Menuju konten utama

Apa Itu Piriformis Syndrome, Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi

Penyebab utama dari piriformis syndrome adalah pembengkakan di otot piriformis dan syaraf skiatik.

Apa Itu Piriformis Syndrome, Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi
Ilustrasi piriformis syndrome. foto/istockphoto

tirto.id - Piriformis syndrome adalah kondisi atau penyakit yang menyebabkan rasa nyeri di bagian bokong, pinggang atau paha bagian atas.

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, piriformis syndrome biasanya terjadi akibat otot piriformis yang terletak di bagian bokong menghimpit syaraf skiatik dan menyebabkan pembengkakan.

Otot piriformis adalah otot datar dan tipis yang melintang dari ujung bawah tulang belakang melalui bokong hingga ke paha. Otot ini berada pada kedua sisi tubuh dan berfungsi untuk membantu pergerakan di bagian bawah tubuh.

Sementara syaraf skiatik biasanya berada di bawah atau di balik otot piriformis yang terhubung dengan tulang belakang.

Pembengkakan ini dapat menyebabkan rasa nyeri atau mati rasa pada bagian bokong hingga bagian kaki. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu bagian tubuh atau kedua-duanya sekaligus.

Penyebab Piriformis Syndrome

Penyebab utama dari piriformis syndrome adalah pembengkakan di otot piriformis dan syaraf skiatik. Namun, terdapat juga beberapa kegiatan yang bisa menjadi pemicu terjadinya piriformis syndrome, antara lain:

  1. Menaiki tangga, berjalan, atau berlari tanpa otot piriformis yang kuat.
  2. Cidera pinggang, bokong, atau kaki akibat dari jatuh atau kecelakaan.
  3. Otot tegang akibat kurangnya aktivitas fisik.
  4. Mengangkat sesuatu yang berat secara tidak benar.
  5. Tidak melakukan pemanasan sebelum berolahraga atau aktivitas fisik berat.
  6. Melakukan latihan atau gerakan fisik berat secara berlebihan.
  7. Duduk dalam waktu yang terlalu lama.

Gejala Piriformis Syndrome

Beberapa gejala utama yang kerap dialami oleh orang yang menderita piriformis syndrome pada bagian bokong, pinggang, atau paha antara lain adalah:

  1. Rasa sakit atau nyeri
  2. Rasa panas terbakar
  3. Mati rasa atau kesemutan
  4. Rasa ngilu seperti tersetrum
Gejala-gejala tersebut biasanya akan terasa lebih parah ketika melakukan aktivitas seperti duduk dalam waktu lama, berjalan, berlari, atau menaiki tangga.

Pengobatan Piriformis Syndrome

Dilansir dari laman Fisioterapi UNBI, terdapat beberapa fisioterapi yang biasa dilakukan untuk mengobati piriformis syndrome, antara lain:

1. TENS (Transcutaneous Elektrical Nerve Stimulation)

TENS merupakan fisioterapi yang mengurangi nyeri piriformis syndrome dengan cara memasang pad elektroda pada otot piriformis dalam waktu 15 menit dengan tekanan elektrik yang disesuaikan dengan toleransi pasien.

2. MWD (Micro Wave Diathermy)

MWD juga merupakan fisioterapi yang menggunakan efek thermal untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan peredaran darah di area piriformis. Terapi ini dilakukan dengan memasang elektroda di otot piriformis selama 15 menit dengan intensitas 06-80 watt.

3. US (Ultrasound)

Terapi ultrasound merupakan terapi yang memancarkan gelombang ultrasound dengan frekuensi tertentu. Terapi ini dilakukan dengan memberikan gel ultrasound di area piriformis dan menggunakan alat pemancar gelombang ultrasound yang disebut probe selama 7-10 menit.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Muhammad Iqbal Iskandar
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari