Menuju konten utama

Apa Itu Permainan Jonjang, Jenis Dolanan Tradisional & Aturannya

Permainan jonjang diklaim berasal dari daerah Purbalingga (terletak dekat Banyumas). Berikut aturan bermainnya.

Apa Itu Permainan Jonjang, Jenis Dolanan Tradisional & Aturannya
Ilustrasi Jonjang. foto/IStockphoto

tirto.id - Permainan tradisional merupakan permainan rakyat yang diturunkan oleh orang-orang terdahulu. Dengan begitu, permainan daerah ini kerap dianggap sebagai budaya sekaligus warisan.

Menurut Bishop dan Curtis dalam Play Today In The Primary School Playground: Life, Learning, and Creativity (2001), permainan tradisional diturunkan ke generasi berikutnya dengan membawa nilai positif, baik, bernilai, dan diminati.

Melalui definisi tersebut, maka permainan tradisional punya peran penting dalam membangun karakter seorang anak. Pendapat lain juga disampaikan Sedyawati dalam Permainan Anak-anak Sebagai Aspek Budaya (1999). Ia menerangkan bahwa permainan ini merupakan kekayaan bangsa.

Salah satu kekayaan bangsa Indonesia dapat dilihat dari permainan jonjang. Termasuk sebagai budaya Banyumasan, jonjang diklaim berasal dari daerah Purbalingga (terletak dekat Banyumas).

Permainan Jonjang

Dalam buku Mulok: Budaya Banyumasan Kelas IV (2019, hlm. 1), Ani Widosari menerangkan bahwa jonjang biasanya dimainkan anak-anak kala bulan bercahaya terang.

Kendati judulnya permainan, jonjang ternyata dipisahkan menjadi jenis permainan dan pertandingan. Perbedaannya, permainan dilakukan oleh dua orang untuk mengembangkan diri serta fisiknya bersama.

Sedangkan pertandingan, dilakukan oleh lebih dari dua orang personel. Ketika pemainnya banyak, maka akan gugur satu per satu ketika kalah.

Selain itu, Ani Widosari (2019, hlm. 3) juga menjelaskan terkait nilai yang bisa diperoleh dari permainan ini. Di antaranya ada kejujuran, cinta lingkungan, kedisiplinan, belajar hidup berdampingan, dan riang gembira.

Lalu, bagaimana aturan permainannya?

Aturan Bermain Jonjang

Untuk aturan mainnya, dimulai dari hompimpa terlebih dahulu. Orang yang kalah akan bertugas membuka telapak tangan ke arah atas. Sedangkan yang lainnya, duduk melingkar bersama yang mengadahkan tangan.

Ketika posisinya sudah seperti itu, maka para pemain harus menaruh telunjuknya ke tangan pemain yang membuka tangan. Jika sudah semua, maka permainan dimulai dengan menyanyikan tembang atau lagu tradisional.

Misalnya lagu di bawah ini:

Jonjang tik kening, godhong gedhang mati kuning.

Kuning rowak rawek, bocah gering pating jembewek.

Tepat ketika lagu habis, para pemain harus mengangkat telunjuknya dari tangan yang dijadikan tumpuan. Jika tertangkap, maka orang tersebut akan bergantian jaga pada permainan berikutnya.

Ketika kalah, mereka harus menekuk satu kakinya ke belakang. Jika tertangkap dua kali, maka jumlah kaki yang tertekuk akan menjadi dua. Dengan begitu, orang tersebut akan dinyatakan gugur.

Selain lagu yang ada di atas, beberapa tembang lain yang biasa dinyanyikan oleh anak-anak juga boleh digunakan. Berikut ini langkah-langkah permainan jonjang jika disajikan melalui daftar:

  1. Lakukan hompimpa;
  2. Orang yang kalah bertugas menjadi penjaga (penangkap tangan lawan);
  3. Mulai permainan dengan bernyanyi tembang;
  4. Ketika tembang habis, segera angkat tangan;
  5. Jika tertangkap, akan menjadi penjaga dan menekuk satu kakinya;
  6. Lakukan secara berulang;
  7. Ketika kaki sudah tidak ada yang bisa ditekuk, maka orang tersebut gugur.

Baca juga artikel terkait PERMAINAN TRADISIONAL atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani