Menuju konten utama

Anargya EV Mark 1.0, Mobil Listrik ITS Ikut Student Formula Japan

Mobil listrik Anargya EV Mark 1.0 dibuat untuk mewakili Indonesia dalam lomba Student Formula Japan.

Anargya EV Mark 1.0, Mobil Listrik ITS Ikut Student Formula Japan
Mobil listrik Anargya EV Mark 1.0 saat ujicoba pada peluncuran di Rektorat ITS, Kamis (8/8/2019). FOTO/Humas ITS

tirto.id - Tim mobil elektrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan mobil listrik dalam waktu 7 bulan yang diberi nama Anargya EV Mark 1.0. Mobil listrik ini dibuat untuk mewakili Indonesia dalam lomba Student Formula Japan yang diselenggarakan Society of Automotive Engineers pada 27-31 Agustus 2019.

ITS Surabaya patut berbangga, sebab body yang terbuat dari carbon fiber composite dibuat mahasiswa ITS sendiri, tidak hanya itu motor dan controller juga asli buatan, yang merupakan hasil riset langsung di bawah PUI-SKO ITS Surabaya.

"Baik perangkat keras maupun lunaknya merupakan hasil langsung dari ITS Surabaya, ujar Alif Wikarta, pembimbing tim mobil elektrik ITS pada Antara News.

Mobil listrik ini adalah hasil pugaran mobil listrik generasi sebelumnya bernama Carstensz, yang juga pernah ikut dalam ajang Student Formula Japan pada 2018, yang membedakan Anargya EV Mark 1.0 dengan Carstensz adalah untuk Anargya ini lebih banyak menggunakan komponen hasil riset sendiri.

Anargya EV Mark 1.0 juga dilengkapi dengan baterai motor berjenis Lithium Polimer yang memiliki kapasitas daya maksimum hingga 304 volt dan menggunakan motor listrik berdaya 72 kilowatt, dengan menggendong kapasitas sebesar ini, Anargya mampu menempuh jarah sejauh 75km/jam hingga maksimum 100km/jam.

"Untuk jenis baterai yang digunakan, berjenis Lithium Polimer, di mana jenis baterai ini mampu memberikan tenaga besar saat dijalankan di awal," ungkap Alif.

Tim Anargya akan ikut dalam kategori formula dengan tenaga gerak listrik pada Student Formula Japan 2019 dan akan bersaing dengan tim dari negara-negara lain, seperti Jepang, India, Taiwan, dan Thailand.

Ajang ini merupakan sebuah batu loncatan, ke depannya mahasiswa diharapkan dapat membangun kendaraan yang mampu berjalan sendiri atau autonomus vehicle, jika terwujud maka mereka bisa ikut dalam ajang kompetisi serupa di Jerman nantinya.

"Jika komperisi tahun ini berjalan dengan baik, doakan saja kami bisa berlaga pada kompetisi serupa dalam kategori autonomus vehicle di Jerman," tambahnya.

Baca juga artikel terkait MOBIL LISTRIK atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Otomotif
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra