Menuju konten utama

Alasan Jatim Belum Berlakukan "Lockdown" Terkait COVID-19

Alasan Pemprov tidak memberlakukan "lockdown" karena sejauh ini belum ada temuan pasien positif virus COVID-19 di Jatim.

Alasan Jatim Belum Berlakukan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan keterangan kepada wartawan usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.

tirto.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memutuskan tidak akan menerapkan status “lockdown” di wilayah setempat. Keputusan itu diambil setelah menggelar rapat bersama Forkompimda di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (14/3/2020).

Khofifah mengatakan hasil rapat tersebut memutuskan bahwa semua tempat wisata, pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Jatim tetap dibuka, akan tetapi pengelola diminta meningkatkan kewaspadaan.

"Menurut keputusan di Grahadi tidak menutup wisata. Pemilik wisata, pasar atau plaza menyiapkan tempat cuci tangan dan masker," ujar Khofifah saat konferensi pers di Institute Of Tropical Disease Universitas Airlangga, seperti dilansir dari Antara.

Pengelola wisata dan pusat perbelanjaan juga diminta mempunyai thermal gun untuk mengukur suhu tubuh manusia.

Apabila menemukan pengunjung yang memiliki suhu di atas 38 derajat celcius disertai batuk, kata dia, pihak pengelola wajib memberikan masker.

"Kalau terdeteksi pengunjung maka pemilik wisata atau plaza siapkan masker. Mereka wajib miliki thermal gun," katanya.

Saat ini, baru beberapa layanan publik saja yang baru memiliki thermal gun, antara lain pelabuhan, stasiun dan terminal. Di bandara alat tersebut belum ada, kecuali body thermal scanner.

"Kami koordinasikan di pemberangkatan bandara (ada thermal gun). Dulu di kedatangan, saat ini keberangkatan juga harus dipastikan terdeteksi," katanya.

Thermal gun diakui oleh pemprov jumlahnya masih minim sehingga pihaknya mengambil langkah memesan kembali alat tersebut.

"Thermal gun harus dipesan kembali. 25 Maret akan datang (alat tambahan). Jumlah memungkinkan untuk fungsi deteksi di terminal, stasiun dan bandara," katanya.

Terkait kegiatan belajar mengajar, Pemprov Jatim juga memutuskan untuk tidak meliburkan sekolah. Namun, kepala sekolah dan guru diminta melakukan kewaspadaan, seperti penyediaan fasilitas cuci tangan lebih diperbanyak.

"Kami tidak meliburkan sekolah. Kita minta waspada. Diharapkan punya saluran air untuk cuci tangan, hand sanitizer dan wastafel. Kami maksimalkan langkah preventif," katanya.

Alasan utama Khofifah tidak menutup wisata, pusat perbelanjaan dan tidak meliburkan sekolah karena sampai hari ini belum ada temuan pasien positif virus COVID-19 di Jatim.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Antara
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti