Menuju konten utama

Anies: Difteri di DKI Dampak Tingginya Angka Kejadian di Banten

Anies mengatakan kerja sama yang cukup intens telah dilakukan antara Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

Anies: Difteri di DKI Dampak Tingginya Angka Kejadian di Banten
Petugas kesehatan mempersiapkan vaksinas difteri untuk karyawan di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (8/1/2018). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim penyebaran penyakit difteri di ibukota pada mulanya berasal dari kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Adapun munculnya bibit penyakit di situ merupakan dampak dari tingginya angka kejadian di Provinsi Banten.

“Karena di tetangganya (Provinsi Banten) ada kasus difteri yang cukup besar, yakni 300 kasus. Interaksi membuat penyakit ini mudah menular, maka diperlukanlah langkah yang luar biasa,” ucap Anies saat memberi sambutan pada acara Bakti Sosial Vaksinasi Difteri di Balai Pengobatan Wisma Siti Mariam, Jakarta Barat pada Minggu (14/1/2018) pagi.

Kendati demikian, Anies mengatakan kerja sama yang cukup intens telah dilakukan antara Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Tak hanya di Provinsi Banten, Anies juga sempat menyoroti kejadian difteri yang muncul di Provinsi Jawa Barat.

Anies sendiri lantas menyatakan bahwa daerah yang diprioritaskan secara nasional untuk menekan angka terjadinya difteri tidak hanya di DKI Jakarta, melainkan juga Banten dan Jawa Barat. Oleh karena itu, Anies menekankan penanggulangannya dilakukan secara bersama-sama.

Lebih lanjut, Anies tidak ingin terkesan menyalahkan daerah-daerah di sekitar DKI Jakarta atas penyebaran virus difteri tersebut.

“Ini tidak perlu saling menyalahkan, mulai datangnya dari mana, keluarnya mana, bukan. Kenyataannya sekarang ada kasus difteri, kita harus bergerak, tak penting datang dari mana, yang penting jumlah kasus menurun,” kata Anies.

Meski awal mulanya diklaim datang dari kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara, namun Anies menyebutkan kawasan dengan kasus difteri terbanyak di ibukota saat ini ialah di Jakarta Timur.

Masih dalam kesempatan yang sama, Anies mengungkapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekarang ini masih menunggu datangnya vaksin Bio Farma. Ia menambahkan bahwa dalam rapat khusus antara pemerintah daerah dengan Kementerian Kesehatan dua minggu lalu, pihaknya telah meminta agar vaksin dari Bio Farma ditambah jumlahnya sehingga bisa mempercepat proses penanganan.

“Kecepatan kita melakukan imunisasi itu bukan semata-mata tergantung kepada personalia kita, tapi pada ketersediaan vaksinnya itu sendiri,” ucap Anies.

Sampai dengan saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menargetkan ada sebanyak 2,9 juta anak di bawah usia 19 tahun yang bakal memperoleh vaksin. Pemberian vaksin tersebut dibagi menjadi dua fase, yakni fase pertama yang telah dimulai sejak Desember 2017 lalu sebanyak 1,2 juta, dan pada fase kedua menyasar kepada 1,7 juta anak.

Baca juga artikel terkait DIFTERI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari