Menuju konten utama

Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Beli 65 Pompa Apung Rp6,5 Miliar

Dinas SDA DKI Jakarta membeli sebanyak 65 pompa apung seharga Rp6,5 miliar untuk menangani banjir di Jakarta.

Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Beli 65 Pompa Apung Rp6,5 Miliar
Petugas Dinas Sumber Daya Air memeriksa pompa air di rumah Pompa Waduk Setia Budi Timur, Jakarta, Jumat (10/1/2020). ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta membeli sebanyak 65 pompa apung seharga Rp6,5 miliar untuk menangani banjir yang kerap terjadi di jalan-jalan dan permukiman warga di lahan yang sempit.

Sejumlah pompa itu kini telah diserahkan ke Kantor Unit Peralatan dan Perbekalan (Alkal) di Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur. Nantinya akan didistribusikan ke lima wilayah di DKI Jakarta, masing-masing daerah mendapat sebanyak 13 unit pompa apung.

Satu unit pompa apung, kata dia, sekitar Rp100 jutaan. Dananya diperoleh dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) murni 2020.

"Pompa itu diserahkan ke lima wilayah kota, nanti disiagakan ke kantor kecamatan yang rawan tergenang ketika hujan deras melanda Jakarta," kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf kepada wartawan Jakarta, Rabu (7/10/2020) malam.

Menurutnya, pompa apung ini lebih fleksibel ketimbang pompa mobile yang selama ini dimiliki Dinas SDA dan Sudin SDA di wilayah. Diantaranya, ukuran dan berat pompa itu sendiri.

Untuk pompa apung bisa diangkat hanya dua orang, sedangkan pompa mobile harus diangkat setidaknya oleh 8-10 orang. Selain itu, meski ukurannya lebih sederhana, namun daya sedotnya cukup besar dengan diameter pipa satu meter.

Daya sedotnya sekitar 50 liter per detik dan bentuknya sangat sederhana, serta praktis dipakai di daerah dan jalan yang terjadi genangan. Kemudian dapat dipakai di permukiman yang memiliki jalan setapak yang tidak mampu dimasuki pompa mobile.

"Nanti pompa ini tinggal diceburin saja, karena namanya kan pompa apung. Selangnya bisa sampai 100 meter," ucapnya.

Dia menjelaskan, penyerahan pompa ini sekaligus untuk mendukung program yang tengah berjalan yaitu Grebek Lumpur. Dalam program ini, Dinas dan Sudin SDA menggiatkan pengerukan lumpur yang ada di saluran mikro, penghubung, waduk, kali hingga sungai.

Harapannya, kapasitas daya tampung tempat-tempat air itu menjadi bertambah, sehingga genangan dan banjir dapat dihindari.

"Di samping mengeruk lumpur, kami juga mengadakan 65 unit pompa untuk mengantisipasi bila terjadi genangan," terangnya.

Baca juga artikel terkait PENCEGAHAN BANJIR atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri