Menuju konten utama

Alasan Jokowi Tak Terapkan Lockdown COVID-19: Rakyat Pasti Rusuh

Presiden Jokowi menilai kebijakan lockdown saat awal pandemi COVID-19 akan memicu kerusuhan.

Alasan Jokowi Tak Terapkan Lockdown COVID-19: Rakyat Pasti Rusuh
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/1/2023).ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan alasan pemerintah tidak menerapkan lockdown saat awal pandemi COVID-19. Ia menilai kebijakan lockdown akan memicu kerusuhan di Tanah Air.

Kebijkan lockdown merupakan penguncian akses keluar dan masuk dari satu wilayah secara total untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.

"Hitungan saya dalam 2 atau 3 minggu, rakyat sudah enggak bisa [bertahan], enggak memiliki peluang atau kecil untuk mencari nafkah, semuanya ditutup. Negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi? Rakyat pasti rusuh," kata Jokowi dalam Rakornas Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2023 di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Saat rapat penanganan COVID-19, Jokowi bilang 80 persen menteri di kabinetnya menyarankan lockdown. DPR RI dan partai politik juga menyarankan lockdown.

Desakan itu disampaikan kepada Jokowi lantaran banyak negara yang menerapkan lockdown saat menangani COVID-19. Akan tetepi, Jokowi memilih tidak terburu-buru menetapkan kebijakan lockdown.

Jokowi mengaku perlu semedi tiga hari untuk memutuskan tidak menerapkan lockdown dalam penanganan pandemi COVID-19.

"Tekanan-tekanan seperti itu pada saat krisis dan kita tidak jernih, kita tergesa-gesa, grusa-grusu bisa salah dan bisa keliru," kata dia.

Pada saat yang sama, Jokowi bilang pemerintah juga ditekan dari sisi ekonomi. Ia mencatat pemerintah pernah kehilangan penerimaan negara hingga 16 persen, tetapi belanja negara naik hingga 12 persen akibat COVID-19.

"Kesulitan-kesulitan seperti inilah yang memberikan pengalaman besar kepada kita semuanya," ujarnya.

Selain itu, kata Jokowi, penyaluran vaksin COVID-19 juga bukan perkara mudah. Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 memerlukan peran semua pihak, termasuk TNI dan Polri.

"Dari 448 juta suntikan itu kita berikan ke masyarakat, bukan gampang. Geografis kita bukan mudah. Ada gunung, laut, sungai, semua harus dilalui untuk rakyat bisa disuntik," kata dia.

Kepala Negara juga mengapresiasi partisipasi masyarakat dalam penanganan COVID-19. "Kami hargai karena semua memberikan dukungan, dunia usaha, masyarakat di bawah, semuanya, bergerak semuanya," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait PENANGANAN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan