Menuju konten utama

Apa Itu Rapid Test untuk Deteksi Covid-19 dan Bedanya dengan Swab

Kenali rapid test atau tes massal untuk deteksi Covid-19 dan bedanya dengan swab test.

Apa Itu Rapid Test untuk Deteksi Covid-19 dan Bedanya dengan Swab
Sejumlah pegawai Kemenko PMK melakukan rapid test di Kantor Kemenko PMK dengan alat buatan Indonesia di Jakarta, Kamis (9/7/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Rapid test dan swab test jadi hal yang populer di tengah pandemi corona Covid-19. Dua jenis uji tersebut digunakan untuk mendeteksi virus di dalam tubuh seseorang.

Rapid test atau tes cepat COVID-19 bertujuan untuk mendeteksi kasus secara dini sehingga pemerintah dapat menyusun dan melakukan tindakan yang tepat untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Infografik Kasus Sembuh Covid 19 di Indonesia

Infografik Kasus Sembuh Covid 19 di Indonesia. tirto.id/Rngga

Tidak semua orang perlu mengikuti rapid test atau tes cepat. Hanya mereka yang direkomendasikan oleh petugas kesehatan yang perlu menjalaninya. Lantas, seperti apa pelaksanaan rapid test di Indonesia?

Saat ini pemerintah melaksanakan kebijakan rapid test atau tes cepat. Rapid test dilakukan dengan mengambil tetes darah untuk melihat antibodi. Dengan dilakukannya rapid test di banyak daerah, akan ada lonjakan kasus positif.

Dengan mengetahui banyaknya kasus positif, penting bagi pemerintah untuk mengambil tindakan tepat dalam penanganan wabah COVID-19.

Saat pemeriksaan atau rapid test, tidak ada aktivitas mobilisasi massa untuk pemeriksaan dan petugas akan mendatangi rumah ke rumah menelusuri riwayat kontak erat seseorang.

Hasil Rapid Test dapat diperoleh dengan cepat, yaitu 2-15 menit. Namun, dilansir covid19.go.id, ada beberapa hal mengenai rapid test yang perlu diingat:

- Antibodi baru dihasilkan tubuh antara 8-10 hari setelah timbul gejala sehingga tetap ada kemungkinan hasil negatif yang keliru.

- Hasil positif bisa terjadi karena infeksi lain, seperti demam berdarah, sehingga tetap ada kemungkinan hasil positif yang keliru.

Setelah mendapat hasil rapid test, jika positif, maka harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium di rumah sakit rujukan.

Sementara itu, jika hasil negatif, maka harus diulang pada hari ke-10. Sementara menunggu, orang harus isolasi diri selama 14 hari. Jika muncul demam tinggi dan sesak napas maka segera ke rumah sakit rujukan.

Beda Rapid Test dan Swab Test

Rapid test dilakukan dengan menggunakan sampel darah, sedangkan metode PCR yang sering disebut dengan swab test menggunakan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah sebagai bahan pemeriksaan. Tes ini dilakukan oleh para petugas kesehatan dengan menyeka bagian belakang tenggorokan.

Dari segi waktu pemeriksaan, hasil pemeriksaan dengan rapid test hanya membutuhkan waktu 10 menit hingga 2 jam melansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara itu, CDC menyebutkan pemeriksaan dengan metode PCR paling cepat membutuhkan waktu sekitar 20 hingga 30 menit. Metode PCR tersebut diklaim memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap virus COVID-19.

Pada metode PCR, ketika sampel cairan dari saluran pernapasan bawah tiba di lab, para peneliti mengesktrak asam nukleat di dalamnya. Asam nukleat tersebut mengandung genom virus yang dapat menentukan adanya infeksi atau tidak dalam tubuh.

Kemudian, peneliti dapat memperkuat daerah genom tertentu dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai reaksi berantai transkripsi polimerase terbalik.

Pada dasarnya, hal ini memberi para peneliti sampel besar yang kemudian dapat mereka bandingkan dengan virus Corona baru, yang dikenal sebagai SARS-CoV-2.

Virus SARS-CoV-2 memiliki hampir 30.000 nukleotida, blok bangunan yang membentuk DNA dan RNA.

---------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH