kerongkongan akibat kekerasan yang dialaminya.

Sebelumnya, Lesti Kejora dikabarkan melaporkan sang suami ke Polres Jakarta Selatan setelah mendapatkan kekerasan berulang pada September lalu.

"Saudara Muhammad Rizky ini melakukan kekerasan fisik. Terlapor berusaha mendorong dan membanting korban ke kasur dan mencekik leher korban sehingga jatuh ke lantai. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, pada Jumat (30/9/2022).

Menurut Zulpan, jika terbukti melakukan KDRT Rizky terancam hukuman maksimal lima tahun penjara denda maksimal Rp15 juta.

Apa Itu Tulang Leher Bergeser Seperti yang Dialami Lesti Kejora?

Tulang leher bergeser atau dislokasi leher adalah kondisi cedera yang menyebabkan tulang leher (cervical vertebrae) bergeser antara satu ruas dengan ruas lainnya. Mengutip Keck School of Medicine, kondisi ini bisa terjadi ketika ligamen di leher cedera.

Ligamen leher berfungsi dalam menjaga stabilitas kepala dan leher, terutama untuk fleksibilitas dan akselerasi kepala. Meskipun fleksibel, ligamen dapat mengalami cedera apabila mengalami peristiwa ekstrem.

Cedera ligamen bisa dipicu oleh berbagai hal, seperti kecelakaan, kekerasan, hingga olahraga. Jika terjadi cedera, otomatis fungsi ligamen menjadi rusak sehingga dapat memicu pergeseran tulang leher.

Dampak Tulang Leher Bergeser

Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi Dohar Al Tobing mengungkapkan bahwa pergeseran antar ruas tulang leher dapat berdampak fatal. Hal ini karena area tersebut dekat dengan sistem saraf yang mengubungkan fungsi ekstremitas atau anggota gerak tubuh atas hingga bawah.

“Kalau mengalami cedera apalagi dislokasi pergeseran yang ekstrem, maka saraf itu bisa terjepit bahkan terputus. Akibatnya orang bisa mengalami kelumpuhan pada keempat ekstremitasnya,” kata Dohar seperti yang dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, menurut Dohar gangguan sistem saraf tersebut juga bisa memengaruhi fungsi otot pernapasan.

“Dislokasi pada tulang leher ini bisa berakibat sangat berat bahkan bisa mengancam nyawa karena mengganggu otot-otot pernapasan,” katanya.

Selain itu, penderita dislokasi tulang leher dapat mengalami serangkaian gejala yang menyakitkan. Menurut Vitalis Physiotherapy, berikut gejala yang dapat dialami penderita dislokasi tulang leher:

  • Sakit dan nyeri leher ekstrem yang menjalar ke area tangan, punggung, lengan, bahkan kaki.
  • Kaku di area leher dan belakang kepala.
  • Kejang otot.
  • Kesulitan bernapas dan/atau menelan.
  • Berkurangnya jangkauan gerak, refleks, dan kontrol tubuh.
  • Kelumpuhan sebagian tubuh atau seluruh tubuh sementara bahkan permanen.
  • Area yang terkena dislokasi bengkak dan meradang.
  • Pusing dan sakit kepala.
  • Nyeri saraf seperti sensasi kesemutan.

Cara Mengobati Tulang Leher Bergeser

Tulang leher yang bergeser dapat diobati dengan penanganan medis yang tepat. Oleh karena itu, individu yang mengalami cedera, kekerasan, atau kecelakaan harus segera dilarikan ke rumah sakit.

Selanjutnya, dokter akan mendiagnosis kondisi penderita dan merekomendasikan langkah-langkah penanganan dislokasi tulang leher sesuai tingkat keparahannya.

Menurut Vitalis Physiotherapy dokter mungkin akan menyuntikkan obat pengurang rasa sakit dan obat-obatan lainnya. Selain itu, dokter juga akan mencegah mobilisasi tulang dengan memasang penyangga leher atau gips.

Di beberapa kasus dokter mungkin akan merekomendasikan penderita untuk menerima fisioterapi.

Baca juga artikel terkait LESTI KEJORA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora