Menuju konten utama

Alasan Kemenkes Masih Rendahnya Vaksinasi COVID-19 untuk Ibu Hamil

Kemenkes masih banyak menemukan ibu hamil yang enggan divaksin COVID-19, termasuk penolakan dari pihak keluarga.

Alasan Kemenkes Masih Rendahnya Vaksinasi COVID-19 untuk Ibu Hamil
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada ibu hamil di Gedung TP-PKK Provinsi Kalteng, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (23/9/2021). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/hp.

tirto.id - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemberian vaksin COVID-19 bagi ibu hamil masih rendah jumlahnya. Edukasi dan sosialisasi vaksin COVID-19 pada ibu hamil masih menjadi tantangan dalam memperluas cakupan vaksinasi saat ini.

“Ini juga masih mengalami tantangan. Masih ada penolakan dari para perempuan maupun ibu hamil, jadi ini merupakan tantangan bila kita bicara soal vaksinasi,” kata Nadia dalam Webinar Selamatkan Perempuan Indonesia yang diikuti di Jakarta, Rabu (22/12/2021) dilansir dari Antara.

Nadia menyebutkan berdasarkan data yang dimiliki Kemenkes, hingga saat ini jumlah ibu hamil yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 baru 30.000 orang. Padahal, pemerintah sudah ada sekitar 11 merek vaksin yang diedarkan di lingkungan masyarakat untuk membentuk kekebalan kelompok dalam menghadapi COVID-19, sekaligus memasukkan ibu hamil ke dalam kelompok prioritas untuk mendapatkan vaksin tersebut.

Menurut Nadia, rendahnya angka tersebut terjadi karena masih ditemukan adanya penolakan ibu hamil yang tidak mau divaksin, juga pihak keluarga yang tidak mengizinkan akibat kurangnya informasi maupun tidak percaya terhadap vaksin COVID-19.

“Nah, ini apakah betul masih banyak ibu hamil yang belum mendapatkan vaksinasi atau mereka memang menunda mendapatkan vaksinasi sesudah kelahiran anak-anaknya,” kata dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan sayangnya penolakan itu juga terjadi pada saat melakukan vaksinasi untuk penyakit Hepatitis, HIV maupun Sifilis.

Oleh karena itu, pemerintah mulai mengambil langkah pendekatan secara struktural dengan menjalin kerja sama dengan kementerian lembaga terkait, termasuk organisasi-organisasi yang dekat dengan masyarakat untuk melakukan sosialisasi dan memperkuat sistem komunikasi dalam memberikan pemahaman pentingnya vaksin bagi tubuh.

Nadia berharap melalui sosialisasi yang diberikan dapat mencegah kematian pada ibu akibat COVID-19 maupun penyakit lain. Sehingga, keluarga tidak akan merasakan dampak yang tidak diharapkan sekaligus menghindari hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Termasuk bagaimana keterlibatan Dinas Kominfo pada level sampai tingkat kecamatan dalam mensosialisasikan vaksinasi. Rasanya sudah sebagian besar masyarakat mengenal vaksinasi COVID-19,” katanya.

Baca juga artikel terkait VAKSINASI COVID-19 IBU HAMIL

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto