Menuju konten utama

Apa Itu Mangkujiwo dalam Film Horor dan Asal-Usul Kuntilanak

Arti Mangkujiwo dalam film horor Kuntilanak dan asal-usulnya.

Apa Itu Mangkujiwo dalam Film Horor dan Asal-Usul Kuntilanak
Film Mangkujiwo 2. Youtube/MVP Pictures ID

tirto.id - Film Mangkujiwo 2 saat ini sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Mangkujiwo adalah film horor Indonesia yang film pertamanya tayang pada 2020 dan disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis.

Film ini dibintangi oleh Yasamin Jasem, Asmara Abigail, Djenar Maesa Ayu, Sudjiwo Tejo ini merupakan sempalan dari seri film Kuntilanak.

Mangkujiwo 2 menceritakan keadaan setelah peristiwa di film Mangkujiwo (2020). Selepas kematian Cokrokusumo, Uma berusaha melawan trauma sekaligus mencari jawaban atas keterlibatan Kuntilanak dengan hidupnya.

Di sisi lain, Brotoseno, Nyi Kenanga, dan Kamila terus berusaha membawa Mangkujiwo ke puncak kejayaan. Sama seperti film sebelumnya, mereka menggunakan cara-cara keji sehingga terjadi pertumpahan darah.

Apa Itu Mangkujiwo?

Mangkujiwo pertama kali muncul dalam film Kuntilanak yang dirilis pada tahun 2006. Film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ini dibintangi oleh Julie Estelle, Evan Sanders, Ratu Felisha, Ibnu Jamil, dan lain-lain.

Sekuel film ini berjudul Kuntilanak 2 dan Kuntilanak 3 dirilis pada tahun 2007 dan 2008. Kuntilanak mengambil tempat di sebuah tempat kos bekas milik keluarga Mangkujiwo.

Ibu kos yang bernama Yanti (Lita Soewardi) menceritakan sejarah bangunan yang kini menjadi tempat kos itu. Keluarga Mangkujiwo merupakan produsen batik.

Kemudian, terjadi kebakaran besar yang memusnahkan aset-aset Mangkujiwo dan hanya rumahnya yang masih kokoh dan layak dihuni.

Dalam film Kuntilanak ini, cicit Panembahan Sakti Mangkujiwo, Sri Sukma Mangkujiwo yang diperankan Alice Iskak, menyewakan rumah tersebut untuk kos.

Perbincangan yang berubah ke mitos kuntilanak berakhir ketika Yanti menembangkan sebuah durmo yang digunakan untuk memanggil Kuntilanak.

Entah kenapa tembang itu membuat Sam (Julie Estelle) menjadi pusing dan keadaan semakin aneh kala ia mengetahui bahwa untuk memanggil kuntilanak, sang pemanggil harus memiliki wangsit.

Di kamar Sam, terdapat sebuah cermin antik Mangkujiwo yang berjumlah empat di seluruh rumah itu. Sam kemudian membaca mengenai batik Mangkujiwo di mana Sam menemukan tulisan:

"sing kuat sing melihara" (artinya "yang kuat yang pelihara").

Singkat cerita, Sam akhirnya mengetahui bawah keluarga Mangkujiwo adalah keluarga yang memuja kuntilanak dan memberikan pesugihan kepadanya agar kuntilanak tetap menjadi peliharaan Mangkujiwo.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Yantina Debora