Menuju konten utama

Apa itu Seleksi Bakat Skolastik LPDP dan Perbedaannya dari TPA?

Seleksi bakat skolastik merupakan salah satu tes dalam seleksi LPDP 2022. Apa itu seleksi bakat skolastik dan apa perbedaannya dari TPA?

Apa itu Seleksi Bakat Skolastik LPDP dan Perbedaannya dari TPA?
Sejumlah mahasiswa mendaftar di stan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan (LPDP) khusus kawasan daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Kupang, NTT, Jumat (17/2). LPDP menargetkan 150 orang untuk program magister dan doktoral dengan sasaran daerah 3T mulai dari Provinsi Maluku Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/aww/17.

tirto.id - Salah satu tes yang digunakan dalam seleksi beasiswa LPDP adalah seleksi bakat skolastik. Tes ini bertujuan untuk mengukur potensi inteligensi yang ada pada pelamar. Lantas, apa itu seleksi bakat skolastik dan apa bedanya dari tes potensi akademik (TPA)?

Pada 2022, pendaftaran beasiswa LPDP akan dibuka dua kali, yakni 25 Februari-27 Maret 2022 (gelombang 1) dan 4 Juli-5 Agustus 2022 (gelombang 2). Para pelamar dapat mempersiapkan diri jauh-jauh hari dengan matang untuk mendaftar beasiswa LPDP.

Ketika melamar beasiswa dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ini, terdapat 3 jenis seleksi yang dilangsungkan:

1. Seleksi Administrasi

2. Seleksi Bakat Skolastik

3. Seleksi Substansi

Setelah lolos dalam seleksi administrasi, pelamar akan melakukan seleksi bakat skolastik. Tes ini menentukan apakah pelamar berhak melanjutkan ke tahapan seleksi selanjutnya atau tidak.

Banyak yang mengira bahwa tes bakat skolastik sama dan serupa dengan TPA. Kendati memang ada kemiripan, sebenarnya tes bakat skolastik berbeda dari TPA. Lantas apa pengertian dan perbedaan kedua jenis tes tersebut?

Pengertian Seleksi Bakat Skolastik dan Perbedaannya dari TPA

Seleksi bakat skolastik atau scholastic aptitude test merupakan seperangkat alat tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif pelamar secara umum dan inteligensinya, sebagaimana dikutip dari Indonesian Journal of Educational Assessment.

Artinya, tes ini akan mengukur bakat dasar dari pelamar, bukan hasil pengetahuan yang ia peroleh dari pembelajaran sebelumnya.

Hal itu berbeda dari tes potensi akademik (TPA) yang merupakan tes untuk melihat kemampuan dasar akademik. Biasanya, tes TPA digunakan untuk memprediksi kemampuan akademik seseorang apakah bisa atau tidak menyelesaikan studi di suatu institusi.

Sebagai misal, Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki tes potensi akademik tersendiri yakni Potensi Akademik Pascasarjana (PAPs) yang menjadi syarat masuk dan lulus pascasarjana atau magister di UGM.

Kendati demikian, tes bakat skolastik, TPA, atau tes inteligensi umum (TIU) tidak berbeda jauh. Yang mungkin membedakannya adalah tingkat kesulitan dari masing-masing tes bervariasi satu sama lain.

Di tes LPDP, apa yang menjadi komponen pertanyaan seleksi bakat skolastik? Lazimnya, seleksi bakat skolastik LPDP memiliki komponen sebagai berikut:

1. Penalaran verbal

2. Penalaran numerik

3. Pemecahan masalah

Karena tidak berbeda jauh dari tes-tes akademik lainnya, biasanya calon pelamar dapat belajar mempersiapkan seleksi bakat skolastik dengan mempelajari soal-soal TPA dari Bappenas, soal TIU CPNS, soal TPA Pascasarjana, dan sebagainya.

Berdasarkan pengalaman penulis mengikuti seleksi LPDP, seleksi bakat skolastik terdiri dari 60 soal, yang terdiri dari 3 komponen di atas.

Pertanyaan selanjutnya, apakah ada skor minimal atau passing grade seleksi bakat skolastik LPDP?

Sebagai informasi, LPDP tidak pernah mempublikasikan secara resmi passing grade atau skor minimal yang menentukan kelulusan pelamarnya.

Sejauh ini, memang sudah beredar passing grade seleksi bakat skolastik di media sosial atau milis beasiswa. Namun, passing grade tersebut biasanya merupakan perbandingan dari satu awardee ke awardee lain. Artinya, skor tersebut bukan ketentuan resmi dari LPDP, melainkan hanya perkiraan dari sebagian awardee yang lulus LPDP.

Baca juga artikel terkait BEASISWA LPDP 2022 atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya