Menuju konten utama
Update Virus Corona

Apa Itu COVID Omicron BA.5 & Mengapa Virus Bermutasi dengan Cepat?

Apa itu Omicron BA.5, subvarian dari Omicron BA dan mengapa virus bisa bermutasi dengan cepat?

Apa Itu COVID Omicron BA.5 & Mengapa Virus Bermutasi dengan Cepat?
Ilustrasi virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Varian Omicron BA.5, mutasi dari COVID-19 terdeteksi pertama kalinya di perbatasan Selandia Baru pada Minggu (8/5/2022).

Varian BA.5 ini ditemui pada seseorang yang baru tiba di Selandia Baru dari Afrika Selatan pada 26 April dan dinyatakan positif COVID-19 pada 1 Mei, kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip 1News.

Subvarian Omicron BA.5 sampai saat ini telah dilaporkan ada di Afrika Selatan, Eropa dan Australia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sedang memantau varian BA.5 dan tetap melakukan vaksinasi agar efektif menghalau sub-varian baru.

"Pada tahap ini, pengaturan kesehatan masyarakat yang sudah ada untuk mengelola varian Omicron lainnya dinilai sesuai untuk mengelola BA.4 dan BA.5 dan tidak diperlukan perubahan," tulis pernyataan Kemenkes Selandia Baru.

Minggu lalu, 1 Mei, varian BA.4 Omicron terdeteksi di perbatasan Selandia Baru untuk pertama kalinya.

Kasus ini juga tiba di Selandia Baru dari Afrika Selatan pada bulan April.

“Butuh waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menilai tingkat keparahan setiap varian atau sub-varian baru, sehingga Kementerian Kesehatan akan terus memantau bukti yang muncul dengan cermat,” kata kementerian kesehatan.

Tercatat ada 9.257 kasus harian baru COVID-19 di Selandia Baru hingga berita ini ditulis, Selasa (10/5/2022) berdasarkan laporan Worldometers.

Mengapa ada begitu banyak jenis Omicron?

Semua virus, termasuk Sars-CoV-2, bermutasi terus-menerus. Sebagian besar mutasi tidak banyak berpengaruh pada kemampuan virus untuk menular dari satu orang ke orang lain atau menyebabkan penyakit parah.

Dilansir laman The Guardian, ketika virus mengakumulasi sejumlah besar mutasi, itu dianggap sebagai garis keturunan yang berbeda (mirip sebuah pohon yang memiliki cabang yang berbeda.

Tetapi garis keturunan virus tidak diberi label varian sampai ia mengumpulkan beberapa mutasi unik yang diketahui meningkatkan kemampuan virus untuk menularkan dan/atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.

WHO menyebutkan, ini adalah kasus untuk garis keturunan BA (kadang-kadang dikenal sebagai B.1.1.529) yang berlabel Omicron.

Omicron telah menyebar dengan cepat, mewakili hampir semua kasus saat ini dengan genom yang diurutkan secara global.

Karena Omicron telah menyebar dengan cepat, dan memiliki banyak kesempatan untuk bermutasi, Omicron juga memperoleh mutasi spesifiknya sendiri. Ini telah memunculkan beberapa sub-garis keturunan, atau subvarian.

Dua yang pertama diberi label BA.1 dan BA.2. Daftar saat ini yang ada juga mencakup BA.1.1, BA.3, BA.4 dan BA.5.

Varian ini mungkin agak mirip dengan versi virus sebelumnya, seperti Delta. Namun, Omicron lebih unggul serta berpotensi, karena peningkatan transmisibilitasnya.

Jadi subvarian dari varian virus sebelumnya jauh lebih jarang saat ini dan kurang ditekankan untuk melacaknya.

Apa Itu Varian BA.5, Apakah Sama dengan BA.4?

Terdapat bukti bahwa subvarian Omikron ini, khususnya BA.4 dan BA.5 sangat efektif dalam menginfeksi ulang orang dengan infeksi sebelumnya dari BA.1 atau garis keturunan lainnya.

Ada juga kekhawatiran bahwa subvarian ini dapat menginfeksi orang yang telah divaksinasi.

Sehingga beberapa penelitian melihat peningkatan pesat dalam kasus Covid dalam beberapa minggu dan bulan mendatang karena infeksi ulang, seperti yang terjadi di Afrika Selatan.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan dosis ketiga vaksin Covid adalah cara paling efektif untuk memperlambat penyebaran Omicron (termasuk subvarian) dan mencegah masuk rumah sakit terkait Covid.

Baru-baru ini, BA.2.12.1, juga menarik perhatian karena telah menyebar dengan cepat di AS dan baru-baru ini terdeteksi dalam air limbah di Australia.

Yang mengkhawatirkan, bahkan jika seseorang telah terinfeksi dengan subvarian Omicron BA.1, reinfeksi masih mungkin terjadi dengan sub-garis keturunan BA.2, BA.4 dan BA.5 karena kapasitas mereka untuk menghindari respons imun.

Apakah virus bermutasi lebih cepat?

Anda akan berpikir Sars-CoV-2 adalah pelopor super cepat dalam hal mutasi. Tetapi virus ini sebenarnya bermutasi relatif lambat. Virus influenza, misalnya, bermutasi setidaknya empat kali lebih cepat.

Sars-CoV-2, bagaimanapun, memiliki "sprint mutasi" untuk waktu yang singkat, penelitian Oxford Academic menunjukkan.

Selama salah satu sprint ini, virus dapat bermutasi empat kali lipat lebih cepat dari biasanya selama beberapa minggu.

Setelah sprint seperti itu, garis keturunan memiliki lebih banyak mutasi, beberapa di antaranya dapat memberikan keuntungan dibandingkan garis keturunan lainnya.

Contohnya termasuk mutasi yang dapat membantu virus menjadi lebih menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah, atau menghindari respons kekebalan tubuh, dan dengan demikian varian varian baru pun muncul.

Mengapa virus mengalami sprint mutasi yang mengarah pada munculnya varian tidak jelas. Tetapi ada dua teori utama tentang asal usul Omicron dan bagaimana ia mengumpulkan begitu banyak mutasi.

Pertama, virus dapat berkembang pada infeksi kronis (berkepanjangan) pada orang yang mengalami imunosupresi (memiliki sistem kekebalan yang lemah).

Kedua, virus bisa saja “melompat” ke spesies lain, sebelum menginfeksi manusia lagi.

Mutasi bukan satu-satunya cara varian bisa muncul. Varian Omicron XE tampaknya dihasilkan dari peristiwa rekombinasi.

Di sinilah satu pasien terinfeksi BA.1 dan BA.2 secara bersamaan. Koinfeksi ini menyebabkan "pertukaran genom" dan varian hibrida.

Contoh rekombinasi lain di Sars-CoV-2 telah dilaporkan antara Delta dan Omicron, menghasilkan apa yang disebut Deltacron.

Sejauh ini, rekombinan tampaknya tidak memiliki transmisibilitas yang lebih tinggi atau menyebabkan hasil yang lebih parah. Tapi ini bisa berubah dengan cepat dengan rekombinan baru.

Baca juga artikel terkait OMICRON BA5 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya