Menuju konten utama

Allan Nairn Rilis Skenario Prabowo Lemahkan HTI dan PKS di Blognya

Laporan terbaru Allan Nairn menyebut beberapa skenario Prabowo jika menang sebagai presiden.

Allan Nairn Rilis Skenario Prabowo Lemahkan HTI dan PKS di Blognya
Allan Nairn. tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Allan Nairn, jurnalis investigasi independen asal Amerika Serikat, merilis laporan terbaru di laman blogspot miliknya, Senin (15/4/2019), pukul 12 siang waktu Indonesia Barat. Dalam laporan itu, Allan menyebut sejumlah skenario yang dirancang Prabowo jika menang dalam Pemilu 2019.

Laporan Allan berdasarkan notulensi rapat yang digelar di kediaman Prabowo di Jalan Kartanegara Nomor 4, Jakarta Selatan. Pertemuan ini digelar usai Prabowo bertemu Susilo Bambang Yudhoyono di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Pertemuan dihadiri 11 orang dan berasal dari 8 jenderal purnawirawan dan tiga orang sipil, yang disebut Allan dengan mengutip laporan itu sebagai “lingkaran satu” Prabowo. Dalam pertemuan itu, muncul sejumlah kesepakatan.

Prabowo Subianto telah menyusun rencana untuk melakukan penangkapan massal, baik terhadap lawan-lawan politik maupun koalisinya, tulis Allan.

Untuk itu, tulis laporan Allan seperti tertulis dalam dokumen yang ia kutip, rapat itu membuat tim untuk melakukan tugas-tugas khusus “mengadili sebanyak-banyaknya lawan politik,” dan “melumpuhkan” kelompok-kelompok Islamis yang menyokong kampanye Prabowo-Sandiaga setelah terpilih sebagai presiden.

Prabowo telah menyiapkan apa yang diistilahkan Allan sebagai “Malam Pisau Panjang” (istilah yang dipakai sejarawan untuk membersihkan sekutu Hitler di Nazi) untuk mengonsolidasikan kekuasaan sekaligus menyakinkan Washington.

Demi memperoleh kepercayaan itu, Prabowo memerintahkan Arief Poyuono, wakil ketua umum Gerindra, untuk menggagalkan gugatan hukum para pekerja Freeport terhadap perusahaan tersebut, tulis Allan.

Notulen rapat menyebut Poyuono sebagai salah satu dari tiga orang sipil yang hadir dalam rapat strategis di rumah Prabowo pada 21 Desember, menurut laporan itu.

Untuk mengamankan kebijakan dalam bidang hukum, Prabowo menunjuk sejumlah orang yang akan bertugas memilih Kapolri, Jaksa Agung, dan pimpinan KPK, tulis Allan seperti tertera dalam dokumen.

Tak hanya itu, Prabowo berencana membikin Gerindra semakin kuat, dengan menugaskan Badan Intelijen Negara melumpuhkan kelompok Islam radikal, yakni HTI, FPI, dan JAD, serta partai koalisi oposisi, serta berencana menjatuhkan Partai Demokrat dan PKS, tulis laporan tersebut.

Keinginan menjatuhkan Demokrat, tulis Allan, dilatari dendam politik masa lalu lantaran SBY terlibat memecat Prabowo dari Angkatan Darat setelah Soeharto jatuh. PKS dan Partai Demokrat, menurut Allan seperti dituliskan dokumen, akan digembosi melalui pelbagai kasus korupsi, baik kasus lama maupun baru, supaya Prabowo mengesankan diri sebagai presiden yang kuat dan tegas dalam menegakkan hukum.

Sementara kepentingan untuk menjatuhkan kelompok Islam radikal, tulis Allan, dengan “menangkap ulama-ulama radikal” demi memperlihatkan kepada Amerika Serikat bahwa Prabowo-Sandiaga tegas mengatasi radikalisme dan terorisme di Asia Tenggara.

Allan juga menyebut, Prabowo sudah bertemu dengan Dubes Amerika Serikat Joseph R. Donovan Jr untuk membicarakan perang dagang Cina-AS serta membahas komitmen Indonesia melawan terorisme ke depan.

Tirto mengklarifikasi ke beberapa nama dalam laporan Allan ke kubu Prabowo. Tiga nama yang disebut dalam dokumen yang dikutip yang ikut dalam pertemuan itu, membantah.

Johannes Surjo Prabowo mengatakan, “Apa ada artikel Allan Nairn yang terbukti benar? Saya tidak tahu persis tanggal 21 Desember ada rapat atau tidak, karena saya Natalan.”

Ia melanjutkan, “Setahu saya, setiap pertemuan saya dengan Prabowo CS, entah itu rapat atau tidak, tidak pernah ada “notulen” rapat yang ditulis seperti itu,” katanya, Senin siang (15/4).

Sementara Arief Poyouno dan Habiburrakhman berkata senada. Arief berkata: “ Itu semacam dokumen palsu.”

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Mufti Sholih

tirto.id - Politik
Penulis: Mufti Sholih
Editor: Fahri Salam