Menuju konten utama

Amien Rais Serukan Revolusi Moral untuk Saingi Revolusi Mental

Amien Rais menggaungkan jargon Revolusi Moral untuk menyaingi Revolusi Mental ala Jokowi. Dia menyatakan, jika Prabowo-Sandiaga menang, Revolusi Moral akan menggantikan Revolusi Mental.

Amien Rais Serukan Revolusi Moral untuk Saingi Revolusi Mental
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/18.

tirto.id - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyodorkan jargon Revolusi Moral untuk menggantikan Revolusi Mental ala Presiden Joko Widodo.

Revolusi Moral ini ia gaungkan melalui bukunya yang baru diluncurkan dengan judul "Hijrah: Selamat Tinggal Revolusi Mental, Selamat Datang Revolusi Moral" dengan tebal 76 halaman.

Menurut Amien, Revolusi Mental selama ini tidak jelas arahnya lantaran tidak ada dukungan yang serius dari pemerintahan Jokowi.

“Menurut saya Revolusi Mental [ala] Pak Jokowi itu memang tidak jelas. Tidak ada dukungan otentik,” ujar Amien di Jalan Daksa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (11/1/2019).

Amien menuding Jokowi tidak pernah menguraikan maksud dari Revolusi Mental. Bila pencetusnya saja tak menjelaskan, kata Amien, masyarakat juga pasti tak paham apa maksudnya.

Dalam bukunya, Amien menyebut ada lima agenda Revolusi Mental ala Jokowi yang tidak jelas, yakni Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

Mengenai Gerakan Indonesia Melayani, Amien mempertanyakan siapa yang dilayani oleh Jokowi. Mantan Ketua MPR itu menuduh Jokowi justru memilih melayani kepentingan luar negeri serta konglomerat asing dibandingkan masyarakat.

Sementara soal Gerakan Indonesia Bersih, Amien menyoroti korupsi yang masih belum berhasil dibersihkan Jokowi. Gerakan Indonesia Bersih, kata Amien, seharusnya bukan hanya sekedar untuk lingkungan saja.

"Korupsi paling kolosal justru dilakukan oleh kekuasaan sendiri," kata Amien.

Dia juga menilai kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di era pemerintahan Jokowi belum berdampak signifikan.

Untuk Gerakan Indonesia Tertib, Amien juga menganggap tertib hukum tak berjalan di era Jokowi. Tertib hukum, kata dia, seharusnya berarti setiap pejabat dan tokoh-tokoh pemerintahan harus tunduk pada hukum yang berlaku.

Sedangkan mengenai Gerakan Indonesia Mandiri, Amien menyatakan gerakan ini hanya slogan abal-abal. Sebab, ia menyebut Indonesia terperangkap dalam utang, terutama dari Cina. Ia menyebut Cina sudah meminta konsesi wilayah, menguasai pelabuhan, serta dapat mendikte pemerintah.

Terakhir, Amien menyatakan Gerakan Indonesia Bersatu juga tidak terealisasi. Dia menuduh pemerintahan Jokowi melakukan politik pecah belah. Amien menyesalkan pemerintahan Jokowi tak menyadari telah melakukan politik pecah belah, dan justru menyebut politik pecah belah itu dilakukan oleh oposisi.

"Bila Insya Allah Prabowo-Sandi memenangi Pilpres 2019, Revolusi Mental ala Jokowi yang tidak jelas maknanya, harus segera ditinggalkan. Selamat tinggal Revolusi Mental diganti dengan Revolusi Moral," tulis Amien dalam pembuka bab 'Selamat Datang Revolusi Moral' paragraf pertama di halaman 29.

Ia mengklaim revolusi moral jauh lebih penting dari revolusi mental. Menurut Amien, moralitas memungkinkan manusia untuk menentukan baik atau buruknya perilaku. Moralitas, kata dia, juga menentukan sebuah perilaku benar atau salah. Sementara mental, kata dia, hanya sebuah sikap yang muncul dari jiwa.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Nur Hidayah Perwitasari