Menuju konten utama

Apa Itu Deepfake dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa itu deepfake, bagaimana cara kerjanya dan bisa digunakan untuk konten apa saja?

Apa Itu Deepfake dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Ilustrasi Deepfake. foto/Istockphoto

tirto.id - Perkembangan teknologi membuat banyak perubahan dalam masyarakat. Selain memudahkan dalam aktivitas sehari-hari, terdapat juga dampak negatif yang mengintai.

Deepfake merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang perlu diwaspadai. Hal ini dikarenakan keberadaannya sering digunakan orang tidak bertanggung jawab untuk membuat konten tidak layak.

Tidak hanya digunakan dalam konten video, deepfake juga dapat digunakan untuk memanipulasi sebuah foto hingga suara.

Pengertian Deepfake Adalah..

Deepfake merupakan bentuk kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk memalsukan gambar dalam sebuah peristiwa.

Deepfake mulai muncul pada tahun 2017, saat itu pengguna Reddit yang menggunakan nama "Deepfakes" dengan kecerdasan buatan ini.

Sistem pada deepfake bekerja dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin yang biasa dikenal dengan Generative Adversarial Network (GAN). GAN dalam deepfake terdiri dari dua jaringan saraf, yaitu Generator dan Diskriminator.

Generator berfungsi untuk menciptakan gambar yang nampak nyata, sedangkan diskriminator akan mendeteksi apakah gambar tersebut nampak nyata ataupun tidak.

Generator dan diskriminator akan bekerja beriringan untuk menciptakan suatu manipulasi yang nampak nyata dan seperti yang diharapkan.

Karena diangkap keberadaannya meresahkan. Pada tahun 2018, peneliti Amerika Serikat akhirnya menemukan bahwa objek yang dimanipulasi dengan deepfake tidak dapat berkedip secara normal.

Selain itu, deepfake dengan resolusi yang tidak terlalu tinggi lebih mudah untuk dikenali.

Hal ini akan memudahkan untuk dikenali karena biasanya sinkronasi pada bibir yang buruk serta warna kulit yang tidak merata hingga adanya efek pencahayaan yang aneh, seperti iluminasi yang tidak konsisten serta adanya pantulan pada iris mata.

Banyak lembaga yang akhirnya ikut mendanai penelitian tentang deepfake. Selain pemerintah, universitas, serta perusahaan teknologi.

Perusahaan media seperti Microsoft, Facebook dan Amazon pun juga mendukung untuk dilakukannya penelitian ini dengan menjalankan tentangan deteksi deepfake.

Meskipun dianggap berbahaya dan merugikan banyak pihak. Keberadaan deepfake sebenarnya tidak selamanya buruk.

Seperti halnya dengan deepfake, kloning suara yang akan memudahkan seseorang untuk memulihkan suaranya jika ia kehilangan suara karena penyakit.

Selain itu, video deepfake juga banyak digunakan di galeri ataupun museum, serta industri hiburan yang mesih membutuhkan deepfake untuk beberapa karyanya.

Baca juga artikel terkait DEEPFAKE atau tulisan lainnya dari Endah Murniaseh

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Endah Murniaseh
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Dhita Koesno