Menuju konten utama

5 Amalan Malam Isra Miraj dan 27 Rajab Beserta Keutamaannya

Berikut ini amalan Isra Miraj dan malam 27 Rajab yang bisa dilaksanakan untuk melengkapi ibadah umat Islam.

5 Amalan Malam Isra Miraj dan 27 Rajab Beserta Keutamaannya
Ilustrasi Isra Miraj. foto/Istockphoto

tirto.id - Amalan Isra Miraj bisa dilaksanakan pada saat malam dan hari 27 Rajab. Berbagai amalan malam Isra Miraj dan 27 Rajab terdiri atas puasa, zikir, sedekah, hingga bacaan doa. Para ulama menganjurkan pelaksanaan sejumlah amalan 27 Rajab dan Isra Miraj tersebut agar umat Islam memperoleh keutamaan dari hari istimewa ini.

Dalam kalender Islam (kamariah), malam Isra Miraj atau malam 27 Rajab dimulai setelah waktu maghrib hari sebelumnya. Malam ini diyakini menjadi waktu terjadinya Isra Mi'raj.

Meski masih ada perbedaan pandangan di kalangan ulama, pendapat yang paling populer mengenai waktu terjadinya Isra Miraj adalah pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Artinya, peristiwa Isra Mi'raj terjadi sekitar tahun 621 M.

Isra Miraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW pada suatu malam yang bermula dari Masjidil Haram di Mekah, lalu menuju Baitul Maqdis di Yerusalem, kemudian berlanjut naik ke atas hingga melintasi langit 1-7 sampai ke Sidratulmuntaha. Di Sidratulmuntaha, Nabi menerima perintah dari Allah SWT untuk melaksanakan sholat fardhu 5 waktu.

Amalan 27 Rajab dan Malam Isra Miraj

Peristiwa Isra Miraj membuat tanggal 27 Rajab diyakini memiliki banyak keutamaan. Oleh karena itu, sejumlah ulama mengajurkan umat Islam untuk melakukan berbagai amalan sunnah pada malam Isra Miraj dan tanggal 27 Rajab.

Sejumlah amalan itu akan semakin melengkapi ibadah umat Islam pada bulan Rajab yang juga merupakan bulan istimewa karena termasuk dalam asyhurul hurum.

Sejumlah amalan 27 Rajab dan malam Isra Miraj adalah:

  • Sholat sunah pada malam 27 Rajab
  • Memperbanyak Zikir (terutama pada malam Isra Mi'raj)
  • Memberikan sedekah
  • Puasa 27 Rajab
  • Membaca doa pada malam Isra Miraj dan siang hari 27 Rajab.
Amalan-amalan malam Isra Miraj dan 27 Rajab tersebut mempunyai berbagai keutamaan. Berikut ini penjelasan 5 amalan Isra Miraj dan 27 Rajab beserta keutamaannya:

1. Sholat Malam

Sejumlah sholat sunah bisa dikerjakan oleh umat Islam pada malam 27 Rajab. Melakukan sholat malam, sebagaimana hari biasanya, tentu mendatangkan pahala.

Mengingat Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab, melakukan salat sunah pada waktu ini tentu saja akan lebih baik untuk melengkapi ibadah. Umat Islam bisa mengerjakan salat taubat, salat tahajud, sholat hajat, dan sholat witir.

Mengenai sholat malam Isra Miraj atau salat malam 27 Rajab, sebenarnya masih menjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait kesunahannya.

Hanya saja, Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menganjurkan Salat Sunah Malam 27 Rajab ini dengan jumlah 12 rakaat (2 rakaat 1 salam sebanyak 6 kali). Anjuran Imam Al-Ghazali ini didasari hadits berisi sabda Rasulullah SAW: "Siapa saja yang mengerjakan amal kebajikan pada malam ini, niscaya ia akan memperoleh kebajikan 100 tahun."

Menurut Imam Al-Ghazali, setiap selesai 2 rakaat dan salam, dianjurkan untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad 100 kali, istighfar 100 kali, dan berdoa memohon apa yang sedang diinginkan.

Imam Al-Ghazali menganjurkan pelaksanaan sholat sunah tersebut pada beberapa waktu, yakni malam 27 Rajab, malam 15 Rajab, malam pertama bulan Rajab, malam tanggal 10 Muharram, dan malam pertama bulan Muharram. Adapun tata caranya sama dengan salat sunah malam umumnya, dengan setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan 1 surat Al-Quran.

2. Puasa 27 Rajab

Puasa 27 Rajab atau puasa pada hari Isra Miraj boleh dilaksanakan. Meskipun masih ada perbedaan pendapat, sebagian ulama memperbolehkan pelaksanaan puasa 27 Rajab.

Amalan ini mengacu pada hadist riwayat Abu Hurairah yang menyebutkan bahwa pahala untuk puasa pada 27 Rajab setara puasa 60 bulan. Namun, menurut sejumlah ahli hadist, termasuk Ibnu Hajar al-Asqalani, sanad hadist tadi lemah (dlaif).

Kendati hadits itu tergolong dlaif, sebagian ulama Mazhab Syafi’i memperbolehkan puasa pada tanggal 27 Rajab dengan alasan fadhailul a’mal (keutamaan amal).

3. Berzikir

Zikir juga bisa ditunaikan ketika memasuki 27 Rajab. Salah satu yang dianjurkan adalah zikir ajaran Nabi Ibrahim kepada Nabi Muhammad ketika keduanya bertemu di langit ke-7 dalam peristiwa Isra Mi'raj.

Kisah bertemunya Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Ibrahim tersebut diriwayatkan Abu Ayyub Al-Anshari.

Nabi Ibrahim berkata pada Rasulullah: “Perintahkanlah pada umatmu untuk membiasakan memperbanyak [bacaan zikir itu] yang nantinya akan menjadi tanaman surga, tanahnya begitu subur, juga lahannya begitu luas,” (H.R. Ahmad).

Berikut ini amalan zikir yang diajarkan Nabi Ibrahim:

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Bacaan latinnya: La haula walaa quwwata illa billah.

Artinya: “Tidak ada daya [dalam menjauhi maksiat] dan tidak ada upaya [menjalankan ketaatan] melainkan dengan pertolongan Allah.”

Bacaan zikir La haula walaa quwwata illa billah sebenarnya tidak khusus dibaca pada malam Isra Mi'raj, melainkan dapat pula menjadi amalan rutin tiap hari. Memperbanyak zikir ini pada malam 27 Rajab bisa menjadi sarana ibadah sekaligus memuliakan peristiwa Isra Miraj.

4. Memberikan Sedekah

Memberi sedekah tergolong amalan saleh yang dianjurkan pada bulan Rajab, termasuk di momentum Isra Mi'raj.

Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW: "Barang siapa yang melonggarkan satu beban kehidupan sesama saudara muslim di bulan Rajab, Allah akan membangunkan istana untuknya di surga firdaus yang luasnya sejauh pandangan matanya. Karena itu, muliakanlah bulan Rajab, pasti Allah akan memuliakanmu dengan seribu kemuliaan."

Memberikan sedekah, terutama kepada sesama muslim, jelas merupakan amalan sunnah pada hari apa pun. Mengingat keutamaan bulan Rajab sebagai salah satu asyhurul hurum, dan 27 Rajab yang menjadi waktu terjadinya Isra Miraj, memberikan sedekah pada waktu ini tentu akan semakin melengkapi ibadah umat Islam.

5. Membaca Doa Malam dan Siang 27 Rajab

Pada malam dan siang tanggal 27 Rajab, umat Islam dianjurkan membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ طَهِّرْ لِسَانِيْ مِنَ اْلكَذِبِ وَقَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ وَعَمَلِيْ مِنَ الرِّيَاءِ وَبَصَرِيْ مِنَ اْلخِيَانَةِ فَأِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ اْلاَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ

Bacaan latinnya: "Allohumma thohhir lisaanii minal kadzibi wa qolbii minan nifaaqi wa ‘amalii minar riyaa-i wa bashorii minal khiyaanati fa innaka ta’lamu khoo-inatal a’yuni wa maa tukhfish shuduuru."

Artinya: "Ya Allah, sucikanlah lisanku dari dusta, sucikanlah hatiku dari kemunafikan, sucikanlah amalku dari riya, sucikanlah penglihatanku dari khianat, sesunguhnya Engkau mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati."

Menukil dari artikel "Doa Malam Isra Miraj 27 Rajab untuk Kabulkan Segala Hajat" yang dilansir laman NU Online, Syekh Muhammad bin Abdullah bin Hasan al-Halabi al-Qadiri melalui kitabnya, Nurul Anwar wa Kanzul Abrar fi Dzikris Shalati ‘alan Nabi al-Mukhtar, juga menganjurkan bacaan doa khusus untuk diamalkan pada malam 27 Rajab, yakni sebagai berikut:

اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ

Bacaan latin: "Allāhumma innī as’aluka bi musyāhadati asrāril muhibbīn, wa bil khalwatil latī khashshashta bihā sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatas sābi’i wal ‘isyrīn an tarhama qalbiyal hazīna wa tujība da‘watī yā akramal akramīn."

Artinya: “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kaumerahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”

Baca juga artikel terkait ISRA MIRAJ atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Addi M Idhom