Menuju konten utama

Apa Itu Stratifikasi Sosial dan Kelas Sosial dalam Sosiologi?

Stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat ke dalam lapisan tertentu. Penggolongan ini menciptakan kelas sosial berdasar ukuran tertentu.

Apa Itu Stratifikasi Sosial dan Kelas Sosial dalam Sosiologi?
Ilustrasi. Kekayaan seperti kepemilikan kendaraan terkadang menjadi ukuran penentuan stratfikasi sosial. ANTARA FOTO/Didik Suhartono.

tirto.id - Dalam ilmu sosiologi, stratifikasi sosial berarti penggolongan dan pengelompokan masyarakat ke dalam berbagai lapisan tertentu.

Menurut Pitirim A. Sorokin, dalam buku Sosiolologi: Suatu Pengantar oleh Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial merupakan suatu bentuk pembagian penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan kelas bertingkat (hierarkis) dengan perwujudan kelas tinggi dan kelas rendah. Kelompok yang memiliki kedudukan lebih tinggi dalam hierarki sosial, mempunyai kesempatan akan akses yang lebih besar terhadap kekuasaan dan sumber daya.

Latar belakang munculnya konsep tersebut, menurut Maunah, 2015, akibat dari proses pembagian kerja secara sosial atas dasar kepemilikan pribadi alat produksi. Karl Marx juga menyatakan bahwa stratifikasi didasari oleh dimensi ekonomi yang memandang kepemilikan alat produksi sebagai kebutuhan pokok.

Namun, jika dilihat lebih jauh lagi stratifikasi sosial tidak hanya didasarkan pada faktor kekayaan saja. Pada kelompok masyarakat lain, stratifikasi dapat ditemukan atas dasar afiliasi suku, usia, dan juga kasta sosial. Dewasa ini pula stratifikasi sosial dapat ditemukan dalam berbagai kelompok, baik formal maupun informal. Contohnya seperti dalam institusi pendidikan-sekolah, pekerjaan, dan kelompok pertemanan.

Dalam kajian ilmu sosial (Sosiologi), menurut Cole, Nicki Lisa, Ph.D, stratifikasi sosial lebih menekankan pada pendekatan titik temu. Pendekatan tersebut dipengaruhi oleh faktor seperti rasisme, seksisme, dan heteroseksisme.

Stratifikasi sosial juga memiliki ukuran yang digunakan untuk menciptakan pembagian kelas tersebut, diantaranya sebagai berikut :

1. Faktor Kekayaan

Faktor kekayaan paling sering dan dapat dilihat secara langsung dalam bentuk hierarki sosial. Orang yang memiliki kekayaan mampu untuk mendapatkan dan memberikan akses menggunakan kekayaan yang dimilikinya. Contoh kekayaan tersebut, misalnya seperti bentuk rumah, kendaraan, cara menggunakan pakaian, perilaku konsumsi, dan berbagai hal lainnya.

2. Peran Interseksionalitas

Dalam hal ini, sosiolog menyadari keberadan berbagai faktor seperti ras, jenis kelamin, seksualitas dapat mempengaruhi stratifikasi. Hal tersebut karena keberadaannya dapat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat dan mengurutkannya ke dalam bentuk hierarki.

3. Faktor Pendidikan

Faktor pendidikan pada dasarnya lebih mengarah pada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu dalam kelompok. Akan tetapi disamping itu juga dapat dilihat korelasi antara tingkat pendidikan dengan pendapatan dan kekayaan. Sebagai contoh, dalam suatu survei di Amerika Serikat menemukan fakta bahwa orang yang memiliki gelar sarjana memiliki kekayaan empat kali lebih dari rata-rata orang muda.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Muhammad Ibnu Azzulfa

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Muhammad Ibnu Azzulfa
Penulis: Muhammad Ibnu Azzulfa
Editor: Agung DH