Menuju konten utama

Apa itu Single Shaming dan Bagaimana Cara Menghadapinya?

Salah satu pertanyaan Single Shaming: "Kapan Nikah?" dan bagaimana cara menghadapi Single Shaming dengan Elegan.

Apa itu Single Shaming dan Bagaimana Cara Menghadapinya?
Ilustrasi single shaming. FOTO/Istock

tirto.id - Mitos bahagia selamanya bersama pasangan menjadi gambaran seolah seseorang harus menikah pada usia tertentu, terutama bagi seorang perempuan.

Dari penggunaan umum istilah perawan tua, budaya menempatkan nilai yang tidak proporsional pada status hubungan seorang perempuan.

Sebenarnya ada banyak manfaat menjadi lajang, salah satunya bisa memiliki banyak kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan sebagai seorang lajang.

Namun, banyak juga meme lajang yang membuat banyak orang tampaknya berpikir bahwa jika menjadi lajang artinya telah gagal dalam sebuah hubungan.

"Single shaming berasal dari gagasan bahwa menjadi lajang entah bagaimana 'lebih rendah' ​​untuk berada dalam suatu hubungan," kata pakar kencan Match, Hayley Quinn, dikutip dari Cosmopolitan.

"Ini dapat diekspresikan sebagai pujian yang bermaksud baik (meskipun salah menilai) untuk komentar yang benar-benar kasar. Baik itu berasal dari kerabat usil atau teman berpasangan sombong, komentar ini dapat menyiratkan bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya aneh tentang menjadi seorang wanita yang menjadi lajang karena pilihan," sambungnya.

Hayley Quinn mengemukakan gagasan ini tentu saja dapat ditelusuri kembali ke gagasan tradisional (patriarki) bahwa seorang wanita harus dinilai dari status perkawinannya.

"Ini sering kali menjadi pertanyaan pertama yang ditanyakan orang bahkan sebelum berpikir untuk menanyakan tentang karier Anda, teman, atau bagian lain dari hidup yang mungkin Anda pedulikan," tambahnya.

Berikut efek psikologis dari Single Shaming sebagaimana dipaparkan dalam laman Psychology Today :

    • Rasa Malu;
    • Menyerang Jiwa;
    • Merusak Pencapaian
    • Mengikis Harga Diri;
    • Depresi.
Perempuan lajang menjadi anggota salah satu kelompok yang paling terstigmatisasi. Namun, pria lajang juga menghadapi stigma tetapi tidak sampai pada tingkat yang sama.

Pertimbangkan kontras konotatif antara "perawan tua" dan "bujangan" atau "playboy".

Kebohongan budaya memberitahu kita bahwa seorang wanita belum mencapai puncak kesuksesan yang sebenarnya atau menjadi orang yang sepenuhnya sadar sampai dia berjalan menyusuri lorong atau memiliki cincin di jarinya.

Berikut tips menghadapi Single Shaming dalam lingkup kehidupan seorang lajang dikutip dari Huffpost :

1. Tips Menghadapi Shaming di Kantor

    • Jangan Pernah Merasa Malu;
    • Abaikan Saja;
    • Tidak Perlu Membicarakan Kehidupan Pribadi;
    • Memberi tahu bahwa fokus utama saat ini adalah pekerjaan dan bukan percintaan.
2. Tips Menghadapi Shaming di Pertemanan

    • Membela Diri Sendiri
    • Bersikap Serius
    • Jangan Malu
    • Angkat Bicara
3. Tips Menghadapi Shaming di Keluarga

    • Sarkasme
    • Berterus Terang dan Jujur
    • Jangan Pernah Malu

Baca juga artikel terkait SINGLE SHAMING atau tulisan lainnya dari Septiany Amanda

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Septiany Amanda
Editor: Dhita Koesno