Menuju konten utama

Alwi Shihab Sebut Kampanye Kubu Prabowo Bakar Emosi Muslim

Alwi Shihab menilai persoalan narasi kampanye yang dibangun capres-cawapres nomor urut 02 membuat emosi umat muslim tersulut, sehingga berujung pendiskreditan pemerintah.

Alwi Shihab Sebut Kampanye Kubu Prabowo Bakar Emosi Muslim
Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam, Alwi Shihab saat hadir dalam acara Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) Talk di Sleman, Yogyakarta, Minggu (24/2/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id -

Alwi Shihab menyebut ciri kampanye kubu Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membakar emosi masyarakat muslim.

“Ya bahaya kalau masyarakatnya tidak waspada. Karena ini memang cara kampanye di sana, itu [paslon nomor 02] cara kampanye negatif. Membakar emosi masyarakat muslim yang enggak tahu. Jadi begitulah cara yang tidak benar sebetulnya,” kata dia saat menghadiri acara LBP Talk di Sleman, Yogyakarta, Minggu (24/2/2019).

Mantan Menteri Luar Negeri di era Presiden Abdurahman Wahid ini mencontohkan salah satu kampanye negatif yang dilakukan kubu Prabowo adalah puisi kontroversial Neno Warisman yang dibacakan saat "Malam Munajat 212" di Monas Jakarta, Kamis (21/2/2019) lalu.

Penggalan puisi Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang dinilai kontroversial berbunyi, "Karena jika engkau tidak menangkan kami, (kami) khawatir Ya Allah, kami khawatir Ya Allah, tak ada lagi yang menyembahmu."

Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam ini mengatakan, puisi tersebut telah menganggap orang yang pro dengan kubu Jokowi adalah orang-orang yang tidak pernah menyembah Tuhan.

"Masak pro Pak Jokowi itu tidak ada yang salat, masak itu dianggap orang kafir, enggak benarlah. NU itu sangat kuat agamanya, jadi itu mau dianggap kafir? Begitulah garis keras, di luar negeri, di Mesir, Libia, Tunis. Orang yang berbeda dengan dia itu dianggap sebagai orang kafir yang harus dibasmi,” ujar dia.

Selain itu, contoh lain kampanye negatif yang dilakukan adalah dengan adanya video yang beredar baru-baru ini.

Dalam video tersebut ada ibu-ibu yang mengatakan jika Jokowi menang maka perkawinan sejenis diperbolehkan dan larangan azan di masjid.

Menurut Adik kandung Ulama Quraish Shihab ini, materi dalam video tersebut merupakan fitnah terhadap Jokowi. Ia menilai Jokowi bukan merupakan pemimpin yang akan menerapkan kebijakan seperti itu.

“Itu kan cara-cara mendiskreditkan pemerintah. Kok cara-cara fitnah dan hal-hal yang dibuat-buat. Enggak ada itu, kan ada Kementerian Agama, Majelis Ulama. Semua bisa memberi pencerahan,” ujar dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Politik
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali