Menuju konten utama

Anies Jawab Tito Karnavian soal Jakarta Lebih Kumuh dari Shanghai

Anies Baswedan menekankan kalau pesan Tito Karnavian soal kata "kampung" sebagai pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah agar mengubah kota-kota di Indonesia.

Anies Jawab Tito Karnavian soal Jakarta Lebih Kumuh dari Shanghai
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ke-VI di Jakarta, Senin (25/11/2019). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pd.

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjawab Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang membandingkan Jakarta dengan kota-kota di Cina (Tiongkok), seperti Beijing dan Sanghai. Anies meminta agar pernyataan Tito tidak dilepaskan dari konteksnya.

“Beliau [Tito] menceritakan pengalamannya ketika mengikuti Sesko di Australia, di Selandia Baru. Di saat, kata cerita beliau, Indonesia belum membicarakan mengenai Tiongkok, di mana-mana sudah membicarakan transformasi itu,” kata Anies di Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Anies menambahkan, “Jadi menceritakan betapa cepatnya terjadi perubahan di sana. Dan kemudian di dalam konteks itu menceritakan dua kota, yang pada waktu itu tahun 1998.”

Tito saat rapat kerja Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia di Jakarta, Selasa (26/11/2019) memang sempat menyinggung perubahan Kota Shanghai dan Beijing yang begitu cepat.

Mantan Kapolri itu mengatakan, Jakarta jauh lebih modern dibanding Beijing dan Shanghai. Akan tetapi, Jakarta kini dianggap lebih kampung dibandingkan kedua kota di Cina itu.

Anies berujar kalau “kata kampung” menarik bagi publik. Namun, ia menekankan kalau pesan Tito soal kampung sebagai pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah agar mengubah kota-kota di Indonesia.

“Menurut saya justru pelajaran penting yang kami ambil dari pesan yang disampaikan Pak Mendagri tadi adalah pesan tentang transformasi sebuah negara. Lebih dari soal kata 'kampung,' jadi kan itu memang clickbait, menarik, tweetable gitu,” kata Anies.

Namun, kata Anies, sesungguhnya pernyataan Tito itu adalah pesan penting bagaimana transformasi sebuah negara itu terjadi, dikerjakan dengan konsisten selama beberapa dekade. “Dan sekarang mereka merasakan buahnya,” kata dia.

Anies mengklaim, Jakarta sudah menerapkan konsep transformasi di sektor transportasi.

Pada 2017 misal, penumpang kendaraan umum 338 ribu orang. Kini, kata Anies, penumpang kendaraan umum mencapai 700 ribu penumpang.

“Artinya ketika kita melakukan langkah-langkah yang tepat untuk melakukan transformasi, maka lompatan yang drastis itu terjadi,” kata Anies.

Anies menambahkan, “dan Tiongkok memberikan pelajaran bahwa lompatan drastis itu bukan 1-2 lokasi, tetapi di seluruh negeri. Jadi ini pesan yang menurut saya untuk kepala daerah menjadi menarik.”

Baca juga artikel terkait PEMPROV DKI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz