Menuju konten utama

Anggaran Terbatas, TNI AU Hemat Rp11 Miliar untuk Perawatan Pesawat

Pemeliharaan pesawat milik TNI AU jenis Boieng kata Yuyu selama ini memakan biaya cukup besar, karena setiap pemeliharaan harus dibawa ke luar negeri namun saat ini sudah bisa dilakukan di Indonesia.

Anggaran Terbatas, TNI AU Hemat Rp11 Miliar untuk Perawatan Pesawat
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna memberikan pemaparan saat hadir di acara Sambung Rasa KSAU-Pemred Media Massa di Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Selasa (19/3/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengatakan terbatasnya anggaran TNI AU mengharuskannya melakukan penghematan, salah satunya dalam hal perawatan pesawat yang selama ini membutuhkan anggaran besar.

Pemeliharaan pesawat milik TNI AU jenis Boieng kata Yuyu selama ini memakan biaya cukup besar.

Pasalnya setiap pemeliharaan harus dibawa ke luar negeri, paling dekat yakni Singapura atau Malaysia sehingga menelan banyak biaya.

"Sekarang sudah mampu sendiri. Dengan seperti itu kita menghemat Rp11 miliar dari satu kali pemeliharaan. Jadi itulah inovasi yang kita lakukan [karena anggaran yang terbatas]," kata Yuyu saat hadir di acara Sambung Rasa KSAU-Pemred Media Massa di Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Selasa (19/3/2019).

Tingginya biaya untuk pemeliharaan pesawat Boeing, membuat pihaknya betul-betul putar otak.

Agar dapat berhemat, TNI AU bekerjasama dengan (Garuda Maintenance Facility) untuk melakukan pemeliharaan pesawat.

Kerjasama resmi telah diteken oleh Yuyu dengan GMF untuk melakukan supervisi dalam hal pemeliharaan pesawat Boeing.

Namun kata Yuyu TNI AU juga masih harus membeli peralatan maintenance sendiri untuk kemudian dioperasikan sendiri.

"Akhirnya saya memberanikan diri untuk membeli peralatan itu, untuk bisa kita [pemeliharaan pesawat] sendiri. Kita beli kemudian kita serahkan kepada Satuan Pemeliharaan di bawah Depo. Dan dilaksanakanlah kemarin [pemeliharaan] pesawat yang pertama," katanya.

Dengan dapat melakukan pemeliharaan sendiri kata Yuyu hasilnya lebih cepat dari pada harus dikerjakan di luar negeri.

Meski dapat lebih efisien, namun kata Yuyu kebijakannya itu masih saja diragukan oleh sebagian orang. Ada saja kata dia orang-orang yang mempertanyakan, ragu jika dilakukan pemeliharaan secara mandiri.

"Memang pertanyaannya banyak. lho itu boleh? [...] Saya berfikir kan selama itu sesuai dengan peraturan, kemudian cek listnya ada, kualitas kontrolnya ada. Kita kan punya untuk kelaikan udara dari Dislambagja [Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU] itu kita lalui semua, kalau bisa ya tidak ada masalah," kata Yuyu.

Baca juga artikel terkait PERAWATAN PESAWAT atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari