Menuju konten utama

Apa Itu DWP 2019 di Jakarta yang Dapat Penolakan dan Didemo?

Apa itu DWP 2019 di Jakarta yang didemo dan mendapat penolakan?

Apa Itu DWP 2019 di Jakarta yang Dapat Penolakan dan Didemo?
Poster djakarta ware house. foto/ https://www.djakartawarehouse.com/

tirto.id - Djakarta Warehouse Project atau DWP adalah pesta atau festival yang diadakan untuk kawula muda. Tahun ini, DWP diadakan di Jakarta pada 13,14, dan 15 Desember 2019. Dikutip dari situs web, DWP dimulai pada 2008 sebagai acara kelab di Jakarta dengan nama Blowfish Warehouse Project.

Mulai tahun 2010, festival ini diadakan setiap tahun pada Desember. Kemudian, festival ini tidak hanya dilaksanakan satu hari, tetapi ditambah menjadi dua hari pada tahun 2014.

Penyelenggara DWP mengklaim, festival ini mengangkat salah satu nilai yang paling penting di Indonesia yaitu: perbedaan. DWP mengangkat beragam musik sub-genre dengan kategori Electronic Dance Music (EDM).

Setiap musik diberikan kesempatan untuk tampil dalam festival, salah satu di panggung utama berbentuk burung yang disebut 'Garuda Land' yang terinspirasi oleh lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

Pada 2015, DWP dinobatkan sebagai "Festival EDM Terbaik 2015" oleh EDM Sauce. Pada 2016, festival ini dihadiri lebih dari 20.000 pelancong dari 39 negara di seluruh dunia selama dua hari.

Festival ini juga menjadi tuan rumah debut tru Asia Elrow Barcelona pada tahun 2017 dengan panggung khusus. Pada tahun yang sama, hip hop memulai debut mereka di DWP saat 88Rising dan Desiigner ikut ke festival.

DWP sempat diadakan di Pulau Dewata, Bali untuk menandai perayaannya yang ke-10. Tahun ini, DWP kembali diadakan di Jakarta, pada tanggal 13, 14 & 15 Desember 2019 di Jiexpo Kemayoran.

Jadwal DWP di Jakarta

DWP 2019 akan menghadirkan 69 musisi dari berbagai sub-genre musik elektronik, dua special stage dan tujuh pendukung acara.

Dalam satu wawancara khusus dengan Forbes, September 2015, salah satu pendiri Ismaya Grup yang menjadi penyelenggara DWP, Christian Rijanto bercerita tentang kisah bisnis hiburan mereka.

“Perusahaan mereka, Grup Ismaya, dimulai di sebuah ruang garasi sewaan yang diubah menjadi kantor di lantai dasar tempat parkir,” tulis Jesse Lawrence di Forbes.

Harga Tiket DWP 2019 di Jakarta

Harga tiket 3 Pass terbagi dalam empat kategori:

1. General Admission seharga Rp1.460.000

2. GA-Early Entry seharga Rp1.400.000

3. VIP Gold seharga Rp3.000.000

4. GA-Group Package seharga Rp8.400.000

Harga tiket Daily Pass terbagi menjadi dua kategori:

1. General Admission & VIP Gold seharga Rp700.000

2. GA-Early Entry seharga Rp650.000

Line Up DWP 2019 di Jakarta

Jumat, 13 Desember 2019

Martin Garrix • Zedd Blasterjaxx • Coone • Jeffrey Sutorius also known as Dash Berlin • Markus Schulz • Yellow Claw • 22 Bullets • Devarra • Ghastly • Mark Sixma B2B Jordan Suckley • Moksi • Rayray • Sihk • Wiwek Aydra • Evan Virgan • Get Looze B2B Fungfung • Hai • Hathoris • Pixiee • Ride • Stan • Trilions • Zippy Special Stage: Barong Family

Sabtu, 14 Desember 2019

Disclosure, Skrillex • Bassjackers • Cash Cash • Claptone • Krewella • Oliver Heldens • R3HAB • Brohug • Chelina Manuhutu • DJ L • Fun On A Weekend • Marc Maya • Mario Biani Meduza • Riva Starr Softest Hard • w.W • Andre Dunant • Hyde • Jody • Joyo • Kentaro • Okiocto Special Stage: Elrow

Minggu, 15 Desember 2019

Calvin Harris • Chromeo (DJ set) • Jonas Blue • Martin Solveig • Mattn • Tinashe • Salvatore Ganacci Generik • Motez • Yung Bae • Bate • Fendy • Hachi • Hizkia • Nathalie • Patricia Schuldtz • PYT Soundsystem • Whisnu Santika • Yako • Yesterday Afternoon Boys

DWP 2019 juga akan menampilkan Cyberjapan, Rukes, MC Bam, MC Drwe, Flicker Screen, Isha Hening, RPTV

Penolakan DWP di Jakarta

Penolakan DWP secara besar-besaran mencuat pada 2017, saat tahun pertama masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Protes pertama datang pada 29 November 2017, saat dua ormas yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Bangsa berunjuk rasa di depan balai kota.

Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sandiaga Uno, mulanya tak terlalu menggubris protes itu. Ia malah mempertanyakan motif di balik penolakan tersebut, sebab DWP dinilai memberi kontribusi pemasukan ekonomi bagi DKI.

Namun, respons itu berubah tatkala pada Selasa 12 Desember 2017 alias tiga hari sebelum acara dihelat, Front Pembela Islam (FPI) dan Bang Japar mendatangi Balai Kota DKI Jakarta. Dua ormas yang punya jumlah massa lebih ini datang dengan tuntutan berbeda. FPI mendesak agar transaksi miras tak dibolehkan di dalam area DWP, sementara Bang Japar menentang budaya asing di DWP.

Dua poin imbauan dikeluarkan. Pertama, Pemprov melarang penjualan miras untuk pengunjung di bawah 21 tahun, lalu ada instruksi agar ada tarian tradisional diselipkan di atas panggung.

Tapi tetap saja, imbauan itu tak sesuai dengan tuntutan para ormas yang menuntut satu hal tegas: agar izin acara dicabut. Aksi berlanjut. Saat hari pelaksanaan DWP 2017, massa dari lebih banyak organisasi mendatangi JIExpo. Selain FPI dan Bang Japar, ormas-ormas yang ikut dalam protes antara lain Laskar Pembela Islam (LPI), Paguyuban Warga Betawi (PWB), Forkabi Kemayoran, Majelis Taklim Al-Muhibbin, dan Majelis Taklim Sirojul Mubtadiin.

Di tengah tekanan itu, sempat muncul pula berbagai ormas yang membela Anies. Salah satunya ormas Gerak Betawi yang mempertanyakan kenapa penolakan DWP tak terjadi di era gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama.

Baca juga artikel terkait DWP 2019 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Musik
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH