Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Apa Itu Puisi Rakyat, Tujuan, Ciri-ciri & Contoh Puisi Rakyat

Tujuan puisi rakyat antara lain untuk menghibur, memberi nasehat, memberi isyarat, hingga sebagai protes sosial.

Apa Itu Puisi Rakyat, Tujuan, Ciri-ciri & Contoh Puisi Rakyat
Ilustrasi gadis muda membaca dan mendeklamasikan sebuah puisi di taman. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Puisi Rakyat merupakan jenis puisi tradisional yang terikat dengan ketentuan-ketentuan atau aturan tertentu.

Lantaran puisi rakyat terdiri dari beberapa jenis, maka aturan (ciri-cirinya) pun berbeda satu sama lain.

Klasifikasi puisi rakyat dengan puisi modern ini sebenarnya dibedakan atas adanya aturan atau tidaknya.

Puisi rakyat memang mempunyai aturan tertentu, mulai dari suku kata, baris, bunyi, rima, dan lain-lain. Sementara, puisi modern lebih bebas dari itu.

Menurut catatan di situs Ditpsmp Kemdikbud, puisi rakyat kadang disapa puisi lama. Sementara itu, bentuk-bentuknya dibagi atas pantun, gurindam, hingga mantra.

Lantas, apa saja tujuan dan ciri-ciri puisi rakyat tersebut?

Tujuan Puisi Rakyat

Sebagai karya sastra lisan maupun tulis yang hidup di masyarakat tradisional, puisi rakyat mengandung pengetahuan-pengetahuan tertentu.

Sementara, suatu olahan kata yang disusun teratur bertujuan untuk memberikan kesan estetik pada karya tersebut.

Berdasarkan ungkapan Rakhma Subarna dalam Bahasa Indonesia Kelas VII (2021, hlm. 42), terdapat tujuh tujuan dari pembuatan puisi rakyat.

Berikut ini tujuan tersebut beserta dengan penjelasannya.

1. Menghibur

Ditulis atau disampaikan untuk menghibur seseorang atau kelompok tertentu.

2. Memberi Nasehat

Berisi petuah atau pesan moral mengenai aturan hidup yang baik dan benar.

3. Memberi Isyarat

Menyajikan isyarat-isyarat atau sindiran tertentu, misalnya untuk memulai doa atau permainan.

4. Mengajak

Berisi ajakan kepada seseorang atau suatu kelompok tertentu lewat sastra.

5. Melarang

Berisi anjuran untuk tidak melakukan suatu perbuatan yang merugikan orang lain atau diri sendiri.

6. Media Perenungan

Berisi petuah ilhamiah agar seseorang bisa merenungi kesalahannya dalam hidup.

7. Protes Sosial

Berisi fakta kehidupan yang kurang memuaskan.

Ciri-ciri dan Contoh Puisi Rakyat

Puisi rakyat mempunyai ciri-ciri yang berbeda berdasarkan jenisnya. Sementara itu, jenis-jenis puisi rakyat ini dibedakan atas pantun, gurindam, dan mantra.

Hal paling mencolok dari ciri-cirinya adalah nama penulis yang bersifat anonim. Namun, ada juga beberapa kasus penulis yang mencantumkan nama ketika membuat puisi rakyat.

Berikut ini ciri-ciri dan contoh puisi rakyat dari ketiga jenisnya.

1. Pantun

  • Terdiri dari empat baris setiap baitnya
  • Ada 8 sampai 12 kosa kata setiap barisnya
  • Baris 1 dan 2 adalah sampiran
  • Baris 3 dan 4 adalah isi
  • Berbunyi atau berima a-b-a-b
Contoh:

Berakit-rakit ke hulu

Berenang-renang ke tepian

Bersakit-sakit dahulu

Bersenang-senang kemudian

2. Gurindam

  • Terdiri dari 2 baris setiap bait
  • Satu baris ada 8
  • 14 suku kata
  • Baris pertama syarat, baris kedua jawabannya
  • Baris pertama dan kedua menunjukkan sebab-akibat
  • Bunyi atau rimanya a-a
Contoh:

Barangsiapa mengenal akhirat,

Tahulah ia dunia mudarat

(Pasal 12 dalam Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji)

3. Mantra

  • Berisi rangkaian kata yang berirama
  • Lekat dengan kekuatan gaib dan diujar demi keperluan tertentu
  • Berisi rayuan atau perintah
  • Bunyi sangat diperhatikan
Contoh:

Mari, ruh, ke mari!

Mari, semangat, ke mari

Mari, kecil, ke mari

Mari burung, ke mari

Mari halus, ke mari

Jangan engkau berkecil hati

Jangan engkau berkecil rasa

Jangan engkau mengambil salah

Jangan engkau mengambil silih

Aku duduk pujamu

Aku duduk helamu

Aku duduk serumu

Aku duduk lambaimu

(Mantra, Syair, dan Pantun di Tengah Kehidupan Modern, Korrie Layun Rampan, 2014)

Baca juga artikel terkait PUISI RAKYAT atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno