Menuju konten utama

Amankah Makanan yang Diantar Ojek Online?

Waktu tempuh panjang saat pengiriman bisa membuat kualitas makanan menurun.

Amankah Makanan yang Diantar Ojek Online?
UberEats, jasa antar makanan milik Uber yang sudah menjangkau AS, Eropa, Asia, dan Afrika. Getty Images/iStock Editorial

tirto.id - Layanan pesan antar makanan melalui aplikasi transportasi online kini lebih digemari ketimbang layanan serupa dari penjual. Padahal, ketika dikirim melalui transportasi online, terutama ojek, makanan tak mendapat perlakuan tepat sehingga berisiko menurunkan kualitas rasa serta gizinya.

Fitri (32) merupakan salah satu pengguna setia layanan pesan antar makanan lewat aplikasi ojek online. Ia sangat jarang, bahkan hampir tak pernah menggunakan layanan serupa dari perusahaan atau rumah makan bersangkutan. Alasannya beragam, mulai dari pilihan menu, hingga waktu pengantaran.

“Paling sekali-dua kali saja. Enak lewat ojek, lebih cepat, banyak pilihan tokonya, dan enggak ada minimum order,” ungkapnya.

Usaha pesan antar lewat transportasi online memang sedang berkembang pesat. UberEats, layanan pesan antar makanan yang disediakan oleh perusahaan transportasi online, Uber, misalnya. Layanan ini telah mencakup 120 negara di seluruh dunia. Jumlah pengiriman yang dilakukan UberEats meningkat lebih dari 24 kali dari Maret 2016 ke Maret 2017.

Baca juga: Jangan Buang Makanan Kadaluarsamu

"Karena orang menggunakan ponsel untuk segala hal. Ada perubahan global termasuk cara mendapatkan makanan,” kata Jason Droege, Wakil Presiden UberEverything, divisi tempat UberEats beroperasi seperti dikutip New York Times.

Selain UberEats, ada juga layanan pesan antar lain seperti GoFood dan FoodPanda. Cikal bakal lahirnya Go Food juga bermula dari pengguna yang sering memesan makanan lewat layanan GoShop sebanyak 80 persen. Dari situlah GoJek berinovasi mengeluarkan layanan khusus antar makanan. Dulu, ada juga Foodpanda, meski sejak tahun lalu sudah berhenti beroperasi di Indonesia.

Baca juga: Adu Kuat GoFood Lawan Foodpanda

Standar Ideal Pengiriman Makanan

Semasa beroperasi, Foodpanda adalah layanan antar makanan yang fokus menjaga kualitas makanan. Mulai dari kotak makanan yang diantar, temperatur makanan, dan maksimal jarak pemesanan sejauh 5 km. Namun, lebih banyak layanan pesan antar mengabaikan standar ideal pengiriman makanan.

Pengemudi banyak tak dilengkapi dengan kotak khusus penyimpan makanan. Mereka lazim hanya menggantung makanan yang dipesan pada sisi motor. Belum lagi, jarak pemesanan bisa mencapai 25 km jauhnya. Kondisi tersebut berisiko menyebabkan masalah pada kualitas makanan.

Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, Direktur Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFEST) mengatakan jarak yang terlalu jauh dapat menurunkan kualitas makanan. Karena pengemudi menghabiskan waktu lebih lama untuk mengantarkan makanan ke rumah pelanggan.

"Risikonya, suhu bisa naik. Makanan tidak dalam kondisi ideal," kata Prof Nuri dalam diskusi bertajuk 'Food Safety: Don't Let Good Food Go Bad' yang diselenggarakan Nestle di Menteng, Rabu (20/12/2017).

Baca juga: Cinta dalam Seporsi Makanan Beku

Prinsip sederhananya, makanan yang didiamkan pada suhu kamar, harus dibuang setelah lebih dari dua jam. Sebab membiarkan makanan pada suhu kamar saja dapat menyebabkan bakteri seperti Staphylococcus aureus, Salmonella, E. coli dan Campylobacter tumbuh. Apalagi pengiriman yang tak ideal, jelas lebih berisiko membuat makanan terkontaminasi.

“Biasanya sejam di luar ruangan kemasannya akan kembung," kata Nuri.

infografik pesan antar makanan

Bakteri tumbuh paling cepat pada kisaran suhu antara 4,44°C sampai 60°C, meningkat dua kali lipat setiap 20 menit. Rentang suhu ini sering disebut “Zona Bahaya”. Jika makanan berada pada suhu di atas 32,2°C, maka dalam satu jam makanan tersebut juga harus disingkirkan. Untuk meminimalisir perkembangan bakteri, makanan dapat didinginkan dan dipanaskan kembali saat akan disantap.

Langkah ini juga dapat dilakukan ketika pengiriman memakan waktu tempuh yang lama. Makanan dapat disimpan pada suhu kurang dari 4,44°C. Sebelumnya, makanan terlebih dulu harus dipisah dalam bagian kecil, terutama antara daging dan bahan lainnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi silang bakteri.

Baca juga:

Wadah penyimpanan juga harus ringkas, jika memungkinkan menggunakan kontainer khusus makanan. Makanan yang dikirim dalam keadaan dingin harus dimakan dalam waktu 2 jam. Jika tidak, dapat kembali didinginkan untuk dimakan lain waktu. Pada saat memanaskan, suhu harus diatur agar tak bakteri tak berkembang biak.

Idealnya, makanan dipanaskan pada suhu 73,89°C. Jika menggunakan microwave, pastikan makanan dalam keadaan tertutup dan berputar. Tujuannya agar panas merata dan mencegah timbulnya "titik dingin" dari penyimpanan bakteri.

Bagaimana memperkecil risiko kesehatan pada makanan Anda yang diantar ojek online? Karena pengkondisian keamanan dari penyedia layanan antar tidak maksimal, Anda sebaiknya tak memesan makanan dari lokasi yang jauh. Usahakan kurang dari 5 KM. Jika Anda tak akan segera menyantap makanan yang Anda pesan, jangan lupa untuk menyimpannya di lemari pendingin.

Baca juga artikel terkait OJEK ONLINE atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani