Menuju konten utama

Alasan Jepang Menyerah Kepada Sekutu: Sejarah, Kapan & Sebab Akibat

Berikut adalah alasan Jepang menyerah dengan sekutu dalam peperangan tahun 1945.

Alasan Jepang Menyerah Kepada Sekutu: Sejarah, Kapan & Sebab Akibat
Tentara jepang di puncak rumah merayakan penangkapan Tienyuehssu di Manchuria, (Manchukuo) China, pada 19 Maret 1932. FOTO/AP

tirto.id - Tanda-tanda akhir dari Perang Dunia II mulai terlihat sejak memasuki tahun 1945. Angin kemenangan telah menyelimuti pihak sekutu. Benar saja, pada 7 Mei 1945, Jerman mengakui kekalahannya dan menyerah kepada sekutu Barat di Reims. Menginjak 9 Mei 1945, Jerman kembali menyerah kepada Uni Soviet di Berlin.

Meskipun perang telah berakhir di Eropa, peperangan di Pasifik sedang mencapai puncaknya dan itu terjadi pada pertengahan 1945. Dengan kekuatan yang tersisa, Jepang terus berjuang mengalahkan Amerika. Kegigihan yang diperlihatkan Jepang menunjukkan bahwa mereka memiliki karakter yang tak gampang menyerah.

Konferensi Postdam

Para pemimpin sekutu yang telah menang dalam perang mengadakan pertemuan di Jerman. Pertemuan itu dikenal dengan nama Konferensi Postdam. Pemimpin sekutu yang menghadiri pertemuan itu, di antaranya Harry S. Truman (Presiden AS), Winston Churchill (PM Inggris), Joseph Stalin (PM Uni Soviet). Selain itu, hadir juga pemimpin nasionalis Cina Chiang Kai Sek.

Pada 24 Juli 1945, Amerika, Inggris, dan Cina menyampaikan hasil Konferensi Postdam yang intinya meminta kepada Jepang untuk menyerah tanpa syarat. Selain itu, Amerika juga memberikan ultimatum kepada Jepang. Amerika mengancam akan membombardir Jepang dengan kekuatan yang lebih keras, apabila permintaan menyerah tanpa syarat tidak dipenuhi.

Tragedi Bom Hiroshima dan Nagasaki

Dalam menanggapi ultimatum tersebut, terjadi perdebatan dari pihak Jepang, antara Jenderal Aya Anami, Perdana Menteri Suzuki, Menteri Luar Negeri Shigenori Togo, Jenderal Umezu, Admiral Sadajiro Toyoda dan Laksamana Yonai. Mereka terlibat dalam adu argumentasi mengenai seruan sekutu tersebut di dalam pertemuan Dewan Tertinggi Jepang pada 28 Juli 1945.

Dari pertemuan tersebut disepakati bahwa Jepang tidak akan menanggapi seruan sekutu tersebut. Perdana Menteri Suzuki di depan radio militer Jepang menyatakan bahwa Deklarasi Postdam hanyalah bentuk lain dari Deklarasi Kairo, jadi tidak perlu ditanggapi.

Berdasarkan penelitian "Percikan Api Revolusi Di Kampung Tulung Magelang 1945" oleh Syaiful Amin dan Ganda Febri Kurniawan dalam Journal O Indonesian History (Volume 7, 2018), disebutkan bahwa Amerika yang tidak sabar lagi menunggu pernyataan menyerah dari Jepang dan melakukan pengeboman pada tanggal 6 Agustus di Kota Hiroshima dan 9 Agustus di Kota Nagasaki.

Ancaman terhadap Jepang pun belum berakhir. Sumarmo dalam "Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia" (1991) menyebutkan bahwa Rusia telah menyatakan perang kepada Jepang pada 8 Agustus 1945. Tidak main-main, Rusia langsung menyusuri Korea dan kemudian masuk ke Jepang. Rusia pun menyerbu Jepang dan akhirnya berhasil merebut Sakhalin.

Serangkaian peristiwa di atas pada akhirnya menyebabkan Jepang menyerah. Pernyataan menyerahnya Jepang kepada sekutu langsung disampaikan Kaisar Hirohito pada tanggal 14 Agustus 1945 melalui radio nasional. Namun, secara resmi Jepang menyerah kepada sekutu terjadi pada 2 September 1945 melalui penandatangan pernyataan menyerah di Teluk Tokyo tepatnya di atas kapal USS Missouri.

Baca juga artikel terkait JEPANG atau tulisan lainnya dari Alhidayath Parinduri

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Alhidayath Parinduri
Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Alexander Haryanto