Menuju konten utama

Anies Sebut Stafnya Tak Minta Mobil Ratna Sarumpaet Dikembalikan

Anies Baswedan menyatakan tidak ada instruksi apapun dari anak buahnya ke petugas Dishub terkait penderekan mobil Ratna Sarumpaet di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Anies Sebut Stafnya Tak Minta Mobil Ratna Sarumpaet Dikembalikan
Ilustrasi. Gubernur Jakarta, Anies Baswedan beserta jajarannya datang menghadiri misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta (24/12). tirto.id/Hafitz Maulana

tirto.id - Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah memanggil stafnya yang disebut menerima telepon dari Ratna Sarumpaet, terkait penderekan mobil di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Ia memastikan, tak ada instruksi apa pun dari anak buahnya kepada petugas Dinas Perhubungan untuk mengembalikan mobil Ratna Sarumpaet yang telah diderek.

"Saya sudah cek, jadi tidak ada. Bahkan ketika telepon itu pun tidak kemudian berhenti penderekannya. Penderekan jalan terus. Jadi tidak ada intervensi sedikitpun," ungkapnya usai membuka acara Musrenbang di kantor Walikota Jakarta Timur, Kamis (6/4/2018).

Penderekan mobil Ratna Sarumpaet di depan Taman Hutan Tebet, Selasa (3/4/2018) lalu terekam oleh kamera ponsel warga dan menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, Ratna menyebut bahwa dirinya akan menelepon Anies Baswedan lantaran tak terima mobilnya diderek.

Namun, telepon itu tak disangkat oleh Anies hingga aktivis yang pernah diduga terlibat makar itu menelepon seorang staf Gubernur di Balai Kota. Berdasarkan keterangan Ratna kepada Tirto, staf tersebut membantunya untuk mengembalikan mobil yang diderek petugas Dishub.

Hingga saat ini, Anies belum bisa memastikan apakah mobil avanza hitam milik Ratna Sarumpaet masih ditahan oleh Dishub atau sudah dikembalikan.

Namun, ia mengaku telah meminta agar semua Stafnya maupun petugas SKPD bekerja sesuai prosedur. Menurutnya, jika penderekan itu sudah sesuai prosedur, maka petugas tak perlu khawatir atas intervensi dari berbagai pihak, bahkan Gubernur.

"Jangan menumbuhkan kebiasaan takut pada atasan. Karena ini warisan takut kepada atasan. Jangan. Kalau menjadi pegawai pemerintah, bekerjanya harus takut pada prosedur. Jangan takut pada apa? Oh ini temannya pak gubernur, jangan sampai nanti saya ditegur pak gubernur. Itu kebiasaan buruk itu," imbuhnya

Baca juga artikel terkait MOBIL RATNA SARUMPAET atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo