Menuju konten utama

Antisipasi Wabah Flu Burung, Kemenkes Siagakan 195 RS Rujukan

Kemenkes menyiapkan segala macam perawatan dan alat di rumah sakit rujukan untuk menjalankan tata laksana penanganan kasus flu burung pada manusia.

Antisipasi Wabah Flu Burung, Kemenkes Siagakan 195 RS Rujukan
petugas laboratorium memeriksa sampel darah ayam untuk penelitian penyebaran virus flu burung (h1ni) di laboratorium balai besar karantina pertanian surabaya di juanda, sidoarjo, jawa timur, rabu (6/4). laboratorium penelitian tersebut untuk menganalisis ada tidaknya flu burung pada ayam dan burung serta strain virus apa yang terlibat sebelum dikirim melalui kargo terminal (t1) bandara juanda. antara foto/umarul faruq/pd/16

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyiagakan 195 rumah sakit (RS) rujukan untuk mengantisipasi kemungkinan flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1 mewabah di Indonesia.

“Perawatan-perawatan di rumah sakit juga sudah kita siapkan. Meskipun kami berdoanya itu tidak dipakai [pasien flu burung],” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dikutip dari Antara, Selasa (7/3/2023).

Kemenkes menyiagakan ratusan rumah sakit rujukan untuk Penyakit Infeksi Emerging (PIE) itu usai menemukan kasus dengan Highly Pathogenic Avian Virus (HPAI) H5N1 clade 2.3.4.4b dan 2.3.2.1c di Kalimantan Selatan.

Di rumah sakit rujukan itu, Kemenkes sudah menyiapkan segala macam perawatan dan alat untuk menjalankan tata laksana penanganan kasus flu burung pada manusia.

“Kami sudah informasikan kepada RSPI Sulianti Saroso sebagai pembina masif informasi dalam hal infeksi untuk menyiagakan, membimbing rumah sakit-rumah sakit supaya bisa lebih aware,” kata Imran.

Kemenkes juga menyediakan obat Oseltamivir bagi rumah sakit rujukan untuk menangani flu burung clade baru. Imran mengatakan obat jenis Zanamivir dan Peramivir tidak tersedia di Indonesia.

Kemudian, Kemenkes menyediakan laboratorium rujukan sebanyak 13 unit yang terdiri atas Laboratorium Nasional Prof. Dr. Oemijati dan 12 labkesmas yang diperlukan untuk keperluan primer seperti PCR Open System.

“Dalam pemeriksaan spesimen, kami melibatkan BBTKL, Badan Litbangkes dan laboratorium regional yang ditunjuk sebagai laboratorium pemeriksaan spesimen influenza. Di surat juga kita sampaikan bahwa kita menyiagakan mulai dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), puskesmas, rumah sakit, laboratorium itu kita siapkan,” kata Imran.

Menurut dia, pengumuman terkait kewaspadaan pada tenaga kesehatan telah dikeluarkan melalui Surat Edaran Dirjen P2P Kemenkes No. PV.03.01/C/824/2023 tentang kewaspadaan kejadian luar biasa flu burung (H5N1) clade baru 2.3.4.4b.

Terkait dengan pembiayaan penanganan kasus flu burung, aturan yang dikeluarkan berupa Peraturan Menteri Kesehatan (Permekes) Nomor 59 Tahun 2016 tentang pembebasan biaya pasien penyakit infeksi emerging tertentu.

Kemenkes juga sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan di daerah sampai menggelar webinar. Mereka diberi pedoman untuk penanganan flu burung pada manusia.

Sejumlah ahli turut diundang dalam webinar karena permasalahan ini menyangkut kesehatan hewan. Kemenkes juga membuat video dokumenter yang bisa dijadikan rujukan para tenaga kesehatan ketika menangani pasien dengan flu burung.

Kemenkes sudah menghubungi balai karantina hewan di perbatasan untuk terus melakukan skrining. Hal itu supaya tidak unggas yang sakit lolos masuk ke Indonesia dan memperluas infeksi.

“Jadi mohon kalau sudah ada tanda-tanda gejala, segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Tapi jangan panik, karena masyarakat nanti ikut panik semua. Jadi kita ketahui dulu masalahnya, kita periksa, dan kita sudah siapkan itu rumah sakitnya,” kata Imran.

Baca juga artikel terkait WABAH FLU BURUNG atau tulisan lainnya

tirto.id - Kesehatan
Editor: Antara & Gilang Ramadhan