Menuju konten utama

Anwar Abbas Minta NU Izinkan Miftachul Akhyar Pimpin MUI

Waketum MUI Anwar Abbas meminta PBNU merelakan KH Miftachul Akhyar rangkap jabatan.

Anwar Abbas Minta NU Izinkan Miftachul Akhyar Pimpin MUI
Saksi ahli agama Islam yang juga Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU), Miftahul Akhyar (tengah) memasuki ruang sidang saat sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (21/12). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Kiai Miftachul Akhyar mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia ingin fokus berkhidmat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sesuai permintaan anggota ahlul halli wal aqdi (Ahwa) pada saat Muktamar ke-34 NU.

Keputusan Kiai Miftach untuk meninggalkan kepemimpinan organisasi disayangkan Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas.

"Herannya saya mengapa NU tidak membolehkan dan merelakannya bagi melaksanakan tugas suci dan mulia tersebut sehingga saya benar-benar jadi bingung sendiri dibuatnya," kata Anwar kepada Tirto, Kamis (10/3/2022).

Seingat Anwar, NU sudah berkomitmen bahwa tokoh yang dimilikinya bukan semata untuk dirinya saja, akan tetapi untuk umat dan bangsa.

"Tapi mengapa NU tidak mau mendengar suara hati dari kami-kami yang ada di MUI terutama mereka-mereka yang bukan dari NU ini," tandasnya.

Anwar yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu sedih dan bingung atas hal ini. Baginya, Kiai Miftach merupakan ulama serta pemimpin yang sangat rendah hati. Perannya di MUI amat dibutuhkan dan diharapkan bisa mempersatukan umat.

"Terus terang kami butuh bapak KH Miftachul Akhyar untuk menjadi pimpinan kami. Tugas itu sudah beliau laksanakan dengan baik lebih dari satu tahun sehingga kami sudah merasa sangat dekat dan sangat sayang serta mencintai diri beliau sebagai pemimpin kami," ucapnya.

Anwar meminta PBNU dan Nahdliyin merelakan Kiai Miftach tetap rangkap jabatan sebagai Ketua Umum MUI. Jika Kiai Miftach tak bisa full time mengurus MUI, maka dirinya dan jajaran siap membantu, dan roda organisasi dijalankan secara kolektif kolegial.

"Insya Allah dengan jiwa besar dari pimpinan dan warga NU yang membolehkan bapak KH Miftachul Akhyar untuk tetap memimpin MUI, kami harapkan persatuan dan kesatuan umat akan bisa kita jaga serta pelihara dan akan bisa kita buat untuk lebih kuat lagi dari masa-masa sebelumnya," jelas Anwar.

Kiai Miftachul Akhyar menyatakan telah mengirim surat pengunduran diri dari jabatan Ketum MUI. Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia, Parung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/3/2022).

"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," ujar Kiai Miftach dilansir dari laman nu.or.id.

Pada Muktamar NU ke-34 lalu Kiai Miftach terpilih menjadi Rais Aam PBNU. Namun, ia diminta untuk tidak rangkap jabatan dengan organisasi lain serta didorong untuk fokus melakukan pembinaan jam'iyah NU. Hal ini merupakan pendapat dari anggota Ahwa.

"Ada anggota Ahwa berpendapat kalau ingin menjadi Rais Aam NU diharapkan untuk tidak rangkap jabatan di organisasi lain. Ada pandangan seperti itu, dan disetujui dan Rais Aam diminta fokus dalam pembinaan NU ke depan," ucap anggota Ahwa, Kiai Zainal Abidin saat membacakan hasil rapat Ahwa di Muktamar ke-34 NU, dilansir dari Antara.

Baca juga artikel terkait PENGUNDURAN DIRI KETUM MUI atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Fahreza Rizky