Menuju konten utama

Apa Itu Birdwatch, Fitur Cek Fakta Twitter: Apa Saja Fungsinya?

Birdwatch memungkinkan para penggunanya untuk dapat memeriksa fakta-fakta terkait sebuah unggahan di Twitter.

Apa Itu Birdwatch, Fitur Cek Fakta Twitter: Apa Saja Fungsinya?
twitter. tirto/danna c

tirto.id - Twitter meluncurkan fitur Birdwatch, program yang memungkinkan pengguna menandai cuitan yang mereka yakini menyesatkan, dan menulis catatan untuk memberikan konteks.

Pihak Twitter telah mengembangkan sejumlah fitur yang dapat meminimalisir penyebaran berita hoax. Setelah pada Februari silam merilis fitur Label, pada Senin (25/1/2021) Twitter kembali meluncurkan program terbarunya yang dinamai Birdwatch.

Birdwatch memungkinkan para penggunanya untuk dapat memeriksa fakta-fakta terkait sebuah unggahan di Twitter.

Dikabarkan langsung oleh Keith Coleman, Vice President of Product Twitter, melalui blog resmi Twitter, Birdwatch masih dalam tahap percobaan dan sebagai permulaan hanya melibatkan 1.000 pengguna di AS. Dengan hadirnya Birdwatch pengguna dapat mengidentifikasi fakta dalam cuitan yang dirasa menjerumuskan serta membantahnya dengan lampiran data valid.

"Pada akhirnya kami memiliki tujuan untuk membuat catatan terlihat langsung di Tweet untuk pengguna Twitter global, ketika ada konsensus dari sekumpulan kontributor yang luas dan beragam," kata Wakil Presiden Produk Twitter, Keith Coleman.

Selama fase uji coba ini, catatan yang diberikan hanya muncul di situs Birdwatch saja. Akan tetapi, sesama kontributor dapat saling mengevaluasi keberbantuan dari daftar catatan yang telah diberikan. Hal ini sengaja ditampilkan secara terpisah sementara waktu sampai proses pengembangan Birdwatch sepenuhnya tuntas.

Pro dan kontra perihal kapabilitas Birdwatch jelas tidak terelakkan. Sejumlah pihak mempertanyakan standing position Birdwatch, apakah terdapat kecenderungan ke satu arah atau dapatkah sepenuhnya netral. Namun, besar harapan program ini dapat memudahkan masyarakat dalam menyaring informasi.

Kendati Birdwatch merupakan pendekatan berbasis komunitas terhadap informasi yang salah, pihak Twitter telah mempersiapkan Birdwatch resisten akan manipulasi hingga memastikan program ini agar tidak didominasi kelompok mayoritas ataupun bias.

Mulai dari melibatkan Anggota pusat RISC Universitas Chicago dalam tim, melakukan diskusi bersama para ahli dari berbagai bidang studi hingga mengintegrasikan ilmu sosial dan perspektif akademik dalam pengembangan Birdwatch. Sekalipun dalam prosesnya terkendala banyak hal, pihak Twitter meyakini bahwa cara ini patut untuk dicoba.

Pihak Twitter juga berharap ke depannya fitur ini dapat dinikmati pengguna Twitter di seluruh dunia secara gratis. Terlebih dengan kondisi dunia yang masih dilanda pandemi, media sosial menjadi platform yang rentan menjadi sarana penyebaran berita hoax. Maka dari itu Twitter hadir lebih agresif dalam memerangi hoaks dan misinformasi.

Disamping itu, Twitter juga berencana meninjau ulang kebijakannya terkait pemberian ‘centang biru’ sebagai tanda akun terverifikasi. Dalam rancangan program verifikasi yang terbaru, pihak Twitter turut mengikutsertakan masukan-masukan dari publik.

Secara resmi Twitter Indonesia menginformasikan beberapa perubahan yang akan diterapkan mulai 20 Januari 2021 yakni, hilangnya keharusan mencantumkan bio pada profil atau foto header. Lalu ada penyesuaian berdasarkan kawasan regional terkait jumlah pengikut minimal untuk syarat akun dapat terverifikasi.

Dengan berlakunya regulasi baru ini, pihak Twitter pun berwenang mencabut lencana terverifikasi sebuah akun apabila ditemukan pelanggaran, tidak lengkap atau sudah tidak aktif. Khusus untuk kasus akun terverifikasi yang tidak aktif dikarenakan individunya telah meninggal dunia, Twitter masih berupaya menjadikan akun tersebut dalam kategori memorial.

Sedangkan pencabutan lencana terverifikasi sebab alasan lain, Twitter tidak serta merta menghilangkan tanda tersebut. Twitter akan terlebih dahulu menginformasikan melalui email atau notifikasi pada aplikasi langkah apa yang perlu dilakukan untuk menghindari penghapusan lencana terverifikasi.

Baca juga artikel terkait TWITTER atau tulisan lainnya dari Farizqa Ayuluqyana Putri

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Farizqa Ayuluqyana Putri
Penulis: Farizqa Ayuluqyana Putri
Editor: Yulaika Ramadhani