Menuju konten utama

Alasan Induk Perusahaan Sevel Belum Lunasi Pesangon Karyawan

Karyawan PT Modern Sevel Indonesia (7-Eleven) baru menerima 36 persen dari total pesangon.

Alasan Induk Perusahaan Sevel Belum Lunasi Pesangon Karyawan
Gerai Seven Eleven di Jakarta. Tirto/ Andrey Gromico.

tirto.id - Sekitar 100 orang bekas karyawan 7-Eleven kembali menuntut perusahaan melunasi pesangon mereka. Total pesangon mencapai Rp20 miliar untuk 200-300 karyawan.

Namun hingga kini, belum semua karyawan menerima hak tersebut dengan alasan perusahaan kekurangan finansial. “Selalu dengan alasan perusahaan tidak ada uang,” ujar bekas karyawan PT Modern Internasional Tbk Neneng Sri Mulyati di Jakarta, Kamis (2/8/2018).

Menurut dia, perusahaan tempat dia bekerja baru membayarkan pesangon sebesar 20 persen. Sedangkan untuk karyawan PT Modern Sevel Indonesia (7-Eleven) baru menerima 36 persen dari total pesangon.

Neneng berpendapat alasan PT Modern Internasional sebagai induk perusahaan 7-Eleven kekurangan uang tidak masuk akal. Karena perusahaan induk melalui anak perusahaan PT Modern Data Solusi saat ini masih menjalankan bisnis. “Salah satunya terus mengembangkan bisnis dengan perusahaan Ricoh Jepang,” terang dia.

Para karyawan, tambah dia, akan terus berunjuk rasa hingga hak mereka terpenuhi. Bahkan karyawan dan pihak perusahaan pernah mengadakan diskusi ihwal pencicilan pesangon.

Diskusi terakhir membahas bahwa perusahaan mau mencicil 5 persen per bulan dalam waktu 16 bulan. Namun karyawan merasa keberatan karena waktunya terlalu lama.

Pada 2016, Neneng mengatakan pernah dijanjikan bahwa PT Modern Internasional akan mencicil pesangon sebanyak enam kali hingga lunas.

Tapi hingga kini masih ada karyawan yang sama sekali belum dibayar pesangonnya. “Perjanjian pelunasan selama enam kali bayar, diingkari. Apalagi 16 bulan,” ucap Neneng.

Tahun lalu, bisnis retail 7-Eleven merugi. Maka gerai tersebut tidak bisa menjalankan operasional dengan maksimal. Usai gulung tikar, PT Modern Sevel Indonesia meninggalkan beban finansial kepada induknya, PT Modern International Tbk.

Perusahaan pun mencoba menjual aset dan peralatan operasional Sevel seperti mesin pembuat kopi, microwave, freezer. Namun barang-barang itu belum laku terjual. PT Modern Internasional juga mencairkan uang jaminan kontrak (security deposit) yang tersimpan di 7-Eleven pusat sekitar 5 juta dolar AS. Uang tersebut akan digunakan untuk membayar pesangon karyawan, tapi dana itu belum cair semuanya.

Baca juga artikel terkait SEVEL atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri