Menuju konten utama

Anies: Belum Pernah dalam Sejarah Penurunan Pendapatan Sebesar Ini

Anies mengatakan ini kali pertama pendapatan DKI turun drastis. 

Anies: Belum Pernah dalam Sejarah Penurunan Pendapatan Sebesar Ini
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau kampung Tanah Merah dan Rawa Sengon Jakarta Utara. Sabtu, (18/1/2020). tirto.id/Riyan Setiawan

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan untuk pertama kalinya pendapatan daerah anjlok sebesar saat ini. Penyebabnya tak lain pandemi COVID-19 dan segala rupa dampaknya.

"Belum pernah di dalam sejarah Pemprov DKI Jakarta, penurunan pendapatan sebesar ini, yaitu lebih dari Rp40 triliun," katanya, Jumat (29/5/2020).

Pendapatan pajak daerah yang diterima ibu kota menjadi Rp22,5 triliun dari yang sebelumnya diperkirakan Rp50,17 triliun. "Tinggal 45 persen," kata Anies. Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga menurun, dari Rp 87,9 trilun menjadi Rp 47,2 triliun.

"Konsekuensinya, keputusan relokasi anggaran harus diambil. Tidak ada pilihan," katanya.

Pengurangan anggaran di berbagai sektor dilakukan. Anggaran untuk belanja pegawai dipangkas sebesar Rp4,3 triliun. Lalu Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) ASN Pemprov DKI Jakarta sebesar 25 persen direlokasi untuk mengamankan anggaran bansos. Sementara 25 persen berikutnya ditunda pemberiannya karena dialihkan untuk penanganan COVID-19.

"Tahun ini tidak ada lagi pembangunan baru, tidak ada lagi belanja modal kecuali terkait penanggulangan banjir, dan tidak ada belanja yang tidak prioritas. Pemangkasan dilakukan di semua sektor. Semua difokuskan pada penanganan COVID-19, dampak turunannya," kata Anies.

Meski demikian, ia memastikan gaji ASN tidak dipangkas. Pun dengan program-program yang terkait dengan bantuan masyarakat prasejahtera yang jumlahnya sebesar Rp4,8 triliun.

"Ini semua usaha untuk mengembalikan kesejahteraan rakyat Jakarta," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Rio Apinino