Menuju konten utama

Anak Krakatau Alami 46 Kali Gempa Letusan Hingga Senin Dini Hari

Gunung Anak Krakatau mengalami sebanyak 46 kali kegempaan letusan sepanjang 12 jam sejak Minggu (6/1/2019) dini hari hingga tengah malam menjelang Senin (7/1/2019) dini hari.

Anak Krakatau Alami 46 Kali Gempa Letusan Hingga Senin Dini Hari
Gunung Anak Krakatau (kanan) dan Gunung Krakatau (kiri) terlihat dari Dusun Tiga Regahan Lada, Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Senin (31/12/2018). ANTARA FOTO/Adam Bariq/sgd/foc.

tirto.id - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung terpantau mengalami sebanyak 46 kali kegempaan letusan sepanjang 12 jam sejak Minggu (6/1/2019) dini hari hingga tengah malam menjelang Senin (7/1/2019) dini hari.

Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Windi Cahya Untung dalam rilis yang diterima di Bandar Lampung, Senin (7/1/2019) pagi menyebutkan aktivitas gunung api untuk periode pengamatan 6 Januari 2019, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB,.

Gunung Anak Krakatau (GAK) terpantau mengalami Kegempaan Letusan sebanyak 46 kali, amplitudo 15-30 mm, durasi 35-105 detik.

GAK juga mengalami Kegempaan Embusan sebanyak 37 kali, amplitudo 5-19 mm, durasi 30-120 detik, dan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-12 mm (dominan 5 mm).

Berdasarkan data yang diambil dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, Lampung Selatan itu, disimpulkan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), dan direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.

Sementara itu, kondisi cuaca di sekitar lokasi adalah cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 25-32 derajat Celsius dan kelembapan udara 66-83 persen.

Visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 800-1.000 meter di atas puncak kawah. Tidak terdengar suara dentuman.

Sebelumnya, PVMBG menyampaikan, Berdasar data dari dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, dekat Gunung Anak Krakatau pada periode pengamatan 5 Januari 2019 pukul 18.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, secara visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Tidak terdengar suara dentuman.

Aktivitas Kegempaan Letusan sebanyak 19 kali, amplitudo 20-24 mm, durasi 51-121 detik. Embusan sebanyak 6 kali, amplitudo 12-14 mm, durasi 35-42 detik. Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-17 mm (dominan 8 mm).

Sepanjang pengamatan, cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 27-29 derajat Celsius dan kelembapan udara 71-79 persen.

PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM menyampaikan pula sejak pagi hingga Sabtu (5/1) siang, Gunung Anak Krakatau mengalami 24 kali kegempaan letusan, 4 kali kegempaan embusan, dan terjadi tremor menerus.

PVMBG menyebutkan pada periode pengamatan 5 Januari 2019, pukul 06.00 sampai dengan 12.00 WIB, Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami Kegempaan Letusan sebanyak 24 kali, amplitudo 18-25 mm, durasi 52-114 detik.

Kegempaan Embusan 4 kali, amplitudo 18-22 mm, durasi 46-110 detik. Kemudian Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-17 mm (dominan 7 mm).

Gunung api di dalam laut itu, kini ketinggiannya menyusut dari semula 338 meter dari permukaan laut (mdpl) menjadi 110 mdpl atau telah berkurang sebagian tubuhnya longsor ke laut, sehingga diduga memicu tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) dua pekan lalu.

Baca juga artikel terkait STATUS GUNUNG ANAK KRAKATAU

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno