tirto.id - Ganda campuran Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow sukses kantongi tiket 16 besar turnamen bulu tangkis All England 2019, selepas atasi rekan sendiri, Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, di babak pertama (32 besar).
Berlaga di Birmingham Arena, Inggris, Rabu (6/3/2019), Tontowi/Winny menang dua set langsung dalam waktu 26 menit saja.
Duet Tontowi/Winny langsung tancap gas sejak awal permainan. Mereka unggul 11-5 saat interval. Hingga berhasil menyudahi set pertama lewat kemenangan telak 21-7.
Permainan berjalan lebih seimbang di set kedua, kendati Tontowi/Winny tetap unggul 11-8 kala jeda interval. Usai jeda, kedua pasangan terlibat kejar mengejar poin yang sangat ketat. Namun ketenangan Tontowi/Winny pada masa poin kritis, akhirnya menjadi kunci keunggulan mereka di gim kedua lewat skor 21-18.
"Di pertandingan tadi kami bermain cukup baik, kami banyak menekan lawan. Di game kedua, agak menurun. Seharusnya bisa dapat poin malah tidak bisa dapat poin dan membuat kesalahan sendiri,” ujar Tontowi selepas laga, seperti dikutip dari laman PBSI.
Sementara Winny mengakui jika permainannya masih kurang maksimal di atas lapangan, hingga kerap membuat kesalahan sendiri.
"Ketenangan saya masih kurang dan gampang mati sendiri, masih gampang lengah. Waktu sudah unggul, mati satu, mati satu ya sudah begitu terus," jelas Winny.
“Kami kan baru ikut dua turnamen, jadi chemistry dan kekompakannya belum begitu padu," tambah Tontowi.
Di babak kedua (16 besar) yang akan digelar Kamis (7/3/2019), Tontowi/Winny telah ditunggu unggulan ke-5 asal Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
Sementara itu di lapangan yang lain, ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti sukses menyegel satu tempat di babak 16 besar, selepas tundukkan kompatriot sendiri yang juga berstatus unggulan ke-8, Hafiz Faizal/Gloria Emmanuelle Widjaja.
Sedangkan satu wakil ganda campuran lainnya, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, gagal melangkah ke babak selanjutnya lantaran takluk rubber game dari wakil Jerman, Mark Lamsfuss, Isabel Herttrich.
Editor: Agung DH
