Menuju konten utama

AP II Tak Terlalu Merugi Saat Bandara Banyuwangi Tutup Sementara

Penutupan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi terjadi pada Selasa (3/7/2018) dari pukul 03.40 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

AP II Tak Terlalu Merugi Saat Bandara Banyuwangi Tutup Sementara
Asap dan abu vulkanik keluar dari kawah Gunung Agung terlihat dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Selasa (3/7/2018). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II, Muhammad Awaluddin mengatakan penutupan sementara Bandara Blimbingsari Banyuwangi akibat erupsi Gunung Agung di Bali tidak berdampak signifikan secara finansial.

"Enggak sampai puluhan miliar, Banyuwangi loh, kalau Soekarno-Hatta mungkin lebih signifikan. Ini Banyuwangi kecil, kerugian tidak material," kata Awaluddin dalam acara Executive Center for Global Leadership (ECGL) di Hotel Fairmont Jakarta pada Rabu (4/7/2018).

Awaluddin menjelaskan dampak tersebut hanya membuat penerbangan 14 pesawat datang dan pergi menjadi terganggu. Pada hari biasa Bandara Blimbingsari dapat menerbangkan orang sekitar 1.200 dengan 7 perjalanan pesawat yang datang dan 7 perjalanan pesawat yang pergi.

Kemarin, kata dia, pesawat hanya dapat mengangkut 200 penumpang dengan 1 penerbangan yang berangkat dari Bandara Blimbingsari. "Harusnya 1.200 penumpang, jadi 1.000 gagal berangkat dan datang. Hanya 200 sempat bisa berangkat saat sore hari," terangnya.

Kendati demikian, ia juga menjelaskan bahwa penutupan Bandara Banyuwangi tetap memiliki kerugian. Pasalnya, ada pengenaan biaya setiap pesawat yang mendarat dan parkir. Dan biaya itu dibayarkan kepada operator bandara, dalam hal ini, Angkasa Pura II.

Selain itu, penutupan tersebut juga membuat pengelola bandara memberikan fasilitas ekstra kepada penumpang yang kebanyakan mengganti jadwal penerbangannya.

"Artinya kan bisa terjadi penumpukan, kebutuhan jadi lebih banyak. Kalau tidak numpuk kan flow-nya ngalir datang-pergi, sedangkan kalau datang tidak bisa keluar yang harus diantisipasi. Satu masalah keamanan, kebutuhan kalau mereka mau istirahat, butuh air, salat itu harus difasilitasi bandara," jelasnya.

Namun demikian, ia mengatakan bahwa dampak bencana alam seperti gunung meletus (force majeure) sebenarnya tidak menjadi tanggung jawab AP II, melainkan maskapai. Hal itu sesuai dengan aturan Menteri Perhubungan.

"Runway [landasan] ngelupas itu kan teknis, kalau ini kan non-teknis karena force majeure tidak jadi risiko maskapai sebetulnya, tapi kami bantu, kami fasilitasi," ucapnya.

Penutupan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi terjadi pada Selasa (3/7/2018) dari pukul 03.40 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Tindakan penutupan sementara menyusul terjadinya erupsi Gunung Agung di Bali pada hari itu pukul 04:13 WITA.

Erupsi Gunung Agung menyebabkan kolom abu vulkanik setinggi kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 5.142 meter di atas permukaan laut. Abu erupsi berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong bergerak ke arah barat dan barat laut.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG MELETUS atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto