Menuju konten utama
Pandemi Covid-19

Angka Kematian Meningkat, Pemerintah Tak Ambil Langkah Spesifik

Luhut menyebut angka kematian meningkat lantaran orang belum divaksin atau ada komorbid serta lanjut usia.

Angka Kematian Meningkat, Pemerintah Tak Ambil Langkah Spesifik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan arahan saat pembukaan kegiatan Youth Voice: Coral Reef Restoration ICRG (Indonesia Coral Reef Garden) di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.

tirto.id - Pemerintah tidak mengambil langkah spesifik kendati kasus kematian mulai meningkat. Namun pemerintah meyakini angka kematian COVID akan bertambah tinggi hingga 2 minggu mendatang.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengakui bahwa ada kenaikan kasus kematian. Ia menyebut angka kematian yang meningkat terjadi karena sejumlah faktor yakni; orang tersebut belum vaksin; atau penderita komorbid dan orang-orang tua. Pemerintah tidak memikirkan langkah tertentu meski kasus kematian naik.

"Kita belum ada lihat untuk adanya pengetatan lagi. Justru kita lakukan pelonggaran-pelonggaran lagi tetapi dengan monitoring yang ketat," tegas Luhut dalam keterangan daring, Senin (14/2/2022).

Luhut menekankan publik tidak perlu khawatir akibat Omicron jika sudah divaksin dua kali atau booster dan tidak komorbid.

Di sisi lain, keterisian rumah sakit juga tidak tinggi. Namun pemerintah tetap melakukan monitoring dan penelitian terhadap kasus COVID. Mereka menggunakan sejumlah rumah sakit perawatan sebagai tempat penelitian maupun tempat acuan pengambilan keputusan seperti RSDC Wisma Atlet, RSPI Sulianti Saroso, RS Persahabatan maupun RS Pertamina.

"Sampai hari ini kami belum lihat hal-hal yang serius, yang perlu kita takut tapi kita tetap waspada, hati-hati dan kita juga dengarkan pendapat para ahli maupun 5 profesi kesehatan dan ketua dewan guru besar UI. Enggak ada pengambilan keputusan tanpa dengerin mereka. Kami godok dan putuskan," kata Luhut.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin justru mengatakan bahwa kematian berafiliasi dengan puncak kasus.

"Untuk kematian yang 111 biasanya kematian itu lagging ya 2 minggu setelah puncak kasus, puncak kematian tercapai," kata Budi dalam keterangan daring, Senin.

Budi membandingkan dengan kasus varian delta tahun lalu. Puncak kasus COVID-19 varian Omicron di angka 56 ribu kasus dengan angka kematian 2.069 per hari. Kini, ia menyebut bahwa Indonesia sudah memasuki puncak dan tinggal menunggu angka kematian puncak. Namun ia yakin angka kematian tidak akan tembus seperti kasus Delta.

"Jadi sekarang puncaknya Omicron kita sudah dapat 5 ribu yang meninggal 111 dibandingkan waktu delta. Ya memang mungkin akan ada kenaikan belajar dari kematian lagging 2 minggu tapi saya rasa tidak lebih dari 111 even sampai 500 atau 1.000 itu enggak mungkin atau 2.069," kata Budi.

Budi pun menegaskan pemerintah sudah tahu poin warga yang meninggal akibat COVID, yakni orang tua, komorbid atau warga belum bervaksin lengkap. Ia mendorong agar warga segera vaksin agar angka kematian turun.

"Jadi gimana caranya supaya ini mengurangi fatalitas? Vaksin cepat-cepat. Cepat vaksin kedua dan booster," kata Budi.

Angka kematian kasus COVID-19 di Indonesia mulai tembus 100 kasus dalam 3 hari terakhir. Berdasarkan data Satgas COVID-19, angka kematian kasus COVID mulai menanjak sejak akhir Januari 2022 dan memasuki angka 100 per Jumat (11/2/2022) dengan angka 100 kasus.

Terkini, angka kasus COVID per Senin (14/2/2022) masih di angka 100-an dengan angka 145 kasus. Angka hari ini lebih tinggi daripada kemarin Minggu (13/2/2022) dengan 111 kasus.

Baca juga artikel terkait LONJAKAN KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri