Menuju konten utama

Alasan Gus Yahya Staquf Gandeng Politisi di Kepengurusan PBNU

Gus Yahya mengaku upaya mengakomodir politisi untuk membangun jarak yang sama antara Nahdlatul Ulama dengan partai politik ataupun kepentingan politik.

Alasan Gus Yahya Staquf Gandeng Politisi di Kepengurusan PBNU
Ketua Umum PBNU terpilih Yahya Cholil Staquf (tengah) melambaikan tangan usai pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Universitas Lampung, Lampung, Jumat (24/12/2021). Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 pada Muktamar NU ke-34 mengalahkan Said Aqil Siradj. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf mengumumkan susunan kepengurusan PBNU periode 2022-2027. Sejumlah politisi diangkat sebagai pengurus seperti Nusron Wahid (Golkar) sebagai Wakil Ketua Umum, Saifullah Yusuf (Partai Kebangkitan Bangsa) sebagai Sekretaris Jenderal hingga Mardani Maming (PDIP) sebagai Bendahara Umum.

Gus Yahya mengaku upaya mengakomodir politisi sebagai upaya membangun jarak yang sama atau setara antara Nahdlatul Ulama dengan partai politik.

"Sebagaimana berkali-kali kami tegaskan bahwa kami ingin mengambil jarak secara sama, setara dengan berbagai sudut kepentingan politik yang ada di sekitar kami dan itu kami lakukan dengan cara mengakomodasi elemen-elemen kepentingan dari berbagai macam sudut politik," kata Gus Yahya dalam konferensi pers, Rabu (12/1/2022).

Yahya Staquf juga ingin PBNU berjarak dengan kepentingan politik, tapi tetap menghormati.

Di saat yang sama, Gus Yahya juga mengumumkan bahwa kepengurusan kali ini gemuk karena berupaya mengakomodir semua daerah. Selain itu, Gus Yahya juga mengklaim bahwa kepengurusan kali ini mengakomodir perempuan dalam pengurus harian. Sebagai catatan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Allisa Wahid masuk ke pengurusan sebagai Ketua Tanfidziyah.

"Baru kali ini setelah 96 tahun usia Nahdlatul ulama menurut kalender masehi atau 99 tahun menurut kalender Hijriyah, kaum perempuan diakomodasi di dalam susunan pengurus harian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," kata Gus Yahya.

Baca juga artikel terkait PBNU atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto