Menuju konten utama

Apa Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi?

Kehidupan siang dan malam bukanlah satu-satunya dampak dari rotasi bumi, tetapi juga suhu dan cuaca.

Apa Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi?
Ilustrasi bumi. Getty Images/IStockphoto

tirto.id - Setiap planet di tata surya mengalami rotasi, begitupula bumi. Bagi bumi, rotasi merupakan salah satu proses yang membuat planet ini bersahabat dengan kehidupan. Rotasi bumi terjadi dalam 24 jam dengan kecepatan 1.500 kilometer per jam.

Kecepatan ini sama dengan mobil yang melaju dengan kecepatan 88 kilometer per jam untuk menempuh jarak 5 centimeter. Sumbu bumi membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan, sehingga butuh waktu 24 jam atau satu hari untuk membuat satu putaran penuh. Lama rotasi bumi dapat dihitung menggunakan jam atom.

Mengapa bumi berotasi?

Dilansir dari Space Place, rotasi tiap-tiap planet di tata surya berkaitan dengan proses pembentukannya. Diperkirakan sekitar lima miliar tahun lalu, tata surya masih berupa awan debu dan gas yang amat luas. Awan dan gas tersebut perlahan-lahan membentuk cakram raksasa yang berputar semakin cepat seiring berjalannya waktu.

Kemudian, matahari mulai terbentuk di tengah cakram tersebut. Sisa gas dan debu di putaran cakram lalu mengumpul dan membentuk planet, bulan, asteroid, dan komet yang mengorbit ke matahari. Komponen kosmik ini kemudian saling bertabrakan, menempel, dan memutar satu sama lain. Benda dengan gravitasi yang besar akan menangkap benda yang lebih kecil di orbit, seperti yang terjadi pada bumi dan bulan.

Para ahli percaya bahwa di masa pembentukannya, bulan merupakan benda kosmik seukuran Planet Mars hingga akhirnya bertabrakan dengan bumi. Tabrakan tersebut, selain meruntuhkan sebagian material bulan, menyebabkan bumi berputar dengan cepat. Kala itu, satu hari di bumi sama dengan 6 jam.

Saat bumi berputar, tarikan bulan menyebabkan lautan di bumi mengalami pasang surut. Kemudian gesekan antara pasang surut dan bumi yang berputar, menyebabkan rotasi sedikit melambat. Saat rotasi bumi mulai melambat, bulan perlahan-lahan menjauh.

Apa dampak rotasi bumi?

Kehidupan siang dan malam bukanlah satu-satunya dampak dari rotasi bumi, tetapi juga suhu dan cuaca. Menurut National Geography saat bumi berotasi ada dua hal yang terjadi, satu sisi terkena sinar matahari dan sisi lainnya terkena bayangan.

Peristiwa ini yang kita sebut dengan siang dan malam. Ini berpengaruh besar terhadap cuaca di bumi. Jika bumi tidak berotasi, separuh bumi akan mengalami panas dan cerah, dan sebagian lainnya akan membeku dan gelap. Hal ini dapat berdampak pada produksi makanan hingga kesehatan manusia.

Rotasi bumi juga berdampak pada angin, gelombang, dan arus air laut secara global. Dilansir dari situs resmi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) ini karena rotasi bumi memungkinkan sirkulasi udara dibelokkan ke kanan di belahan bumi Utara dan ke kiri di belahan bumi Selatan.

Belokan ini disebut efek Coriolis. Ini penting untuk keberlangsungan kehidupan di bumi, salah satunya untuk pemanfaatan energi.

Selain itu, rotasi bumi berdampak pada medan magnet bumi. NASA mencatat bahwa magnet bumi dihasilkan oleh efek dinamo yang melibatkan proses rotasi. Efek ini memengaruhi sejumlah peristiwa seperti Aurora (cahaya kutub utara) dan sabuk radiasi Van Allen. Radiasi ini melindungi bumi dari sinar kosmik dan partikel berenergi tinggi lainnya.

Apa yang terjadi bila bumi berhenti berotasi?

Para ahli mencatat ini rotasi bumi mungkin berhenti dalam beberapa miliar tahun mendatang. Jika bumi berhenti berputar tiba-tiba, atmosfer akan tetap bergerak dengan kecepatan rotasi asli bumi, yaitu 1.770,2 kilometer per jam di ekuator. Jika ini terjadi, maka apapun yang ada di atas permukaan bumi termasuk pohon, bangunan, hingga lapisan tanah, akan porak poranda tersapu oleh atmosfer.

Namun, situasi akan berbeda apabila bumi berhenti berotasi secara bertahap dalam waktu miliaran tahun. Jika periode rotasi melambat menjadi 1 rotasi setiap 365 hari, bumi akan mengalami kondisi yang disebut sinkron matahari. Kondisi ini menyebabkan bumi mengalami siang atau malam permanen sepanjang tahun.

Jika berhenti berotasi sepenuhnya maka bumi akan mengalami siang dan malam masing-masing selama setengah tahun. Siang dan malam hari dalam waktu 6 bulan akan mengubah pola sirkulasi angin atmosfer, yang mengacaukan iklim yang ada saat ini. Suhu bumi akan meningkat dan menurun secara ektrim yang dapat membahayakan kehidupan.

Selain itu, medan magnet tidak akan lagi beregenerasi yang kemudian membusuk dan tidak berfungsi. Ini artinya tidak ada lagi sabuk radiasi Van Allen yang melindungi bumi dari partikel kosmik berbahaya.

Baca juga artikel terkait ROTASI BUMI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari