Menuju konten utama

Anies Baswedan: Tarif MRT Akan Bervariasi, Tergantung Jarak Tempuh

Skema tarif MRT akan seperti kereta rel listrik. Makin jauh tujuan, makin mahal ongkosnya.

Rangkaian kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia melintas di kawasan Jakarta Selatan, Senin (22/10/2018). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tarif Mass Rapid Transit (MRT) akan bervariasi sesuai dengan jarak tempuh penumpang. Makin jauh tujuan, maka ongkos akan semakin mahal.

Skema tarif ini sama seperti kereta rel listrik Jabodetabek, tapi beda dengan TransJakarta.

"Harganya [MRT] akan bervariasi karena ditentukan dengan jarak tempuh. Berbeda dengan TransJakarta yang kemana saja sama harganya," kata Anies kepada awak media di Balai Kota, Rabu (7/11/2018) pagi.

Oleh karena itu Anies tak ingin terburu-buru menetapkan tarif MRT. Jarak antar stasiun perlu diperkirakan terlebih dulu.

"Stasiun itu ada yang jaraknya tidak bulat. Misal kita mengatakan X rupiah per kilometer, nanti ada stasiun-stasiun yang jaraknya 1 [kilometer], 3 [kilometer], ada yang jaraknya 800 meter. Jadi nunggu fix-nya dulu," katanya.

Ada banyak aspek yang bakal dikaji sebelum menetapkan tarif MRT, selain jarak itu sendiri. Kajian termasuk daya beli serta kemauan membayar masyarakat.

"Jadi ada biayanya, ada kemampuan membayar. Nah, sekarang masih dikaji," kata Anies.

MRT tahap I hampir rampung dan siap beroperasi pada Maret tahun depan. Dimulai dari Lebak Bulus, MRT ini akan berakhir di Bundaran HI.

MRT tahap II akan mulai dibangun pada awal tahun depan atau paling cepat Desember nanti dengan perkiraan biaya pembangunan mencapai Rp30 triliun. Rencananya MRT tahap II akan sampai Ancol.

Baca juga artikel terkait PROYEK MRT atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino
-->