Menuju konten utama

Anak Difabel Ganda Positif COVID-19 Ditolak Dirawat di Wisma Atlet

Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet hanya melayani pasien COVID-19 dengan kemampuan mandiri. 

Anak Difabel Ganda Positif COVID-19 Ditolak Dirawat di Wisma Atlet
Petugas dengan alat pelindung diri berdiri di salah satu beranda di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (24/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - Empat anak disabilitas ganda dari Sekolah Luar Biasa Ganda Rawinala, Kramat Jati, Jakarta Timur positif COVID-19, tiga dari mereka diisolasi secara mandiri oleh pihak sekolah lantaran tak memiliki keluarga, sementara satu anak diisolasi secara mandiri oleh keluarganya.

Kepala Sekolah SLB Ganda Rawinala Budi Prasojo mengatakan keempatnya dinyatakan positif usai menjalani tes cepat dan tes swab.

"Mereka semua penyandang disabilitas ganda yang sangat membutuhkan pendampingan," ujarnya kepada reporter Tirto, Jumat (24/4/2020).

Ketiga anak diisolasi di asrama sekolah karena Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran tidak mengakomodasi pasien COVID-19 dengan riwayat kesehatan difabel ganda, ujar Budi.

"Karena anak-anak kami secara intelektual mengalami keterbatasan dan secara penglihatan terbatas," tambah Budi. "Kami sudah ke Wisma Atlet tapi di sana [hanya menerima] pasien yang kemampuannya sudah mandiri," ujarnya.

Budi berkata hanya bisa berusaha semaksimal mungkin merawat ketiga anak itu. Ia memisahkan peralatan makan dan mandi serta memenuhi kebutuhan vitamin.

Budi berkata kondisi mereka berangsur-angsur membaik tapi mereka mengalami demam yang naik-turun.

"Kami berikan obat parasetamol dan vitamin dan setiap pagi berjemur," ujarnya.

Budi berkata ia telah membekali alat pelindung diri sesuai protokol penanganan kesehatan bagi pasien COVID-19. Pendamping dianjurkan tidak kontak langsung dan rajin cuci tangan, ujarnya.

Meski demikian, Budi mengabarkan bahwa sudah ada tiga pendamping dari Sekolah Luar Biasa Ganda Rawinala yang positif COVID-19 dan kini dirawat di Wisma Atlet Kemayoran.

"Persoalannya teman-teman yang mendampingi latar belakangnya bukan dari [petugas] kesehatan," ujarnya.

Budi berkata asrama sekolah mengalami kesulitan finansial. Para pemerhati yang berkunjung menurun drastis selama masa pandemik COVID-19.

"Proses pelayanan kami tidak tetap, hanya dari pemerhati. Setiap bulan selalu ada biaya operasional. Apalagi kami punya 14 anak tanpa orangtua," ujar Budi.

Baca juga artikel terkait KASUS CORONA DI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Gilang Ramadhan