Menuju konten utama

Alfin Lestaluhu & 5 Pesepakbola Indonesia yang Wafat Muda

Selain Alfin Lestaluhu, sejarah mencatat bahwa ada beberapa pesepakbola Indonesia lainnya yang wafat dalam usia muda.

Alfin Lestaluhu & 5 Pesepakbola Indonesia yang Wafat Muda
Alfin Lestaluhu. ANTARA/PSSI

tirto.id - Alfin Farhan Lestaluhu meninggal dunia pada Kamis (31/10/2019) pukul 22.11 WIB di usia 15 tahun. Pemain Timnas U16 ini bukan satu-satunya pesepakbola muda yang wafat dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum Alfin Lestaluhu, sejarah mencatat ada beberapa talenta sepakbola Indonesia lainnya yang meninggal di usia muda.

Jenazah Alfin Lestaluhu akan diterbangkan dari Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, untuk dimakamkan di kampung halamannya di Tulehu, Maluku. PSSI selaku otoritas sepakbola Indonesia mengucapkan selamat jalan kepada bek muda kelahiran 2004 ini.

“Telah berpulang menghadap Sang Pencipta, Alfin Farhan Lestaluhu. Selamat jalan, Alfin, terima kasih atas segala perjuanganmu untuk nama harum Indonesia,” cuit PSSI melalui akun Instagram-nya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, juga turut berduka. “Keluarga besar PSSI mendoakan yang terbaik untuk Alfin dan keluarga. Kita sangat kehilangan. Terima kasih atas sumbangsih Alfin untuk tim nasional Indonesia,” ucapnya dikutip dari website resmi PSSI.

Sebelumnya sempat dikabarkan bahwa Alfin Lestaluhu dan keluarganya terkena dampak gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 yang mengguncang Maluku pada 26 September 2019 lalu.

Setelah itu, Alfin sempat dirawat di RS Tentara Ambon sebelum diterbangkan ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut.

Sayangnya, nyawa Alfin tak tertolong. PSSI kemudian menyatakan bahwa berdasarkan keterangan dari tim dokter, pemain yang biasa menempati posisi sebagai bek kanan ini meninggal dunia karena menderita encephalitis atau radang otak.

Alfin Lestaluhu merupakan salah satu pemain Timnas U16 yang turut membawa Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2020 mendatang. Ia turut menyumbangkan gol saat skuad belia Garuda menghajar Filipina dengan skor 4-0 dalam laga babak Kualifikasi Piala Asia 2020.

Sebelum Alfin Lestaluhu meninggal, ada sejumlah kejadian serupa yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Berikut ini beberapa talenta sepakbola Indonesia yang wafat dalam usia muda:

Erik Dwi Ermawansyah (22 Tahun)

Tanggal 25 Januari 2019 lalu, Erik Dwi Ermawansyah meninggal dunia pada usia 22 tahun lantaran serangan jantung. Kabar wafatnya pesepakbola kelahiran Surabaya 19 April 1995 ini disampaikan oleh PSIS Semarang lewat akun Instagram-nya.

"Innalillahi wa innailaihi raji'un. Segenap manajemen, pemain, dan ofisial pelatih PSIS Semarang turut berduka cita atas meninggalnya Erik Dwi Ermawansyah pada hari ini, Jum'at (25/1/2019) yang mengalami serangan jantung. Semoga khusnul khatimah, Rik.”

Bek yang juga bisa berperan sebagai striker ini masuk skuad PSIS Semarang saat mengarungi Liga 2 musim 2017. Erwin turut membawa tim Mahesa Jenar promosi ke Liga 1 2018 dengan menyumbangkan 5 gol dari 24 laga.

Erik adalah pesepakbola berbakat didikan SSB Mitra Surabaya dan sempat meniti karier junior di Persebaya Surabaya pada 2015. Kemudian, ia bergabung dengan Bonek FC atau yang kini menjadi Bhayangkara FC.

Musim 2017, Erik direkrut Madura United sebelum akhirnya pindah ke PSIS Semarang. Klub terakhir yang dibela Erik sebelum ia mengembuskan nafas penghabisan karena serangan jantung adalah Persik Kendal.

Krisna Yusuf (13 Tahun)

Pesepakbola belia Krisna Yusuf meninggal dunia di tengah pertandingan pada 18 Maret 2018 lalu. Saat itu, pemain berusia 13 tahun ini sedang memperkuat klubnya, SSB Arema Domhils, kala menjalani laga ujicoba di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

Krisna Yusuf tiba-tiba terjatuh saat berlaga di lapangan. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, lalu dirujuk ke Rumah Saiful Anwar di Kota Malang. Malangnya, nyawa Krisna tak tertolong. Ia meninggal dunia dalam perjalanan.

Penyebab wafatnya Krisna Yusuf diduga karena kelelahan setelah bermain selama dua hari berturut-turut. Ia adalah talenta muda berbakat asli Malang dan pernah menjadi top skor dalam suatu turnamen sepakbola.

Meninggalnya Krisna Yusuf lantaran keletihan mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya adalah Agus Yuwono. “Saya dengar mainnya Krisna di sana (Bangil) di waktu yang tidak disarankan oleh medis,” kata mantan pelatih Arema ini dikutip dari Bolalob.com.

“Kabarnya dia bermain di atas jam 9 pagi dan itu tidak disarankan oleh dokter karena memasuki jam 10 ke atas merupakan puncak keluarnya CO2 dan tidak disarankan untuk beraktivitas olahraga," lanjut Jaya Hartono.

“Pemain harusnya diberi kesempatan istirahat dan tidak diforsir untuk bermain apabila pemain merasa keletihan harusnya diistirahatkan," tutup eks pelatih Persegres Gresik United, Arema FC, Perseru Serui, Persik Kediri, Persis Solo, dan kini membesut Madura FC ini.

Dibyo Previan Caesario (24 Tahun)

Pesepakbola muda Indonesia lainnya yang wafat di usia muda adalah Dibyo Previan Cessario. Striker Persepam Madura ini meninggal dunia pada 30 Mei 2017 dalam usia 24 tahun.

Dilansir PanditFootball, Dibyo mengembuskan nafas penghabisan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, setelah menderita penyakit infeksi paru-paru dan ada kebocoran kelenjar getah bening yang diidapnya sejak Januari 2017.

Dibyo adalah jebolan akademi Pelita Jaya U21 dan Persita Tangerang U21. Tanggal 31 Januari 2013, ia menjalani debutnya untuk Persita di kompetisi Indonesia Super League atau ISL (kini Liga 1) saat menghadapi Persidafon Dafonsoro.

Musim 2015, Dibyo diboyong klub liga tertinggi Indonesia lainnya yakni Mitra Kukar namun hanya bertahan sebentar lantaran kisruh yang terjadi di kompetisi sepakbola nasional waktu itu.

Pemain kelahiran 4 Juni 1992 ini kemudian dibawa Jaya Hartono untuk memperkuat klub Timor Leste, Aitana FC. Jaya Hartono saat itu ditunjuk untuk membesut klub di negeri tetangga ini.

“Bersama Aitana FC, Dibyo selalu menjadi daya gedor tim dan menjadi pembeda,” sebut mantan pelatih Persib Bandung dan Persija Jakarta ini.

Dibyo kembali ke tanah air setelah kontraknya di Aitana FC usai. Ia kemudian membela Persepam Madura yang berlaga di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) B hingga akhir hayatnya.

Sukarno Andi Wijaya (20 Tahun)

Sukarno Andi Wijaya pernah dilirik pelatih Indra Sjafri untuk mengikuti seleksi Timnas Indonesia U19 menjelang turnamen AFC Cup 2014. Sayangnya, dua tahun kemudian, tepatnya pada 14 Agustus 2016, striker muda Persewangi Banyuwangi ini meninggal dunia.

Dikutip dari Bola.com, wafatnya Sukarno Andi Wijaya disebabkan karena penyakit infeksi paru-paru. Pesepakbola kelahiran Banyuwangi tanggal 23 Juni 1996 ini meninggal dunia dalam usia 20 tahun.

Persewangi menjadi satu-satunya klub profesional yang diperkuat Sukarno Andi Wijaya sepanjang karier sepakbolanya yang terbilang singkat.

Sebelumnya, ia menimba ilmu di berbagai sekolah sepak bola, seperti SSB Yunior Sepanjang, SSB Tunas Muda Setail, SSB IM Kalibaru, SSB Putra Minak Jinggo, serta SSB Persik Karang Harjo.

Sebelum direkrut Persewangi pada 2014, Sukarno Andi Wijaya sempat bergabung dengan klub amatir Banyuwangi United yang berlaga di kompetisi Divisi III Nasional dan Liga Remaja Regional Jawa Timur.

Ferdyan Sjarifudin (10 Tahun)

Cita-cita Ferdyan Sjarifudin untuk menjadi olahragawan profesional kandas terlalu dini. Pesepakbola cilik yang akrab disapa Didik ini meninggal dunia di Amsterdam, Belanda, saat umurnya baru menginjak 10 tahun.

Tanggal 3 November 2014, Ferdyan Sjarifudin, bocah kelahiran Madiun, Jawa Timur, yang tercatat sebagai pemain akademi klub Amsterdam AVV SDZ, ditemukan tewas bersimbah darah di apartemen yang ditinggalinya.

Dikutip dari BeritaSatu melansir pemberitaan media Belanda, pembunuh Didik tidak lain adalah ayah kandungnya sendiri, menurut hasil penyelidikan kepolisian setempat. Ayah dan ibunda Didik yang keduanya orang Indonesia sebelumnya telah bercerai.

Baca juga artikel terkait TIMNAS U-16 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Fitra Firdaus