Menuju konten utama
Periksa Fakta

Anies Baswedan Disebut Cucu Soekarno, Benarkah?

Anies memanglah cucu seorang pahlawan nasional, akan tetapi pahlawan yang dimaksud adalah Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan.

Anies Baswedan Disebut Cucu Soekarno, Benarkah?
HEADER PERIKSA FAKTA Anies Baswedan Disebut sebagai Cucu Soekarno, Benarkah?. tirto.id/Fuad

tirto.id - Semenjak mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi diusung Partai NasDem menjadi calon presiden (Capres) dalam pergelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, namanya tak jarang mewarnai diskursus media sosial.

Wacana yang baru-baru ini muncul di Facebook misalnya menyebut Anies sebagai cucu pahlawan nasional Bung Karno. Oleh akun Facebook bernama “Bambang Asidqik” (tautan), narasi itu dibagikan dengan tautan video yang mengarah ke kanal YouTube “Menara Istana” (tautan).

Adapun thumbnail video menunjukkan Soekarno tengah berfoto bersama sederet orang, termasuk sosok yang ditandai dengan anak panah merah dan diklaim sebagai Anies Baswedan. Keterangan dalam sampul video itu bertuliskan “Terungkap Sudah. Ternyata Anies Cucu Soekarno yang Paling Disayang oleh Sang Pahlawan Nasional.”

PERIKSA FAKTA Anies Baswedan Cucu Soekarno

PERIKSA FAKTA Anies Baswedan Disebut sebagai Cucu Soekarno, Benarkah?

Per Rabu (10/5/2023), unggahan yang beredar sejak 5 Mei 2023 ini memperoleh 2 komentar dari warganet. Meski atensinya tak terlalu ramai, narasi miring jelang Pemilu seperti ini berpotensi menyesatkan dan oleh karena itu penting untuk diperiksa.

Lantas, benarkah Anies merupakan cucu Soekarno?

Penelusuran Fakta

Hal pertama yang dilakukan Tim Tiset Tirto yakni menyaksikan video YouTube berdurasi 8 menit 6 detik yang ditautkan dalam unggahan Facebook. Video itu diawali dengan ungkapan narator bahwa Anies merupakan cucu dari pahlawan nasional Bung Karno, pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Isi videonya memuat kumpulan footage, antara lain saat Anies diwawancarai oleh wartawan dan rekaman mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj ketika berbicara di sebuah acara. Perkataan Kiai Said yang dicuplik dalam video itu yakni bahwasanya Anies merupakan cucu pahlawan nasional.

Menurut pengakuan Anies dalam video, ia tumbuh besar satu rumah dengan kakeknya di Yogyakarta. Kemudian pada menit 3:53, terdapat pembacaan narasi yang terdengar seperti judul berita, berbunyi “dua cara ini bakal bikin Anies Baswedan tak mungkin bisa dicurangi ketika menuju kursi Jokowi.”

Untuk memeriksa klaim utama videonya, Tirto melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “Anies cucu pahlawan nasional.” Dari hasil penelusuran tersebut, kami tak mendapati informasi yang membenarkan klaim bahwa Anies cucu Soekarno.

Anies memanglah cucu seorang pahlawan nasional, akan tetapi pahlawan yang dimaksud adalah Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan. Pemberian gelar pahlawan kepada AR Baswedan sendiri tertuang dalam Keputusan Presiden RI (Keppres) Nomor 123/TK/Tahun 2018 yang ditandatangani pada 6 November 2018.

Berdasarkan laporan Tempo, AR Baswedan pernah berperan penting dalam usaha meraih kemerdekaan dengan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Sosoknya telah menginisiasi para pemuda keturunan Arab di Semarang setelah mendirikan Persatoean Arab Indonesia (PAI).

Sementara itu, ungkapan Anies yang dikutip dalam video merupakan ujarannya ketika acara penganugerahan gelar pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi kepada AR Baswedan di Istana Merdeka, pada 8 November 2018. Kutipan itu dimuat Tribun Jakarta dalam artikelnya berjudul “Cerita Anies Punya 5000 Buku Warisan AR Baswedan Hingga Jadi Juru Ketik Sang Kakek Semasa SD.”

Mengutip artikel Tribun Jakarta, Anies mengungkap, kakeknya biasanya menjemputnya sepulang sekolah TK dan mereka berdua kerap pergi ke kantor pos bersama lantaran kakeknya seorang wartawan. Anies mengaku punya 5.000 warisan buku dari sang kakek yang hingga kini masih lengkap di kediamannya.

Tim Riset Tirto lantas mengecek asal muasal rekaman Said Aqil Siradj yang ada dalam klip video yang beredar. Dengan memasukkan kata kunci “Anies cucu pahlawan nasional*said aqil” ke mesin pencari Google, kami mendapati bahwa momen itu merupakan acara silaturahmi Anies dengan santri Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 21 Maret lalu.

Video lengkapnya dapat ditonton di kanal Youtube Al-Tsaqafah di sini.

Dalam video aslinya Kiai Said menyampaikan syukur atas kedatangan Anies di pondok yang didirikannya itu. Beliau lalu mengenalkan sosok Anies sebagai cucu pahlawan AR Baswedan kepada para santri dan tamu undangan lainnya.

Lebih lanjut, Tirto juga menelusuri sumber berita yang dinarasikan dalam video. Dengan cara yang sama, yakni lewat penelusuran Google, Tirto menemukan bahwa artikel yang dibacakan adalah laporan News Worthybagian dari media Warta Ekonomi bertanggal 13 April 2023.

Artikel tersebut kurang lebih berisi tentang dua cara yang bisa membuat bakal capres Anies tidak bisa dicurangi saat menuju kursi Presiden Jokowi atau Pilpres 2024, salah satunya melalui sistem yang akan dibuat Jaringan Keluarga Besar Alumni Institut Teknologi Sepuluh November (Jangkar ITS) untuk mengawasi suara Anies.

Keseluruhan sumber yang dikutip video tidak ada satupun yang menyatakan Anies sebagai cucu Soekarno.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, klaim dalam unggahan Facebook dan YouTube yang menyebut Anies sebagai cucu Soekarno bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Anies memanglah cucu seorang pahlawan nasional, akan tetapi pahlawan yang dimaksud adalah Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, bukan Ir. Soekarno. Beberapa rekaman yang dikutip video antara lain merupakan momen pemberian gelar pahlawan kepada AR Baswedan pada 2018 dan acara silaturahmi Anies dengan santri Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 21 Maret 2023.

Tidak ada satupun sumber yang dicuplik video menyatakan Anies sebagai cucu Soekarno.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Fina Nailur Rohmah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Farida Susanty