Menuju konten utama

Angkutan Massal Jabodetabek Ditargetkan Terintegrasi pada 2023

"Adalah suatu keniscayaan bahwa sejumlah ruas jalan di Jakarta dan sekitarnya akan terus mengalami pertambahan dan ini harus diantisipasi dengan membangun sarana transportasi massal umum yang memadai."

Angkutan Massal Jabodetabek Ditargetkan Terintegrasi pada 2023
Kereta Rel Listrik (KRL) rute Tanah Abang-Parung Panjang melintasi kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (8/9/2017). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Pemerintah menargetkan pada 2023 hingga 2024 seluruh angkutan massal di Jabodetabek terintegrasi sehingga setiap hari mampu menampung penumpang tidak lagi satu juta tapi empat hingga lima juta orang.

"Adalah suatu keniscayaan bahwa sejumlah ruas jalan di Jakarta dan sekitarnya akan terus mengalami pertambahan dan ini harus diantisipasi dengan membangun sarana transportasi massal umum yang memadai," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers saat meninjau proyek pembangunan kereta api cepat ringan (LRT) di Jakarta, Minggu (29/4/2018) dilansir Antara.

Menurutnya, dari hasil evaluasi pemerintah, jalur favorit yang banyak digunakan masyarakat adalah Cibubur-Jakarta, Bekasi-Jakarta, serta Bogor-Jakarta.

"Ketiga jalur favorit itu terus dikembangkan transportasi massal yang memadai," imbuh Menhub.

Ia menyatakan pemerintah saat ini terus membangun transportasi massal seperti LRT, kereta api komuter, serta angkutan cepat terpadu (MRT) di Jabodetabek yang dikebut penyelesaiannya.

Saat meninjau proyek pembangunan LRT tersebut, Menhub menyampaikan pesan kepada kontraktor PT Adhi Karya(Persero) agar dalam pembangunan proyek tetap mengedepankan keamanan dan keselamatan sehingga bisa mencapai nol kecelakaan.

"Keselamatan adalah menjadi utama dan perhitungkan hal itu agar tercapai nol kecelakaan," katanya.

Menhub juga berpesan kepada Adhi Karya agar penyelesaian proyek LRT dapat dikerjakan sesuai target tapi tetap mengutamakan keselamatan.

Soal keselamatan, Menhub juga menyoroti masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas pemudik yang didominasi pesepeda motor.

Tahun lalu, kata Menhub, dari total kecelakaan saat arus mudik sebesar 70 persen dialami pesepeda motor.

"Kecelakaan diakibatkan ngantuk dan capek sehingga tidak konsentrasi sehingga terjadi kecelakaan," katanya.

Baca juga artikel terkait ANGKUTAN UMUM

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani