Menuju konten utama

Apa Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan?

Masuknya sosiologi dalam pembangunan masyarakat menciptakan hubungan interaksi seperti aktivitas gotong royong.

Apa Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan?
Ilustrasi Sosiologi. foto/IStockphoto

tirto.id - Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat. Dalam penerapannya, sosiologi berperan untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang dapat melancarkan pembangunan dan menghambat pembangunan.

Dalam istilah sosiologi, pembangunan adalah cara menggerakkan masyarakat untuk mendukung pembangunan. Dengan kata lain, masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dalam penggerak pembangunan. Pada hakikatnya, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar lebih baik, lebih sejahtera dan lebih menjamin kelangsungan hidup.

Mustain Mashud dalam modul berjudul Sosiologi Pembangunan dan Teori Pendekatannya menyatakan, pembangunan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan masyarakat untuk mengubah kondisi dari yang kurang maju menuju masyarakat yang lebih maju. Namun, hasil dari pembangunan seringkali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sehingga, dengan adanya sosiologi, diharapkan mampu melihat dan menganalisis aktivitas sosial yang ditimbulkan akibat pembangunan secara utuh, objektif dan komprehensif sehingga hasilnya tidak bias dan jernih.

Masuknya sosiologi dalam pembangunan masyarakat menciptakan hubungan interaksi seperti aktivitas gotong royong. Aktivitas tersebut memberikan nilai atau value untuk saling memberikan jaminan atas hak dan kelangsungan hidup antar-masyarakat yang masih melekat cukup kuat.

Dikutip dari Buku Sosiologi Pembangunan oleh Adon Nasrullah Jamaludin, menurut Soerjono Soekanto, manfaat sosiologi bagi pembangunan dapat diidentifikasikan melalui beberapa tahap berikut.

Tahap perencanaan

Dalam tahap pertama ini, pemerintah berperan penting dalam pembangunan masyarakat. Pemerintah harus memiliki visi yang jauh ke depan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Selain itu, pemerintah berperan penting dalam menampung aspirasi dari masyarakat yang menghendaki taraf hidup yang lebih baik.

Perpaduan visi dan aspirasi itulah yang akan dikembangkan menjadi sebuah perencanaan pembangunan nasional. Lembaga yang bertugas membuat rencana pembangunan adalah Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas).

Di lembaga Bappenas inilah pengetahuan sosiologi benar-benar diaplikasikan dalam proses pembangunan. Bappenas membuat rencana pembangunan secara nasional, meliputi rencana jangka pendek (satu tahun), jangka menengah (lima tahun), dan jangka panjang (25 tahun).

Tahap pelaksanaan

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, rencana yang telah disusun kemudian dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Dalam hal ini, masyarakat berperan penting dalam melibatkan diri dan mewujudkan pelaksanaan rencana pembangunan nasional.

Menurut Soerjono Seokanto, pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.

  1. Secara struktural, yaitu membangun lembaga-lembaga dalam masyarakat. Lembaga-lembaga inilah yang berfungsi melayani kebutuhan masyarakat.
  2. Secara spiritual, yaitu membangun watak dan kepribadian melalui pendidikan. Watak yang dibangun didasari oleh kemampuan berpikir logis dalam menghadapi kenyataan sosial.
  3. Gabungan dua cara sebelumnya (struktural dan spiritual).

Tahap evaluasi

Tahap ini melakukan analisis terhadap akibat perubahan sosial sebagai hasil pembangunan apakah berjalan dengan baik dan berhasil atau belum.

Evaluasi diperlukan untuk melihat apakah dalam perencanaan hingga pelaksanaan terdapat hambatan, kesalahan, kekeliruan sehingga hasil evaluasi tersebut dapat menjadi pertimbangan dan masukan untuk ke depannya menjadi lebih baik.

Selain melihat kendala, evaluasi juga berperan untuk melihat dan memberikan informasi mengenai keberhasilan-keberhasilan pembangunan.

Ketiga tahap pembangunan tersebut mutlak membutuhkan dukungan pengetahuan sosiologi. Tahap perencanaan membutuhkan pengetahuan sosiologi karena sebuah rencana yang baik harus didasari dengan data dan fakta sosial yang akurat.

Data yang dibutuhkan untuk membuat rencana yang baik, meliputi pola interaksi sosial, kelompok sosial, kebudayaan, lembaga-lembaga sosial, dan stratifikasi sosial.

Dalam mewujudkan pembangunan terdapat tiga indikator yang terlibat dalam keberhasilan pembangunan masyarakat yaitu produktivitas, efisiensi, dan partisipasi masyarakat.

Usaha dalam mewujudkan pembangunan dikatakan berhasil apabila produktivitas masyarakat meningkat disertai dengan efisiensi pelaksanaan pembangunan dan partisipasi masyarakat untuk sadar bahwa tujuan dari pembangunan tersebut untuk kelangsungan hidup banyak orang.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI PEMBANGUNAN atau tulisan lainnya dari Versatile Holiday Lado

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Versatile Holiday Lado
Penulis: Versatile Holiday Lado
Editor: Alexander Haryanto