Menuju konten utama

Apa Itu Seni dan Fungsinya dalam Kehidupan Masyarakat

Mengenal apa itu seni dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat. 

Apa Itu Seni dan Fungsinya dalam Kehidupan Masyarakat
Seniman menampilkan tari baris manca saat pagelaran seni Jaya Baya, di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Bali, Jumat (26/2/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/hp.

tirto.id - Seni adalah keahlian membuat sebuah karya yang bermutu baik audio maupun visual, seperti tari, lukisan, ukiran, lagu, dan lainnya. Seseorang yang membuat sebuah karya seni dikenal dengan julukan seniman.

Menurut buku Antropologi: Untuk Kelas XII/Program Bahasa (2009:3) Dyastriningrum menjelaskan, seni berasal dari kata “sani” yang berarti “jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa”. Sedangkan, berdasarkan kajian Eropa berasal dari “art atau artivisial” yang artinya barang hasil sebuah kegiatan.

Jika dikaitkan dengan manusia sebagai pembuatnya, maka seniman perlu melakukan identifikasi secara nuraniah (batin) yang memunculkan kreatifitas untuk mengekspresikan sesuatu.

Hasilnya, disajikan melalui beberapa barang estetik (indah) sebagai simbol dari ekspresi tersebut atas budaya dan juga pemikiran subjektifnya.

Dalam buku Antropologi Kelas XII (2009:2) Puji Lestari menambahkan dengan kata lain, seni adalah hasil produksi manusia yang berawal dari imajinasi kreatif yang bisa menerangkan, memahami, dan menikmati kehidupan.

Secara umum, seni diklasifikasikan menjadi tiga bidang, mulai dari seni rupa (lukisan, patung, dan ukiran), seni sastra (puisi dan prosa atau cerita), dan seni pertunjukan (tari, drama atau teater, dan musik).

Fungsi Seni

Seni bukan hanya diciptakan dari satu tempat tertentu, melainkan berbagai wilayah yang berbeda. Akibatnya, seni memiliki keragaman di setiap daerah berdasarkan pemikiran dan kebudayaan masing-masing.

Misalnya, terdapat satu suku yang mempunyai karya seni atau kesenian berupa patung sebagai simbol kehidupan budaya mereka. Di suku lain, sudah pasti akan terdapat patung yang berbeda karena mereka pada dasarnya memiliki pandangan lain dalam menghayati arti kehidupan.

William A. Haviland menjabarkan beberapa fungsi seni atau kesenian. Berikut ini daftarnya:

1. Sebagai hiburan bagi masyarakat

Dalam kehidupan, ekspresi kebahagiaan bisa disajikan melalui kesenian. Bukan hanya mengekspresikan, namun seni juga bisa membawa orang yang melihatnya terhibur.

Salah satu contohnya dapat dilihat dari seni pertunjukan “Palang Pintu” yang dimiliki masyarakat betawi. Biasanya, seni ini ditampilkan ketika seorang pria datang menuju kediaman calon pengantin perempuannya.

Penampilan silat antara kubu pendatang dan penjaga wilayah (pengantin perempuan) disajikan untuk menghibur dan menyambut kedatangan besan.

2. Penunjuk eksistensi norma yang sesuai

Norma agar masyarakat berlaku sesuai bukan hanya dibuat berdasarkan tuturan dan tulisan yang disampaikan oleh para pemimpin di sebuah daerah. Akan tetapi, seni juga bisa digunakan untuk menyalurkan aturan tersebut.

Kita dapat melihat contohnya dari kisah Walisongo yang menggunakan seni pertunjukan wayang dan tembang untuk memberikan arahan kepada masyarakat di zamannya.

Melalui kesenian ini, masyarakat bisa menerima suatu aturan yang biasanya terkesan membosankan dengan cara yang lebih kreatif dan menghibur.

3. Meningkatkan rasa solidaritas kelompok masyarakat

Terkait fungsinya dalam membangun solidaritas kelompok, bisa terbentuk ketika seorang manusia menyadari bahwa kebudayaan atau karya seni mereka ternyata memiliki peran penting dalam kehidupan kelompoknya.

Contoh dari fungsi ini bisa dilihat dari kasus pertunjukan tari Pendet yang sempat diklaim sebagai budaya Malaysia.

Pihak Indonesia yang merasa memiliki seni tersebut tidak tinggal diam dan menyatukan suara untuk menentang pengklaiman.

4. Simbol komunikasi dengan masayarakat lain

Fungsi ini terlihat ketika adanya beberapa karya seni yang ditunjukkan kepada masyarakat luar. Dengan begitu, seseorang dari tempat lain bisa mengetahui bahwa terdapat suatu karya yang berasal dari sebuah daerah.

Gambaran mengenai fungsi ini dapat dilihat dari seni patung “Liberty” yang dijadikan simbol kota New York atau bangunan “Monas” yang ada di Jakarta.

Dengan begitu, baik penduduk di daerah itu atau dari daerah lain bisa menyimpulkan siapa penciptanya dan di mana lokasinya ketika melihat benda seni tersebut tanpa harus dijelaskan lagi.

Baca juga artikel terkait ANTROPOLOGI atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yandri Daniel Damaledo