Menuju konten utama

Ancaman ke Pengkritik Jadi Blunder, Luhut Harus Tarik Ucapan

Ada yang menyarankan agar Luhut menarik perkataannya bila tak mampu membuktikan kesalahan orang yang ia maksud.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menyampaikan arahan saat Lokakarya Penataan Sungai Citarum, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/11/2017). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan membuka dosa politikus senior yang mengkritik pemerintah dengan asal-asalan. Pernyataan ini sebagai respons dari pihak yang mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ucapan Luhut ini pun dinilai sebagai ancaman.

“Jangan asal kritik. Saya tahu track record-mu, kok. Background saya spion juga."

"Kalau kau merasa paling bersih kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok. Sudahlah, diam sajalah. Jangan main-main, kalau main-main kami bisa cari dosamu, memang kamu siapa?" kata Luhut seperti dikutip dari Kompas.

Konteks ucapan Luhut ini terjadi saat ia jadi pembicara di sebuah seminar nasional yang berjudul "Kebijakan dan Koordinasi Bidang Maritim untuk Kesejahteraan Nelayan" di kantor BPK, Senin (19/3/2018). Ia awalnya menyampaikan bahwa pemerintah terbuka dengan kritik dan masukan yang membangun, setelah sempat memaparkan soal bidang kemaritiman.

Luhut memang tak menyebut siapa politikus senior yang ia maksud, tapi pernyataan ini kemudian direspons oleh pihak Partai Amanat Nasional (PAN). PAN merasa pernyataan Luhut tertuju kepada Amien Rais, Ketua Majelis Kehormatan PAN.

Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan menyebut Luhut bersikap berlebihan dan terlalu membawa perasaan dalam menanggapi kritik dari Amien.

“Enggak usah kemudian saling mengancam,” kata Taufik di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2018).

Taufik menyebutkan kritik Amien Rais merupakan hal lumrah dan seharusnya dianggap pemerintah sebagai pengingat untuk menjalankan pemerintahan dengan lebih baik. Menurut Taufik, Amien bukan kali ini saja mengkritik pemerintah. Ia mengatakan sejak era Soeharto menjabat presiden, Amien Rais kerap bersuara lantang kepada pemerintah.

“Sejak zaman Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY. Hal-hal yang kemudian dianggap tidak tepat dalam konteks konstitusional selalu diingatkan," kata Taufik.

Konteks kritik dari politikus senior yang disebut Luhut terkait dengan kritik pembagian sertifikat tanah yang menjadi program reforma agraria Presiden Jokowi. Dalam konteks kritik pembagian sertifikat tanah, Taufik mencoba menafsirkan kritik Amien Rais dalam konteks waktu pembagian yang dirasa tak tepat, bahwa kebijakan tersebut bermaksud baik tapi waktunya berdekatan dengan masa Pemilu.

Luhut Harus Laporkan Bukti

Direktur Eksekutif Lembaga Emrus Corner Emrus Sihombing mengatakan pernyataan Luhut soal "dosa" harus bisa dibuktikan. Menurut Emrus bila Luhut memang mengetahui ada kesalahan tokoh senior, maka Luhut wajib melaporkan dugaan itu ke penegak hukum.

Emrus menegaskan penentuan seseorang pada posisi salah atau benar adalah menjadi kewenangan aparat penegak hukum. “Kita dorong Luhut mengajukan itu ke proses hukum supaya jelas nanti hakim yang memutuskan. Tak satu pun di negeri ini punya hak menentukan orang bersalah atau tidak, kecuali hakim," kata Emrus kepada Tirto.

Peraih gelar doktor dari Universitas Padjadjaran ini menyebut sikap Luhut bakal membuka "dosa" orang yang mengkritik pemerintah sebagai cermin ketidakmatangan Luhut dalam berkomunikasi. Ia menyarankan Luhut menarik perkataan bila tak mampu membuktikan kesalahan orang yang ia maksud.

“Kalau seseorang memberi kritik tidak disertai data, bukti, dan argumentasi memadai, seharusnya ia [Luhut] meminta orang itu mengemukakan sebagai landasan kritik, sehingga bisa terjadi debat publik yang menarik dan produktif,” ujar Emrus.

Pendapat serupa disampaikan pakar komunikasi politik dari UGM Kuskridho Ambardhi. Pria yang akrab disapa Dodi ini mengatakan sindiran Luhut merupakan gejala umum dari turunnya adab berkomunikasi di ruang publik.

Menurut Dodi, banyak pejabat negara atau tokoh masyarakat yang kerap melakukan labeling dan memberi pernyataan tanpa data. Kebiasaan ini harus diubah oleh mereka yang menjadi pejabat negara atau tokoh publik lainnya.

“Kita tak mengembangkan dan memelihara tradisi berbicara bertolak dari fakta. [Politikus harus jaga adab] karena mereka yang menguasai panggung publik, dan menjadi selebritas yang dilihat serta menjadi benchmark orang biasa untuk dijadikan perbandingan,” kata Dodi.

PAN Siap Hadapi Luhut

Anggota Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo mengatakan PAN tidak akan bergeming dengan pernyataan Luhut. Mereka siap menempuh jalur hukum bila terjadi sesuatu dengan Amien Rais.

“Yang jelas, kalau sampai nanti terjadi apa-apa terhadap Pak Amien, PAN punya bukti kuat untuk menuding siapa aktor intelektual," kata Drajad.

Drajad menilai sikap Luhut menunjukkan bahwa orang di lingkaran Presiden Jokowi memiliki sikap antikritik dan menjadi preseden buruk buat pribadi Jokowi. Drajad yang dikenal dekat dengan Amien Rais ini juga mengatakan pernyataan Luhut bisa menjadi pembenaran bahwa pemerintahan Jokowi senang mencari kesalahan dari pihak yang berbeda pandangan.

Mantan Wakil Ketua Umum PAN ini menyebut pernyataan Luhut menimbulkan kesan pemerintah suka main ancam dan tidak ragu memakai segala cara untuk membalas dendam.

Baca juga artikel terkait KOMUNIKASI POLITIK atau tulisan lainnya dari Mufti Sholih

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi & Lalu Rahadian
Penulis: Mufti Sholih
Editor: Mufti Sholih